heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
Date: Fri, 19 Aug 2005 05:01:55 -0700 (PDT)
From: heri latief <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Foto Hamzah dan Agum Dipajang di Undangan Wisuda IMGI
cari duit yang banyak lewat segala macam cara, lalu beli ijasah? untuk apa ijasah itu? sebagai pajangan ke-intelektualan seorang "negarawan?".

secarik kertas bicara soal  "pseudo-science", hubungannya erat dengan sifat kemunafikan bangsa eks jajahan, yang terlalu ambisius tapi tak pernah mau belajar serius masalah sejarahnya yang kacaubalau, sejarah dianggap sepele, lalu tak punya kebanggaan lagi sebagai suatu bangsa yang solid..., kerna luka sejarah makin hari makin parah!

secarik kertas bicara soal tipuan sejarah, bahwa titel doktor itu harganya cuma sekian ribu dollar, dan siapa yang punya dollar banyak bisa membayar sebuah gelar...

ironis? ah, indonesia itu sekarang seperti cerita dongeng seribu-satu-malam. jadi ke-ironisannya sudah berubah menjadi tragedi, ini semua akibat tak mau belajar dari sejarah yang benar, dan pemerintah hanya sibuk kampanye tentang moral yang sudah kedodoran...

salam, heri latief

===00========================

Foto Hamzah dan Agum Dipajang di Undangan Wisuda IMGI

http://jkt1.detiknews.com/indexfr.php?url="">

Arifin Asydhad - detikcom

Jakarta - Hamzah Haz dan Agum Gumelar. Keduanya mantan pejabat dan mantan
calon presiden dan wakil presiden 2004-2009. Kemasyhuran namanya
dimanfaatkan Institut Manajemen Global Indonesia (IMGI) untuk menarik
peminat.

Karena itulah, dalam undangan untuk wisuda IMGI pada Minggu, 31 Juli 2005
lalu, IMGI memasang foto dua tokoh itu dalam lampiran undangan. Keduanya
juga ditulis oleh IMGI sebagai pejabat yang mendapatkan gelar doktor (DR).

Dalam dokumen yang didapatkan detikcom, lampiran itu berkop "Northern
California Global University" dengan alamat California USA no 5 51009299
Duncan STF 303 Fransisco CA, USA 94145. Di samping kiri ada logo IMGI dan di
samping kanan logo NCGU (Northern California Global University).

Di bawah kop surat itu juga tertulis 'Representative Office: Gd Prince
Centre Lt. 5 Ruang 504 Jl. Jend. Sudirman Kav 3-4 Jakarta 10220 Telp
021-5704156 Fax 021-5704157".

Dalam lampiran undangan wisuda itu terdapat empat buah foto. Foto pertama
tertulis 'DR H. Hamzah Haz (kiri), DR Sukiyatmo Nugroho (tengah), dan DR Nur
Alibasha (Direktur GKBI) sedang foto bersama usai menerima Gelar DR-HC'.
Foto tersebut memperlihatkan ketiganya mengenakan toga dan medali.

Foto kedua bertuliskan 'DR Agum Gumelar, MSc (tengah) sedang foto bersama
usai wisuda'. Foto ketiga bertuliskan 'Prof. DR. Luke Comay sedang
mewisuda'. Dalam undangan disebutkan bahwa Luke Comay adalah guru besar
NCGU.

Dan foto keempat bertuliskan 'Prof DR Robert Harris sedang memberikan pidato
ilmiah pada acara penganugerahan gelar DR-HC.' Dalam undangan, disebutkan
Harris sebagai guru besar NCGU.

Di bawah foto-foto tersebut, juga ada keterangan tentang pejabat/tokoh
masyarakat yang telah menerima penghargaan gelar DR-HC (gelar kehormatan).
Mereka yang disebut (sesuai tulisan aslinya) adalah:
1. DR. Hamzah Haz (Wakil Presiden RI)
2. DR. Hari Sabarno, M.B.A (Mentri Dalam Negeri RI)
3. DR. Agum Gumelar, M.Sc. (Mentri Perhubungan RI)
4. DR. Mien Sugandi ( Mantan Mentri UPW)
5. DR. Usman Sapta (Ketua Fraksi Utusan Daerah)
6. DR. Warsito, M.Sc (Mantan Gubernur NTB)
7. DR Sukiyatno Nugroho (Direktur ES Teller 77)
8. DR. KH. Zainuddin MZ
9. DR KH. Qosim Nurseha
10. DR. IB Sudjana
11. Gatot Brajamukti
12. Ricky Herijanto Suharlim

IMGI kini berurusan dengan polisi. Polri menduga pemberian gelar kehormatan
strata I, II, III dan profesor (BBA, BSc, MBA, Med, MSc. MA, MPA, MBL,
DR.HC, PhD, DBA, DEd, Prof) itu sebagai penipuan. Para penerima gelar
tersebut diharuskan membayar uang dalam jumlah tertentu sebelum diwisuda.

Kini, Polri telah menetapkan para pentolan IMGI termasuk Harris Roberts dan
Luke Comay sebagai tersangka. Para tersangka itu kini ditahan.

Informasi yang diperoleh detikcom dari sumber di Mabes Polri, sudah ribuan
orang yang mendapat gelar palsu dari IMGI ini. Di antara pemeroleh gelar
itu, ada pejabat negara. Para pejabat daerah juga ramai-ramai mendapatkan
gelar kesarjanaan itu.

Apakah nama-nama tokoh dan mantan pejabat yang ditulis dalam lampiran
undangan wisuda IMGI benar-benar telah mendapatkan gelar kesarjanaan dari
IMGI, belumlah terang. Para tokoh itu belum bisa dikonfirmasi.

Tapi, bisa jadi, pemajangan foto itu hanya tipuan. Bisa saja IMGI hanya
mencatut nama-nama mantan pejabat itu dan memalsukan foto-foto wisuda itu
sebagai trik untuk mendapatkan konsumen.

Apalagi dalam surat undangan maupun lampiran ini, redaksi bahasa suratnya
sangat memperlihatkan bahwa lembaga ini tidak bonafid. Misalnya, dalam
lampiran itu tertulis Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden RI dan Agum Gumelar
sebagai Menteri Perhubungan RI. Padahal, lampiran ini untuk undangan wisuda
yang akan digelar 31 Juli 2005. Seharusnya, Hamzah ditulis sebagai mantan
Wakil Presiden dan Agum sebagai mantan Menteri Perhubungan.

Tidak berkualitasnya IMGI juga bisa terlihat saat penyebutan kata 'menteri'.
Dalam dokumen ini tertulis 'mentri'. Es Teler 77 juga ditulis dengan 'Es
Teller 77'. Tapi, meski banyak kesalahan dalam hal-hal kecil, mengapa banyak
orang yang percaya?

detikcom telah menghubungi telepon yang tertera dalam kop surat itu, Jumat
(19/8/2005), untuk konfirmasi atas isi dokumen dan lampiran tersebut. Namun,
ternyata NCGU dan IMGU sudah tidak berkantor di gedung itu. "Ini bukan NCGU.
Kantor NCGU sudah pindah," jawab seorang lelaki yang menerima telepon. (asy)

__________________________________________________

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

JAKER(Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat)
***************************************
sekretariat:
JL.Tebet Timur Dalam IID No.10 Jakarta Selatan 12820 Indonesia
telp/fax: +62218292842
email:<[EMAIL PROTECTED]>

People's Cultural Network
"Semua orang adalah seniman,setiap tempat adalah panggung!"




SPONSORED LINKS
Culture Indonesia Juli


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke