NINE ONE ONE 

"Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak
tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!." (Roma
11:20)

30 Tahun silam ketua YABINA ministry studi di Princeton dan beberapa kali
mengunjungi kota New York (yang berjarak 90 Km) dimana terletak kantor pusat
Presbyterian Church yang memberikan beasiswa studi diatas.

Namun, kunjungan ke kota itu bukan sekedar mengurus beasiswa ke alamat itu,
sebab sebagai seorang arsitek yang juga konsultan pembangunan perkotaan,
jalan-jalan utama di kota cosmopolitan yang dijuluki 'The Big Apple' itu
juga ditelusuri sambil memotret gedung-gedung dan berkunjung ke 'New York
City Planning Comission,' apalagi pengamatan arsitektur maupun masalah
perkotaannya itu diperkaya dengan melihat pertunjukkan spektakuler dengan
quadraphonic sound systemnya di Lincoln Centre yang menggambarkan dengan
takjub tayangan audio-visual pembangunan kota New York dari masa-ke-masa
bagaimana tanah gersang disulap menjadi kerangka hutan beton dan baja dan
dibungkus dengan exterior yang menakjubkan dan menjadi kebanggaan bangsa
Amerika. 

The World Trade Centre 

Tidak dilepaskan kesempatan itu untuk mengunjungi menara kembar 'The World
Trade Centre' yang disamping 'Statue of Liberty' menjadi ikon kota raya itu.
Bila kita mengunjungi New York City, dengan mudah kita mendapatkan brosur
promosi pariwisata kota ini dimana salah satunya sampulnya menonjolkan
menara kembar WTC diwaktu senja, dan ketika memasuki gedung itu kita
mendapat brosur dimana disampul depannya ada tulisan 'The Closest Some of Us
will ever get to heaven' (heaven bisa berarti surga atau langit) dan
dibagian dalamnya 'And in the evening, please don't touch the stars' (karena
merupakan gedung tertinggi didunia dengan 110 tingkat di kala peresmiannya).


Tidak salah kalau kedua ucapan itu mewakili rakyat yang mencerminkan
kebanggaan dan kesombongan identitas bangsa 'Uncle Sam,' maka ketika simbol
itu di tabrak pesawat yang dibajak teroris pada bulan 9 tanggal 11 tahun
2001 (itulah sebabnya dijuluki nine one one) kebanggaan bangsa itu
terkoyak-kotak dan menimbulkan kemarahan luar biasa yang mendorong otoritas
USA menyerang Afganistan gudang Taliban yang ditengarai sebagai otak dibalik
terorisme itu. Seminggu yang lalu, otoritas Amerika Serikat merayakan 10
tahun tragedi 'Nine One One' itu. Apa yang bisa kita dipelajari dari
peristiwa penghancuran kedua menara lambang kebanggaan Amerika Serikat itu?

Peringatan Firman Tuhan 

Seminggu setelah peristiwa naas itu, di Amerika Serikat diadakah ibadat
perkabungan nasional dengan upacara dipusatkan di Katedral Episcopal di
Washington D.C. Salah satu pengkotbahnya adalah Billy Graham penginjil tenar
Amerika itu. Kotbahnya sangat mengharukan bahkan ditayangkan ke seluruh
dunia. Ia menyinggung kedua gedung itu sebagai gambaran wajah kebanggaan dan
kesombongan manusia Amerika yang tidak kekal dan sementara sifatnya yang
dibadingkan dengan gedung hancur yang bagaimanapun kekarnya struktur yang
menunjangnya ia mempunyai kelemahan dan bisa hancur lebur sampai kebawah
oleh tabrakan pesawat yang dibajak teoris itu. Bangsa Amerika selama ini
menganggap diri kaya dan makmur dan ini menyebabkan bangsa Amerika menjadi
sombong, itulah sebabnya kehancuran menara kembar WTC bisa menjadi cermin
yang tepat agar bangsa Amerika bangun kembali dari keterpurukan identitas
diri itu.

Gedung WTIC yang diatas tanah yang kelihatan megah itu ternyata hancur
berantakan tapi masih ada harapan, yaitu fundasinya bisa tetap menunjang
pembangunan gedung lainnya selama ia dibangun dengan kokoh pula, demikian
juga dengan iman orang Amerika, selama tubuh kita hancur oleh segala macam
terpaan, selama iman kita masih kuat, kita selalu masih bisa bangun kembali
karena iman.

Saudara-saudari . . . marilah kita juga belajar dari peristiwa tragis yang
dialami bangsa Amerika itu, janganlah kita membangun identitas diri dari apa
yang tampak dari luar, tetapi bangunlah diatas fundasi bangunan atau akar
pohon iman Kristiani yang kokoh, sehingga bagaimanapun dengan fundasi dan
akar iman yang benar dan kokoh, kita selalu bisa membangun kembali diatasnya
karena itulah yang penting bagi kita seperti pengakuan rasul Paulus:

"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya." (Roma 1:16)

Amin!

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org) 

 

Kirim email ke