hi martin,

commit setiap ada perubahan seharusnya ga jadi masalah.
coba pelajar branching and tagging, sehingga merge dapat dilakukan bukan
saja antar revisi, tapi juga antara tag tertentu.
kalau ada revisi yang penting, lakukan tagging (di svn tagging dan branching
adalah hal yang sama, yaitu 'cheap copy').

di svn semua bermain konvensi saja.

2010/1/5 martinus j wahyudi <joshua_del...@yahoo.co.uk>

>
>
> Kawan semua,
>
> Saat ini, di kantor saya sudah mulai pake SVN sebagai repo. Selama ini kita
> hanya pengembangan 1 jalur saja, cuma pake trunk. Tapi di pengembangan
> sebuah produk http://product.patranusa.com/daval, kita terpaksa mulai
> bikin branch. Branch tsb:
> - 2.0 --> ini yg sudah release
> - 2.5 --> ini yang masih dikembangkan lagi, dan sudah memiliki fitur
> subscribe.
>
> celakanya, manajer saya minta ada perbaikan2 minor di 2.0, sehingga setiap
> ada perubahan di 2.0 saya harus melakukan sinkronisasi ke 2.5. sedangkan
> bila ada perubahan di 2.5 tp masih bersifat minor, jg harus sinkron ke 2.0.
>
> celakanya, ternyata saya baru tahu cara kerja jorok di svn itu efeknya
> sangat bikin pusing. saya harus akui, commit yg kita lakukan itu sering
> sekali, tp bukan berdasarkan per modul / final, tp setiap save, pasti kita
> lakukan commit. jadinya pas mau merge agak report.
>
> Satu lagi, SVN itu kalo mau merge ternyata berdasarkan nomor revisi ya?
> bukan berdasarkan file per file.
>
> Ada tips / trick ngga buat mengatur masalah seperti ini dengan SVN?
>
> Sincerely,
> Martin
>
>
>  
>



-- 
-o--o---( ^  ^ )---o--o-
Speed Optimization: Seek and ye shall find!
In case it isn't in the cache yet, too bad, you've to wait 40x longer.
Daniel Baktiar (http://dbaktiar.wordpress.com)

Kirim email ke