berikut info yang mungkin bermanfaat bagi rekan  milis kebunku yang
beragama islam..
mohon ma'af bagi tdk berkenan,

regards,
-diah-


Forwarded by Diah/Kawan_Lama


Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Pada mulanya saya kaget dan heran setengah mati sewaktu mendengar kabar di
koran bahwa sebagian para jamaah haji Indonesia yang berangkat tahun ini
akan dibekali suatu minuman jus mengkudu yang berkhasiat, akan tetapi pada
waktu dibuka botolnya terdengar suara dan adanya gas yang
keluar.  Sepengetahuan saya itu adalah ciri-ciri suatu produk fermentasi
dan bila suatu buah difermentasi maka hasilnya adalah minuman beralkohol
(alcoholic beverages) yang memabukkan.  Berita informal yang sampai
kemudian melegakan karena pemimpin rombongan haji itu curiga dengan jus
yang ketika dibuka berbunyi dan mengeluarkan gas itu adalah minuman yang
memabukkan, sehingga sang pemimpin tidak menganjurkan untuk membawa jus
tersebut.

Secara kebetulan ada satu mahasiswa S2 bimbingan saya yang ingin meneliti
mengkudu, setelah kami berdiskusi maka disepakati akan meneliti penyebab
bau tidak enak pada mengkudu dan menerapkan teknologi agar baunya cukup
enak akan tetapi khasiat mengkudu tetap terjaga.  Sejak saat itu kami mulai
mengumpulkan informasi mengenai mengkudu ini, baik dari literatur maupun
dari lapang, kami mulai pula mengamati buah mengkudu dan jus mengkudu.
Secara kebetulan pula saya diminta oleh suatu LSM untuk membantu mereka
dalam penyediaan bibit pohon mengkudu.  Masih kebetulan juga, belum lama
ini di Jakarta ada seminar mengenai mengkudu dimana cukup banyak berbagai
kalangan yang hadir, saya sendiri tidak hadir akan tetapi saya mengutus
mahasiswa saya untuk mencari informasi di seminar tersebut.  Setelah
seminar itu mahasiswa saya melapor bahwa ada seorang petani mengkudu dari
Palembang yang ingin berkonsultasi ke saya mengenai pembuatan jus mengkudu,
saya undang si petani ini ke kantor saya sambil membawa sampel jus mengkudu
yang biasa dibuatnya.  Sambil menunjukkan jus mengkudu produknya ke saya si
petani ini menceritakan bagaimana jus itu dibuat.  Cerita itulah yang
membuat saya terkaget-kaget kembali seperti pertama kali saya mendengat jus
mengkudu yang mengeluarkan gas dan bunyi.  Ternyata benar saja dugaan saya,
pembuatannya melibatkan proses yang disebut dengan fermentasi spontan
terhadap buah dimana buah dibiarkan begitu saja sampai mencair dan ini
membutuhkan waktu paling tidak 1 - 3 bulan.  Ada berbagai variasi
pembuatannya akan tetapi intinya adalah fermentasi spontan.  Bisa
dibayangkan apa yang terjadi jika buah dibiarkan begitu saja di ruang
terbuka, atau nira kelapa yang dibiarkan di ruang terbuka?  Fermentasi
alkohol!!  Ya, itulah salah satu cara membuat minuman beralkohol yaitu
memfermentasi secara spontan bahan pangan mengandung karbohidrat tinggi
seperti buah-buahan.  Jus yang menurut petani dibuat dengan cara fermentasi
3 bulan ini saya coba masukkan mulut, dirasa tetapi tidak ditelan lalu
cepat-cepat dibuang dan mulut saya dicuci banyak-banyak.  Apa yang
terjadi?  Di mulut saja efeknya sudah terasa ke syaraf pusat, lalu saya
coba baui, terasa sekali bau hasil fermentasi minuman beralkohol,
alhamdulilah saya cukup hafal karena urusan bau membaui adalah pekerjaan
sehari-hari saya karena memang salah satu expertisenya disitu.  Masya
Allah!, astagfirullah!, kasihan sekali petani ini dia tidak tahu apa yang
diperbuatnya, lalu saya beritahu dia apa yang sesungguhnya yang telah
dibuat itu dan saya sarankan untuk tidak membuat jus dengan cara seperti
itu.  Selain itu saya minta si petani untuk membawa contoh-contoh lainnya
yaitu buah mengkudu dan jus yang baru dua hari difermentasi.  Saya juga
meminta mahasiswa saya untuk membawa jus mengkudu yang tersedia di pasaran
merek Indononi.  Besoknya saya periksa semua bahan-bahan ini, saya
bandingkan pula bau jus yang baru difermentasi dua hari dengan yang tiga
bulan juga bau jus mengkudu merek indononi, dibandingkan pula dengan bau
buah mengkudu itu sendiri.  Hasilnya semakin meyakinkan saya bahwa yang
disebut jus itu sebetulnya adalah minuman beralkohol.  Setelah itu saya
memberikan beberapa saran kepada petani agar tidak membuat jus dengan cara
fermentasi (saya tidak tahu apakah saran saya dilaksanakan), lalu saya
berdiskusi dengan mahasiswa saya agar juga menciptakan teknologi pembuatan
jus mengkudu tanpa fermentasi karena jika melalui fermentasi maka hasilnya
adalah minuman beralkohol yang jelas haramnya.

Beberapa hari kemudian saya minta mahasiswa saya yang nonmuslim untuk
mencium jus mengkudu pemberian dari si petani dan merek indononi, dia
memastikan saya bahwa itu adalah minuman beralkohol.  Beberapa hari
sesudahnya datang pula seorang pengusaha nonmuslim ke tempat saya untuk
suatu urusan lalu sampai kami membicarakan mengkudu lalu kembali saya minta
dia mengetes jus mengkudu yang saya miliki, kesimpulannya sama itu minuman
beralkohol.  Dia juga menjelaskan bahwa istrinya sakit darah tinggi dan
sekarang sedang diobati dengan jus mengkudu yang berasal dari Hawaii yang
harganya mahal (Rp. 1,6 juta per botol), nah menurut dia jus yang dari
Hawaii ini betul-betul jus, bukan minuman beralkohol.  Dia pernah mencoba
minum jus mengkudu Indonesia, dia kaget karena mukanya merah dan terasa ada
alkoholnya yang tinggi, kebetulan dia sendiri sensitif terhadap minuman
beralkohol.  Kesaksian ini memperkuat dugaan saya bahwa jus mengkudu yang
saya miliki itu sebetulnya  adalah minuman yang memabukkan.  Dari situ saya
berniat untuk mengetes kadar alkohol dua jenis jus mengkudu
tersebut.  Belum sempat saya menguji kadar alkoholnya, datang lagi seorang
nonmuslim pengusaha jus mengkudu datang ke tempat saya untuk
berkonsultasi.  Si pengusaha bercerita banyak mengenai cara pembuatan jus
mengkudu selama ini yang semakin meyakinkan saya bahwa jus yang dibuat
dengan cara itu adalah minuman beralkohol.  Si pengusaha ini juga
sebetulnya seorang dokter lulusan Universitas Trisaksi, mulanya dia tidak
mengira bahwa jus mengkudu itu adalah minuman beralkohol, tapi setelah saya
jelaskan dia setuju dengan saya, bahkan sebetulnya dia sendiri sudah
menguji kadar alkohol jus mengkudu yang dijualnya ke suatu lab, dan tahukah
saudaraku berapa hasilnya?  ternyata kadar alkohol jus mengkudu yang dia
periksakan adalah 20% (dua puluh persen!!), astagfirullah, saya terhenyak,
tinggi sekali, orang bisa teler kalau minum satu gelas saja, pantas baru di
mulut saja syaraf pusat saya sudah terasa ditekan, nyeeeng begitu
rasanya.  Dia juga menjelaskan cara pembuatan jus mengkudu yang dibuat oleh
salah seorang pengusaha di Bogor (sayang saya lupa mereknya, pabriknya ada
di jalan Pahlawan Bogor) yang tidak melibatkan fermentasi yang lama, akan
tetapi tetap saja lebih dari 3 hari dan riskan terbentuk minuman
beralkohol.

Dengan informasi yang saya berikan ini saya minta kepada saudara-saudaraku
untuk berhati-hati dengan jus mengkudu karena bisa jadi itu bukan jus tapi
minuman beralkohol yang memabukkan dan tentu saja haram diminum!.  Beberapa
ciri dapat diamati: pada waktu dibuka botolnya keluar bunyi dan gas, baunya
disamping bau khas buah mengkudu juga bau minuman keras yang khas.

Insya Allah dalam waktu dekat saya akan kumpulkan jus mengkudu yang ada di
pasaran dan akan diuji berapa kadar alkoholnya agar diketahui merek mana
saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh umat Islam.  Setelah cukup bukti
bahwa jus-jus ini bersifat memabukkan maka akan saya bawa persoalan ini ke
Komisi Fatwa MUI agar melarang pembuatan jus mengkudu secara
fermentasi.  Pembuatan jus mengkudu tanpa fermentasi dan hasilnya
berkhasiat adalah tantangan bagi para ahli, insya Allah, semoga Allah
membantu kami yang akan berusaha menciptakannya.

Saya minta informasi ini disebarluaskan agar umat Islam berhati-hati dalam
memilih jus mengkudu ini, jangan sampai salah pilih, jika ragu mintalah
teman nonmuslim untuk mencobanya dulu, tanyalah apakah ini minuman
beralkohol atau bukan, jika ragu-ragu maka tinggalkan!!, lebih baik beli
buah mengkudunya, campur air secukupnya lalu diblender, disaring dan
diminum langsung jusnya, sisanya disimpan di kulkas, bisa diminum besoknya
dan lusanya, paling tidak bisa disimpan sampai tiga hari.

Wassalam Wr. Wb.

Anton Apriyantono
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB, Bogor








---
To subscribe, e-mail   : [EMAIL PROTECTED]
Netika BerInternet     : [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke