“Indonesia masuk tahun perkenanan Tuhan,” begitulah nubuatan ala nabi zaman sekarang yang sering kita dengar. Benarkah di zaman sekarang masih ada nabi seperti di zaman Alkitab? Apa kata Alkitab tentang “nabi” dan tugasnya? Temukan jawabannya dalam: Buku “NABI DAN NABI ZAMAN INI” oleh: Daniel Yuwono Penerbit: Sola Scriptura Harga: Rp 45.000, 00/buku + ongkos kirim Berminat? Segera SMSkan nama, alamat lengkap, dan jumlah buku yang ingin Anda pesan ke no HP: 0878-5187-3719 Profil Penulis: Daniel Yuwonoyang lahir di Semarang, 6 Januari 1981 adalah seorang instruktur dan pemain drum yang berdomisili di Jakarta. Pernah kuliah musik di IMI (Institut Musisi Indonesia) tidak sampai lulus, hanya semester akhir. Ia pernah melayani sebagai pemusik (pemain drum) dan membawakan Firman di beberapa gereja dan persekutuan. Facebook dan e-mail: daniel.juw...@yahoo.com Blog: danielyuw...@wordpress.com Apa kata mereka tentang buku ini? “Buku yang ditulis oleh Daniel ini disajikan dalam kemasan theologis dan yang bersifat argumentatif serta berisikan kebenaran yang hakiki berdasarkan Alkitab. Persoalan kenabian (nabi dan nubuatnya) telah menjadi masalah yang serius dalam sepanjang sejarah gereja, bahkan jauh sebelum gereja hadir dalam dunia ini. Sejarah telah membuktikan bahwa ada nabi palsu dengan berita palsunya dan ada nabi Tuhan yang nubuatnya tergenapi, lalu bagaimana membedakannya? Buku inilah jawabannya! Karena itu, bacalah, simak dan pelajari apa yang penulis sudah sajikan. Kiranya buku yang ditulis oleh seorang awam yang sangat mengasihi kebenaran Tuhan ini, menjadi berkat bagi semua orang dan gereja Tuhan di Indonesia.” Ev. Ramly B. Lumintang, M.Th., D.Th. Dosen Sekolah Tinggi Theologi Bandung (STTB) dan penulis buku: “Bahaya Postmodernisme dan peranan Kredo Reformed” “Saya pertama kali bertemu saudara Daniel ketika ia bertamu ke rumah kami. Kami berdiskusi tentang hal-hal yang menyangkut kehidupan dan pelayanan gereja. Percakapan kami sampai pada fenomena “nabi zaman ini.” Saya memang sudah lama menggumuli hal ini, karena saya sering mendengar dan menerima pertanyaan dari banyak warga gereja yang mempertanyakan praktik-praktik dari mereka yang menyebut dirinya “nabi”. Namun saya belum pernah melihat dan mengalaminya langsung, maka saya hanya berdiskusi dengan saudara Daniel ini dari sudut pandang theologi Alkitabiah saja. Dan saya kagum akan pandangan saudara Daniel yang kritis Alkitabiah, yang diperolehnya dari belajar sendiri dan bukan dari bangku sekolah theologi. Maka ketika saudara Daniel memberi naskah awal dari buku ini untuk saya baca, maka dengan senang hari saya menerimanya, membacanya, dan memberi masukan. Dan kini buku ini terbit, dan saya berpendapat bahwa buku ini baik dan perlu dibaca oleh setiap pelayan dan warga gereja. Saya yakin setiap orang yang membaca buku ini paling tidak akan bisa bersikap kritis dan paling tidak membuka peluang untuk berdiskusi hal ini lebih luas dan mendalam.” Pdt. L. Z. Raprap, S.Th. Pendeta Emeritus di Gereja Protestan Maluku (GPM) “Mungkinkah ada nabi di zaman kita ini?” inilah salah satu pertanyaan yang kerap kali jemaat tanyakan kepada kami para hamba Tuhan. Satu pertanyaan yang saya pikir sangat wajar dan memang perlu dipertanyakan, mengingat fenomena seperti ini memang sering kali kita jumpai akhir-akhir ini. Tentu saja berkaitan dengan adanya pengakuan dari hamba-hamba Tuhan tertentu bahwa diri “nabi” dan bahkan “rasul” di zaman ini. Sebagai gembala jemaat, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Selain bisa dipertanggungjawabkan secara isi, bagi saya buku ini cukup bisa menjawab isu-isu yang ada, tentu saja berkaitan dengan ada tidaknya “nabi” di zaman ini? Mari kita baca buku ini, sehingga kita tidak lagi mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran Pdt. Edy Susanto Pendeta di Gereja Kristen Kalam Kudus, Solo “Menurut saya buku ini sangat menarik, sekalipun mungkin tidak bisa disebut sebagai buku ilmiah, karena ia berisi kombinasi antara pengalaman sendiri dan tafsiran penulis atas ayat-ayat Alkitab. Walaupun penulis tidak berlatar belakang pendidikan theologi formal tapi melalui penelitian-penelitian kepustakaan, buku ini memberikan kritik yang sangat tajam bagi mereka yang mungkin tanpa sadar telah bertindak sebagai “nabi-nabi zaman ini” yang merupakan konsentrasi dari buku ini. Tentu saja penulis sangat terbuka terhadap kritik-kritik dari pembaca buku ini. Saya sangat menyarankan Anda membaca buku ini, baik bagi Anda yang tanpa sadar telah bertindak sebagai nabi maupun Anda yang tidak menyetujui hal ini. Saya mengatakan demikian karena sekalipun mungkin tidak dapat menjadi salah satu buku referensi penulisan ilmiah, tapi pandangan-pandangan yang segar dari penulis menjadi masukan yang penting bagi setiap orang yang sedang mempelajari masalah ini. Kalau Anda membaca buku ini, Anda ingin terus membacanya hingga selesai, karena penulis ingin meninjau masalah ini dari berbagai aspek. Penulis nampaknya tidak ingin melihat masalah ini secara sempit, sebaliknya ia ingin membicarakannya sampai tuntas, tentunya dari perspektif penulis sendiri. Saya hanya dapat mengatakan selamat membaca dan menikmati buku ini. Mudah-mudahan Anda mendapat banyak hal dalam masalah ini.” Pdt. Agustinus Kermite Pendeta Jemaat GKI Kelapa Cengkir-Jakarta "Kerendahan hati yang rohani merupakan suatu kesadaran yang dimiliki seorang Kristen tentang betapa miskin dan menjijikkannya dirinya, yang memimpinnya untuk merendahkan dirinya dan meninggikan Allah semata." (Rev. Jonathan Edwards, A.M., Pengalaman Rohani Sejati, hlm. 100)