Wah bagus juga nich .... Hebat3000 kali.....

--- Mira Wijaya Kusuma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: "sally salido" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Date: Tue, 04 Oct 2005 16:21:21 +0000
> 
>  
> Para pembaca yang terhormat,  
> Siapa saja yang ingin mencari "kebersihan Tragedi
> Nasional 30 September '65" harus berusaha
> menjelujuri seluruh sejarah perkembangan Republik
> Indonesia, dari hari Proklamasi Kemerdekaan R.I. s/d
> terjadinya Tragedi Nasional tersebut dan sampai hari
> ini. Dibawah ini sedikit flashback:
>  
> Tragedi Nasional 30 September '65 adalah satu bagian
> matarantai dari aktivitas kaum Kolonial, terutama
> kaum Kolonial Belanda, dalam usaha untuk
> mempertahankan dan merehabilitasi kembali kekuasaan
> Kolonialisme diatas wilayah Republik Indonesia.
> Semenjak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
> tidak henti-hentinya serangan dan subversi kaum
> Kolonial Belanda, menyerang dan melakukan subversi
> untuk menghancurkan Republik Indonesia. Agresi
> Belanda I dan ke-II.
>  
> Pengkhianatan kekuatan politik yang pro kaum
> Kolonial Belanda didalam RI, seperti "joint venture"
> Pemerintahan Hatta-Sukiman dengan kaum Kolonial
> Belanda yang diwakili oleh van Mook yang melahirkan 
> Red drive proposal, dan kemudian  dikenal dengan apa
> yang dinamakan Peristiwa Madiun, dimana Pemerintahan
> Hatta-Sukiman dan bersama dengan Perwira TNI AD di
> Kementerian Pertahanan menterror/membunuh pada
> Pejuang, Pendiri dan Pembela RI, karena mereka
> adalah aktivis dan anggota Partai Komunis Indonesia.
> Republik Indonesia dengan aksi yang demikian
> dilemahkan, baiknya Presiden RI. Soekarno masih
> berada dalam kekuasaan Negara, sebagai Presiden RI.,
> karena Presiden Soekarno mendapat kepercayaan Rakyat
> Indonesia yang tanpa batas. 
>  
> Selanjutnya, Col.TNI AD Zulkifli Lubis membawa
> Meriam ke Istana Negara, menodong Presiden Soekarno
> untuk meletakkan jabatan sebagai Presiden R.I. Usaha
> coup d'etat Col.Zulkifli Lubis gagal. Justru itu,
> kaum Kolonial Belanda dengan bantuan antek-antek
> mereka dalam kekuasaan RI, selanjutnya
> mengorganisasi DII & TII Kartosuwiryo di Jawa-Barat
> dan DII & TII Daud Bereuh di Aceh yang berfungsi
> menterror/membunuh Pimpinan-Pimpinan Serikat Buruh
> dan Tani di Perkebunan-Perkebunan Teh, Karet,etc.,
> karena kaum Kolonial Belanda masih beranggaban bahwa
> Perkebunan-Perkebunan tsb. adalah hakmilik mereka.
> Anehnya, Kementerian Pertahanan dibawah Jendral
> Nasution dan para Perwira TNI AD takpernah berhasil
> menangkap Kartosuwiryo atau Daud Bereuh.
>  
> Selanjutnya, diorganisasi Gerakan Separatisme hampir
> diseluruh wilayah RI, seperti apa yang dinamakan
> PRRI, PERMESTA, RMS, dan lain-lain seperti itu,
> untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik
> Indonesia dibawah Pimpinan Presiden Soekarno. Fungsi
> utama dari Perwira-Perwira TNI AD pada Gerakan
> Separatisme tsb. yalah menterror/membunuh
> Pimpinan-Pimpinan dan Anggota-Anggota PKI,
> Pimpinan-Pimpinan dan Anggota-Anggota Serikat Buruh,
> Pimpinan-Pimpinan dan Anggota Barisan Tani
> Indonesia, Pimpinan-Pimpinan dan Anggota-Anggota
> Pemuda Rakyat, CGMI, etc. 
>  
> Kita kenal pembunuhan massal terhadap
> Pimpinan-Pimpinan dan Anggota-Anggota Partai dan
> Organisasi-Organisasi tersebut diatas  seperti di
> Situjuh-Payakumbuh Sumatra-Barat atas perintah
> Perwira TNI AD Col. Ahmad Husen, dan yang seperti
> itu, ratusan banyaknya disepanjang wilayah RI.
> Mereka tidak memberontak, mereka tidak melakukan
> Gerakan Separatisme melawan RI., tapi mereka di
> terror, dibunuh tanpa prozes apapun. Hak Azasi
> Manusia? Convention Geneva yang mengatur Hak-Hak
> Asasi? Atau "Bill of Right" dari PBB yang
> menyatakan, bahwa "dignity of the people is
> inviolable?". Jendral A.H.Nasution sebagai Perwira
> TNI didikan kaum Kolonial  Belanda di Breda dan para
> Jendral  TNI AD lainnya, tidak pernah
> mengenal/mendengar mengenai Hak Azasi Manusia.
>  
> Komando Militer didaerah KODAM menentukan hidup atau
> mati seseorang warganegara RI, terutama kalau person
> tsb. angota PKI, maka Hak-Kewarganegaraannya
> dirampas, diperkosa,
> ditahan tanpa prozes apapun, atau ditembak mati dan
> hilang taktentu rimbanya.
>  
> Col.TNI AD Ahmad Husen, Col.TNI AD Simbolon dan yang
> lain-lainnya seperti itu, yang memberontak,
> mengadakan Gerakan Separatisme melawan RI.
> dianugrahi "Bintang Jasa" - kehidupan mewah dibawah
> Kementrian Pertahan di Jakarta.
>  
> Para Gubernur di Provinsi diangkat dan diberhentikan
> oleh Komando Militer -KODAM-setempat. Bupati
> diangkat dan diberhentikan oleh Perwira KODIM, pun
> Camat dan Lurah ditentukan Komando Distrik Militer
> setempat. Status ini dinamakan Jendral A.H.Nasution
> sebagai SOB.Jendral A.H.Nasution harus mempergunakan
> istilah bahasa Breda ( bahasa VOC). Penunjang
> kekuatan politik Presiden Soekarno, terutama PKI
> menjadi lemah, kendatipun demikian Presiden
> Soekarno, sebagai jawaban RI terhadap subversi
> asing, terutama subversi Belanda, men-Dekrit-kan
> penasionalisasian asset asing, terutama Modal
> Monopol Belanda di Indonesia dan dijadikan hakmilik
> RI, guna memperkuat Perekonomian Sektor Negara.
>  
> Dengan mempergunakan SOB (istilah VOC) Jendral
> A.H.Nasution menempatkan para Jendral 
> TNI AD untuk mengambil Management disemua
> Perusahaan-Perusahaan, Perkebunan-Perkebunan dan
> system per-Bank-an, yang telah dijadikan PN-PN
> Negara RI.
> Dimulai Business Militer dalam sejarah RI, dan
> Jendral A.H.Nasution mengeluarkan Doctrin apa yang
> dinamakan "Dwi Fungsi ABRI", untuk melegalisasi
> kekuasaan Militer tersebut. Militer bukan lagi
> Aparat Negara, melainkan Badan Exekutive dalam
> Tatanegara RI, hanya masih "Dualisme" dengan
> Presiden Soekarno, dengan Manipol dan USDEK yang
> ditunjang oleh kekuatan politik NASAKOM, terutama
> oleh Partai Nasional Indonesia dan  Partai Komunis
> Indonesia.
>  
> Untuk merebut seluruh kekuasaan Negara RI, Jendral
> A.H.Nasution dan para Jendral TNI AD
> lainnya harus menghancurkan NASAKOM, terutama
> menghancurkan PKI dan kemudian membunuh Presiden
> Soekarno. Bantuan untuk itu bukan hanya dari
> Amsterdam-Balanda, tetapi dan terutama dari CIA akan
> diperoleh oleh Jendral A.H.Nasution dan para Jendral
> TNI AD lainnya, karena Pentagon yang sedang
> bankrupts/bankrott di Perang Vietnam, membutuhkan
> "orang Asia untuk membunuh orang Asia di Vietnam"
> untuk Petagon-USA (Doctrin Nixon).
>  
> Provokasi dan Provokasi - apakah dikalangan
> Partai-Partai Politik dalam NASAKOM, ataukah
> dikalangan ABRI, pun dikalangan Mahasiswa/Pemuda di
> organisasi oleh CIA bersama dengan para Jendral TNI
> AD dan puncaknya yang mentukan adalah 30
> September'65, ketika konflikt terbuka didalam intern
> TNI AD, diantara Perwira Tinggi TNI AD/para Jendral
> dengan Perwira Menengah TNI AD. Para Perwira
> Menengah seperti nama-nama yang sering disebut,
> seperti  Col.Sabur, Col.Untung, Col.Latief, yang
> menolak permainan CIA dengan Jendral A.H.Nasution
> dan para Jendral TNI AD lainnya, untuk menjatuhkan
> Presiden Soekarno-artinya untuk menghancurkan RI-.
>  
> Para Perwira Menengah tsb. - Col.TNI AD Sabur,
> Col.TNI AD Untung, Col.TNI AD Latief tidak
> ada hubungan organik dengan PKI, karena mereka itu
> bukanlah anggota atau Pimpinan PKI.
> Kesempatan tsb.diatas diambil oleh Jendral
> A.H.Nasution dan para Jendral TNI AD lainnya untuk
> melaksanakan Program Red drive Proposal seperti di
> Madiun, seperti yang dijalankan oleh DII & TII,
> seperti yang dilakukan oleh para Perwira TNI AD yang
> melakukan Gerakan Separatisme PRRI, PERMESTA, etc.
> Dalam tempo tigabulan pertama para Jendral TNI AD
> menjagal manusia Warganegara RI. dari Mentri s/d
> orang awam hampir 750.000 manusia; dan selanjutnya,
> Pemerintahan Jendral TNI AD  Suharto-Golkar dengan
> nama ORDE-BARU hampir 1,7 juta WarganegaraRepublik
> Indonesia yang dijagal/dibunuh oleh TNI AD. Presiden
> Soekarno dibunuh a la Hamlet atau a la Singosari. 
>  
> Dengan demikian Militer (TNI AD)-Jendral Suharto
> menguasai sepenuhnya Exekutive; KOPKAMTIB sebuah
> Aparat yang Non-Konstitusionil, menguasai bukan
> hanya Exekutive untuk memperkuat kekuasaan Militer,
> tetapi juga menguasai Yudikative - menjatuhkan dan
> melaksanakan Hukuman atas Warganegara RI yang
> dituduh PKI atau Soekarnois dan diantaranya Tahanan
> Politik-Legislative -Para Jendral TNI AD meletakkan
> seratus orang para Perwira TNI AD  dalam MPR. 
>  
> Mereka inilah sesungguhnya yang menguasai kekuasaan
> Negara RI  -  Coup d 'etat  para Jendral  TNI AD
> berhasil. Dan GOLKAR diperlukan untuk applauds.
>  
> Amsterdam puas, karena Jendral TNI AD Suharto
> mengembalikan kepada "Pemiliknya"
> Perusahaan-Perusahaan dan Perkebunan-Perkebunan,
> etc. yang dinasionalisasi oleh Pemerintah NASAKOM.
>  
> Modal Asing bisa beroperasi di Indonesia tanpa
> pajak, dan Prof.Sadli bangga dengan Konsep
> Ekonomi-nya. IMF menganugrahi Jendral TNI AD Suharto
> jutaan US-Dollar.Pentagon gembira, karena Jendral
> Suharto-Golkar(Orde-Baru) tidak menentang Perang USA
> di Vietnam.
>  
> 
=== message truncated ===




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/IotolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

JAKER(Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat)
***************************************
sekretariat: 
JL.Tebet Timur Dalam IID No.10 Jakarta Selatan 12820 Indonesia 
telp/fax: +62218292842
email:<[EMAIL PROTECTED]>

People's Cultural Network
"Semua orang adalah seniman,setiap tempat adalah panggung!" 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jaker/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke