*Pembahasan point 4:*

   *                 Transubtansiasi dan Konsubstansiasi adalah Tidak
   Alkitabiah*


 *KRISTEN KANIBAL MEMAKAN DARAH DAN DAGING YESUS*

*Perdebatan Transubstansiasi, Konsubstansiasi, dan Peringatan (Simbolis)*


 Adalah sesuatu yang lebih menyedihkan, lebih patut ditangisi daripada
kenyataan bahwa hal itu (Perjamuan Tuhan) harus dipergunakan sebagai pokok
perselisihan dan perpecahan?" Philip Melanchton mengajukan pertanyaan ini
pada Agustus 1544. ia mempunyai cukup alasan untuk bersedih.

Beberapa tahun sebelumnya, *Martin Luther *dan *Ulrich* *Zwingli
*memperdebatkan
Perjamuan Tuhan di Puri Marburg di Jerman. Diapit oleh beberapa kawan,
Luther dan Zwingli duduk di ujung-ujung yang berlawanan dari sebuah meja
yang panjang dikelilingi oleh para pengamat.

Selama 8 abad pertama dari gereja, persetujuan umum mengarah pada pandangan
yang realistis tentang unsur-unsur Perjamuan Tuhan itu: Kristus secara
rohani hadir di dalam roti dan anggur. Mengambil bagian dalam Perjamuan
Tuhan ialah memakan tubuh dan darah Kristus, tetapi bukan dalam arti
harfiah/literal.

Ketika *Martin Luther *dan *Ulrich* *Zwingli *bertemu di Marburg, suatu
diskusi yang sengit tak dapat dielakkan. Sebelumnya, Zwingli telah menulis
bahwa Kristus tak mungkin hadir secara fisik di dalam Perjamuan Tuhan karena
tubuh-Nya hanya dapat ada dalam *salah satu dari tiga cara*, sebagai tubuh
jasmani, tubuh yang dibangkitkan, atau tubuh mistik. Kristus tak dapat hadir
secara jasmani dalam unsur-unsur itu karena "*daging sama sekali tak berguna
*" (*Yoh 6:63*). Juga tubuh Kristus yang dibangkitkan tak dapat hadir karena
perkataaan-Nya, "*inilah tubuh-Ku*" diucapkan kepada para murid sebelum
kebangkitan-Nya. Dan Kristus tak dapat hadir secara mistik karena tubuh
mistiknya adalah gereja, yang tidak disebut sebagai sudah diserahkan kepada
kematian. Melalui proses eliminasi ini, Zwingli menyimpulkan bahwa
unsur-unsur itu hanya bersifat simbolis.

Sebagai jawaban, Luther telah menuliskan sebuah pamflet yang menjelaskan
pandangannya tentang kehadiran Kristus yang sesungguhnya dalam sakramen. Ia
berpendapat bahwa "tiap-tiap tabiat Kristus saling meresap dan
kemanusiaanNya berpartisipasi dalam sifat-sifat keilahian-Nya" Jika Allah
hadir dimana-mana, Luther kemukakan, maka tubuh dan darah Kristus juga hadir
dimana-mana dan mungkin hadir dalam sakramen. Ia ingin supaya perkataan
Kristus diterima secara harfiah, meskipun ia menolak bahwa terjadi perubahan
dalam unsur-unsur itu.

Selama perdebatan, tidak dikemukakan argumen yang baru, tetapi pertukaran
pikiran itu memang menjelaskan pokok-pokok perdebatan itu.

Luther membentak, "Anggapan-anggapan dasar Anda adalah ini: pada hakikatnya
Anda hendak membuktikan bahwa suatu tubuh tidak dapat berada di dua tempat
sekaligus... Saya tidak mempersoalkan bagaimana Kristus dapat menjadi Allah
dan manusia dan bagaimana kedua tabiat itu dipersatukan. Karena Allah lebih
berkuasa dari semua akal kita, dan kita harus tunduk kepada FirmanNya.
Buktikanlah bahwa tubuh Kristus tidak berada di tempat dimana Ia berada
menurut Kitab Suci ketika Kristus mengatakan, "Inilah Tubuh-Ku"

"Saya takkan mendengarkan bukti-bukti rasional. Bukti2 jasmaniah, alasan2
yang didasarkan pada prinsip2 geometris saya tolak sepenuhnya. Tuhan
melampaui segala matematika, dan perkataan Tuhan harus dihormati dan
dijalankan dengan khidmat. Tuhan sendiri yang memerintahkan, "Ambillah,
makanlah, inilah Tubuh-Ku." Oleh karena itu saya meminta, bukti-bukti
Alkitabiah yang sah yang bertentangan dengan ini."

Pada saat ini, Luther menuliskan kata-kata, "Inilah tubuh-Ku" di meja dengan
kapur menutupinya dengan selembar kain beludru.

Zwingli membalas, "itu prasangka, suatu praduga, yang mencegah Dr. Luther
melepaskan pendiriannya. Ia menolak untuk mengalah sebelum suatu bagian
Alkitab dikutip yang membuktikan bahwa tubuh dalam Perjamuan Tuhan itu
bersifat kiasan."

"Perbandingan bagian-bagian Alkitab selalu perlu. Meskipun tidak ada bagian
Alkitab yang mengatakan, 'inilah lambang tubuh itu' kita masih memiliki
bukti bahwa Kristus menolak gagasan [perjamuan] yang jasmaniah. Dalam
Yohanes 6, Kristus menjauh dari gagasan [perjamuan] yang jasmaniah. Atas
dasar ini jelaslah bahwa Kristus tidak memberikan diri-Nya dalam Perjamuan
Tuhan dalam pengertian jasmaniah."

Maka kata Yesus kepada mereka: "*Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman.*

*Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman.** Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia. *(Yohanes 6:53-56)

*Kanibalisme tidak sesuai dengan ajaran umum Alkitab, maka tak mungkin
Kristus memberi arti yang harfiah/literal pada perkataan ini.* Lagi pula,
dalam PL dengan jelas melarang minum darah (Im 17:10). Konsili gereja yg
pertama di Yerusalem mengesahkan larangan ini (Kis 15:29).

6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang
dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya."

Bagaimanakah kita akan memakan Kristus? Sama seperti ia hidup oleh
hubungan-Nya dengan Bapa, demikian juga kita harus hidup oleh Dia. Kristus
adalah makanan bagi jiwa. Ia adalah roti dan air bagi orang yang miskin
secara rohani. Supaya kita tidak salah mengerti maksud-Nya, satu paragraf
kemudian Kristus berkata, "rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali
tidak berguna" (ayat 63).

Perjamuan Tuhan seharusnya terutama menjadi saat perenungan dan penyembahan.
Kendati *kita dengan teguh harus menolak setiap tradisi yang menyesatkan*.
Kita harus memperingati kematian Yesus kita menurut cara yang telah
ditetapkanNya. Dalam banyak gereja, Perjamuan Tuhan harus dikembalikan ke
tempatnya yang penting. Jangan sekali-kali kita kehilangan rasa terpesona
dan misteri perayaan ini pada masa yang penuh dengan khotbah-khotbah singkat
dan agama populer.

Hak istimewa untuk ikut serta dalam Perjamuan Tuhan jangan sekali-kali
dianggap sebagai sudah semestinya. Kita dapat membayangkan kegembiraan di
Wittenberg pada hari Natal tahun 1521, ketika 2 ribu orang berkumpul di
gereja Istana, dan Carlstadt, seorang rekan Luther, membagi-bagikan roti dan
anggur kepada jemaat. Hak istimewa yang tidak dapat dinikmati orang-orang
percaya selama beratus-ratus tahun telah dipulihkan kembali. Para Reformator
menamakannya keimanan orang percaya.

Jika Melanchton hidup sekarang ini, ia mungkin tidak menangis karena
pertentangan2 yang terjadi di sekitar Perjamuan Tuhan, tetapi ia mungkin
berdukacita karena ketidakacuhan kita terhadap makna dan kepentingannya.
Ini, juga, pantas ditangisi.

Sumber Pustaka: (artikel ini tidak lengkap, selengkapnya baca di)

Teologi Kontemporer, Erwin W. Lutzer, Malang: Gandum Mas, Cetakan ketiga
2005.

(ALL ONE BODY-WHY DON'T WE AGREE?)


 *kesimpulan: PERJAMUAN TUHAN harus dimengerti secara SIMBOLIS (PERINGATAN /
MEMORIZATION)*


 *Buku ini Membahas Perdebatan:*

*Adalah Kristus itu Allah sejati?*

*Benarkah Kristus itu Manusia Sejati?*

*Benarkah Petrus itu Paus yang Pertama?*

*Pembanaran: Oleh Iman, Sakramen, atau kedua-duanya?*

*Mengapa Kita Tak Sependapat Tentang Perjamuan Tuhan?*

*Mengapa Kita Tak Sependapat Tentang Baptisan?*

*Berapa Kitab dalam Alkitab?*

*Predestinasi atau Kehendak bebas: Agustinus vs Pelagius, Calvin vs
Arminius, Whitefield vc Wesley?*

*Dapatkah Seorang yg sudah Selamat Terhilang?*


 *PERJAMUAN TUHAN*


 *Transubstansiasi* = Pandangan bahwa roti dan anggur dalam Perjamuan Tuhan
adalah benar-benar menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Beberapa orang dengan
ceroboh menumpahkan anggur di lantai gereja yang tidak terlampau bersih,
padahal menurut Teori Transubstansiasi, anggur adalah Darah Kristus.


 Jelas Transubstansiasi Tidak Alkitabiah karena ketika Kristus berkata
INILAH TUBUHKU (Matius 26:26 *hoc est corpus meum*), berarti Kristus
menunjuk kepada diriNya sendiri. Kata *ADALAH* benar-benar merupakan suatu
bentuk ucapan *retoris *(dikenal dengan *alloiosis*) yang sebenarnya berarti
"menandakan" atau "mewakili" dan tidak dimengerti secara harfiah. Juga
menandakan cara yg Ia harapkan untuk diperingati oleh gerejaNya. Zwingli
menulis bahwa seolah-olah Kristus mau berkata, "Aku mempercayakan kepada
kamu suatu simbol penyerahan diri dan wasiat saya, untuk membangkitkan di
dalam kamu pengingatan akan Aku dan kebaikanKu kepadamu sehingga ketika kamu
melihat roti dan cawan ini, berbicara di dalam perjamuan malam peringatan
ini, kamu boleh mengingat Aku yang diserahkan untuk kamu, seakan-akan kamu
melihat Aku dihadapanmu seperti kamu melihat Aku sekarang makan bersama
kamu."


 Perjamuan Tuhan adalah suatu peringatan akan penderitaan Kristus dan bukan
suatu pengorbanan. Dalam surat Cornelius Hoen yang sampai juga ke Martin
Luther dan Zwingli, Hoen mengemukakan bahwa kata *est *dalam *hoc est corpus
meum* tidak boleh diterjemahkan secara harfiah sebagai "adalah" atau
"identik dengan", tetapi sebagai *significat, "menandakan."* Contoh, ketika
Kristus berkata, "Akulah Roti Hidup" (Yohanes 6:48). Kristus dengan jelas
tidak mengidentifikasikan diri-Nya dengan sepotong roti atau roti secara
umum. Kata "adalah" disini harus dipahami dalam arti *metaforis *atau* **in
tropice**. *Nabi-Nabi Perjanjian Lama memang telah menubuatkan bahwa Kristus
akan "menjadi daging (incarnatus)"—tetapi ini akan terjadi sekali, dan hanya
sekali."Tidak ada alasan nabi-nabi menubuatkan atau rasul-rasul
mengkhotbahkan bahwa Kristus akan "menjadi roti (impanatus)" setiap hari
melalui perbuatan-perbuatan pendeta manapun yang menawarkan pengurbanan
misa."


 Perhatikan dua hal berikut ini:

Pertama, Ide tentang Perjamuan Tuhan yang seperti sebuah cincin yang
diberikan oleh seorang mempelai laki-laki kepada sang mempelai perempuan
untuk meyakinkan kepadanya akan cintanya. Itu adalah suatu Jaminan—suatu ide
yang menggema di seluruh tulisan Zwingli mengenai pokok itu.


 *Tuhan kita Yesus Kristus, yang berjanji berkali-kali untuk mengampuni dosa
umatNya dan menguatkan jiwa mereka melalui Perjamuan Malam terkahir,
menambahkan suatu jaminan untuk janji itu sekiranya masih terdapat
ketidakpastian dari pihak mereka—sama halnya seperti seorang mempelai
laki-laki, yang ingin meyakinkan sang mempelai perempuan (bila ia
ragu-ragu), memberikan kepadanya sebuah cincin dengan mengatakan,"Ambillah
ini, aku memberikan diri-Ku kepadamu." Dan ia, yang menerima cincin itu,
percaya bahwa mempelai laki-laki itu adalah miliknya dan mempelai perempuan
itu mengalihkan hatinya dari semua orang lain yang mencintainya, untuk
menyenangkan suaminya, melekatkan dirinya kepada sang suami, dan hanya
kepadanya saja. ** *


 Kedua, Tentang Peringatan akan Kristus di dalam ketidakhadiran-Nya. Dengan
memperhatikan bahwa ungkapan Kristus "inilah tubuh-Ku" secara langsung
diikuti dengan kata-kata "Perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku," Hoen
berpendapat bahwa rangkaian kata yang kedua itu dengan jelas menunjuk pada
peringatan akan "seseorang yang tidak hadir (setidak-tidaknya tidak hadir
secara fisik)."


 Zwingli berpendapat bahwa Kitab Suci mempergunakan banyak kata kiasan. Jadi
kata "adalah" mungkin pada satu hal berarti "secara mutlak identik dengan,"
dan pada pokok yang lain berarti "mewakilkan" atau "menandakan."

Contoh, di seluruh Alkitab, kita menemukan kata-kata kiasan, yang dalam
bahasa Yunani disebut Tropos, yaitu sesuatu yang bersifat metafora atau
dipahami dalam pengertia yang lain, misal Yohanes 15 Yesus berkata "Aku
adalah pokok anggur." Ini berarti bahwa Kristus adalah seperti sebatang
pokok anggur ketika dipkirkan dalam hubungan dengan kita, yang terus-menerus
melekat dan bertumbuh di dalam Dia dalam arti yang sama seperti
cabang-cabang yang bertumbuh pada sebatang pokok anggur...Hal yang seupa
dalam Yohanes 1 kita membaca, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang mengangkut
dosa seisi dunia." Bagian pertama dari ayat ini adalah suatu kiasan karena
Kristus bukanlah secara harfiah seekor domba.


 Setelah membuktikan pemaparan teks demi teks dalam Alkitab, Zwingli
menyimpulkan bahwa "Terdapat banyak sekali bagian dalam Kitab Suci dimana
kata *"adalah" mempunyai arti "menandakan."*


 Pertanyaan yang harus diajukan sehubungan dengan ini adalah

Apakah kata-kata Kristus dalam Matius 26,"inilah tubuh-Ku" dapat juga
dipahami secara metaforis atau intropice. Sudah cukup jelas bahwa di dalam
konteks ini kata adalah tidak dapat dipahami secara harfiah. Sebab itu,
berikutnya adalah bahwa kata ini harus dipahami secara metaforis atau
figuratif. Di dalam kata-kata *"inilah tubuh-Ku," kata "ini" berarti roti,
dan kata "tubuh" berarti tubuh yang telah dikurbankan sampai mati bagi kita.
Karena itu, kata"adalah" tidak dapat dipahami secara harfiah sebab roti
bukanlah tubuh.*


 *Dirangkum dari buku** Sejarah Pemikiran Reformasi, Alister E.McGrath, BPK
Gunung Mulia, cetakan ketiga, 2000, halaman 206-243*


 *Konsubstansiasi = Pandangan bahwa Kristus sungguh-sungguh hadir dalam
unsur Roti dan Anggur, tetapi unsur-unsur itu tidak berubah. Kesungguhan
Kehadiran Kristus tanpa perubahan unsur-unsur. *


 *Membicarakan Persatuan sambil meremehkan perbedaan-perbedaan DOKTRIN
adalah mengorbankan KEBENARAN di atas mezbah impian khayal.*


 *Posisi Teologi:*

*Gereja Fundamental Baptist Independent Alkitabiah*

*Dispensational in theology
Pre-Tribulational Rapture Pre-millennial
Textus Receptus and Masoretic Text (traditional-text based)
Baptism by immersion
Six-day literal creation
Literal & Grammatical & Historical in hermeneutics*


 *PROCLAIM THE TRUTH AMONG OUR GENERATION!*


*20** KRITIK TERHADAP GEREJA DAN GEMBALA*



   1.

   Baptis Bayi/Anak adalah Tidak Alkitabiah
   2.

   Pendeta/Penatua/Penilik Jemaat/Gembala Wanita dan Diaken/Majelis Wanita
   adalah Tidak Alkitabiah
   3.

   Sistem Kepausan adalah Tidak Alkitabiah
   4.

   *Transubtansiasi dan Konsubstansiasi adalah Tidak Alkitabiah*
   5.

   Membaptis secara Percik atau dengan Bendera adalah Tidak Alkitabiah
   6.

   Manusia diselamatkan hanya karena IMAN bukan karena Baptisan,
   Iman+Perbuatan, Iman+Baptisan, Iman+ ++ lainnya. Baptisan Tidak
   Menyelamatkan.
   7.

   Arianisme dan Saksi Jehova yang menolak Keilahian Yesus dan Tritunggal
   adalah Tidak Alkitabiah
   8.

   GSPdI (Gereja Serikat Pantekosta di Indonesia) dengan mode Sabelian
   (Allah 1 Pribadi dalam 3 wujud) adalah Tidak Alkitabiah
   9.

   Sistem Gereja Universal/Katolik/Am adalah Tidak Alkitabiah. Sistem Gereja
   Lokal adalah ALKITABIAH
   10.

   Sistem Eskatologi Amilenialisme dan Postmilenialisme adalah Tidak
   Alkitabiah
   11.

   Menafsirkan 6 hari Penciptaan sebagai bukan 6 hari biasa adalah Tidak
   Alkitabiah
   12.

   Calvinisme dengan 5 point TULIP adalah Tidak Alkitabiah
   13.

   Predestinasi John Calvin adalah Tidak Alkitabiah
   14.

   Gerakan Ekumene adalah Tidak Alkitabiah, Kesatuan yg Alkitabiah adalah
   Tidak Mengkompromikan KEBENARAN/DOKTRIN/PENGAJARAN
   15.

   Verbal Plenary Inspiration (VPI) dan Verbal Plenary Preservation (VPP)
   dalam doktrin Alkitab adalah ALKITABIAH
   16.

   Bayi yg mati PASTI MASUK SURGA karena sudah ditebus oleh Darah Yesus
   17.

   Sekali Selamat Tetap Selamat adalah Tidak Alkitabiah. Beriman sampai
   Mati/Akhir PASTI MASUK SURGA. Jaminan Keselamatan Bersifat
   Kondisional/Bersyarat.
   18.

   Kerajaan 1000 tahun, Surga dan Neraka adalah benar-benar Nyata.
   19.

   Hanya ada dua Upacara/Ordinansi yang diperintahkan Tuhan yaitu Baptisan
   dan Perjamuan Tuhan
   20.

   Pewahyuan dan Nubuat dan semua karunia yg berhubungan dengan Pewahyuan
   (Bahasa Roh, Bernubuat, dan Pengetahuan, 1 Kor 13:8-10) sudah Tidak ada
   sejak Wahyu 22:21 selesai ditulis


 *www.dedewijaya.co.cc*

*www.dede-wijaya.co.cc*

*www.dedewijaya83.co.cc*

*http://dedewijaya.blogspot.com*

*http://dedewijaya83.blogspot.com*

*http://dedewijaya.multiply.com*

*http://dedewijaya83.multiply.com*

*http://dedewijaya.wordpress.com*

*http://www.sabdaspace.org/blog/dedewijaya*

*http://www.in-christ.net/blog/dedewijaya*

Kirim email ke