hmmmmm... nge-les.. :))
 
oke... kita kembali ke artikel lagi... anda ngomongin JIL di sini (jangan ngrasani, puasa2 lho...)... sepertinya anda curiga ini tulisannya JIL, anda tahu dari mana kalau penulisnya ini JIL? pan di foot note nya udah ada catatan kalo doi orang ICMI... ICMI kan bidannya pa habibie... mosok habibie JIL seh... yg bener aja... mbok ya jangan bijitu... jangan asal nuduh lho... beda pendapat ga papa pan?
 
salam,
ananto

 
On 10/13/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Lho, yg bilang anda antipati sama Arab siapa? Saya kan hanya bilang
banyak Muslim yg seperti itu, kok anda jadi merasa, heheehe... Maaf
kalau saya seperti menuduh anda :)

Benarkah hanya suatu "kebetulan" saja jika ananto dan wandy
dilahirkan di indonesia?

Tidak ada yang kebetulan, semua sudah diatur dan direncanakan oleh
Allah swt, dan allah adalah sebaik-baik pembuat rencana. Mengapa
tanah Arab yang dijadikan tempat diturunkannya Al-Quran? Mengapa
alquran berbahasa Arab? Mengapa pula Nabi muhammad berasal dari
Arab? Apakah semua itu Allah jadikan dengan 'kebetulan' saja? Pasti
ada hikmah dibalik semua itu.

Kembali ke artikel di bawah, sebagai peringatan kita bersama seperti
yang disampaikan Pak Fatih, berhati2lah terhadap virus JIL. Jangan
asal comot dan menyebarkan tulisan yang sepintas kelihatan 'kritis'.
Resapi dan fahami isinya berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah yang
didasarkan pada pemahaman shalafus shalih.

Salam :)

WnS


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com , Ananto <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> lho...
> sampeyan sendiri lo yg menggiring ke amrik... saya kan bicara
arab... btw,
> kalo mau dilanjutin... saya bangga jadi islam indonesia, bukan
islam arab
> ataupun islam amerika...
>
> anda menafsirkannya juga terlalu jauh... siapa juga yg anti pati
terhadap
> arab...:)) perkataan bangga jadi islam indonesia, jangan
ditafsirkan menjadi
> antipati terhadap arab... atau antipati terhadap amerika...
sampeyan ada ada
> saja... sembarangan menafsirkan tuh...
>
> .....Benarkah hanya sebuah "kebetulan" saja Al-Quran turun di tanah
> Arab?....
>
> benarkah hanya suatu "kebetulan" saja jika ananto dan wandy
dilahirkan di
> indonesia?
>
> salam,
> ananto
>
>
> On 10/13/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Hmmm... Ada apa dengan budaya Arab?
> >
> > Mengapa banyak muslim seperti antipati dengan Arab?
> >
> > Mengapa jika muncul sesuatu yang berbau arab kemudian orang
> > berkomentar, "Ini Indonesia Bung, bukan Arab!" Tetapi tidak
demikian
> > dengan sesuatu yang berbau Barat (baca: Amerika).
> >
> > Apakah budaya Barat jauh lebih baik dan terhormat dari budaya
Arab?
> >
> > Benarkah hanya sebuah "kebetulan" saja Al-Quran turun di tanah
Arab?
> >
> > Hmmm... Saya kok jadi teringat dengan beberapa tokoh JIL yang
> > beranggapan bahwa Al-Qur'an dan Hadits adalah sebagai bagian dari
> > sumber sejarah Nabi Muhammad Saw. Al-Qur'an dan Hadits mereka
> > sejajarkan dengan iklim Arab, adat istiadat Arab dan lain-lain
yang
> > nilainya hanya sebagai bagian dari Sejarah Nabi Muhammad saw.
> >
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <pratikno.ananto@>
> > wrote:
> > >
> > > hmmmm....
> > > saya bangga jadi islam indonesia, bukan islam arab... :))
> > >
> > > salam,
> > > ananto
> > >
> > > ---------- Forwarded message ----------
> > >
> > > http://www.suaramerdeka.com/
> > > Membebaskan dari Budaya Arab
> > > a.. Oleh Mohammad Nasih
> > > Tugas intelektual muslim adalah terus menggali universalitas
> > ajaran Alquran
> > > yang telah telanjur terkurung dalam nuansa kearaban yang sangat
> > kental.
> > > Tegasnya bisa dikatakan bahwa harus dibedakan antara pesan
> > universal Alquran
> > > ( Islam) dan budaya lokal Arab, sebab antara keduanya tidaklah
> > sama. Mungkin
> > > bisa dikatakan bahwa hanyalah sebuah "kebetulan" sejarah, Islam
> > dengan kitab
> > > Alquran sebagai kitab pegangan, hadir dalam komunitas
masyarakat
> > Arab
> > >
> > > ALQURAN bukanlah kitab atau buku yang difax oleh Tuhan dari
> > langit. Ia tidak
> > > hadir dalam keadaan terisolir, melainkan merupakan bagian dari
> > suatu gerakan
> > > sosial untuk me-nentang penindasan yang dilakukan oleh kelompok
> > masyarakat
> > > yang kuat dan sombong (mustakbirin) atas kelompok masyarakat
lain
> > yang lebih
> > > lemah (mustadl'afin) di Arab kala itu. Lalu Alquran mendorong
> > kepada
> > > kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
> > >
> > > Dalam beberapa ayat disebutkan bahwa Alquran disampaikan secara
> > verbal,
> > > bukan sekadar makna atau ide-ide saja. Cara penerimaan ini
sering
> > > disalahpahami oleh Barat maupun sebagian muslim sendiri,
sehingga
> > melahirkan
> > > konsep eksternalitas wahyu Nabi dari efek pemahaman bahwa
Malaikat
> > Jibril
> > > adalah sebuah agen yang sama sekali eksternal, sehingga cara
> > penyampaian
> > > Alquran dalam alur pemikiran ini adalah semata-mata melalui
> > telinga.
> > >
> > > Menurut Rahman, ortodoksi Islam belum mempunyai kemampuan
> > intelektual untuk
> > > melahirkan konsep bahwa Alquran adalah firman Tuhan dan secara
> > bersamaan
> > > merupakan perkataan Nabi Muhammad (both the Word of God and the
> > word of
> > > Muhammad) (Fazlur Rahman, Islam).
> > >
> > > Dari sini terlihat bahwa telah terjadi partnership antara Tuhan
> > dan manusia
> > > ( nabiNya) dalam menulis sejarah (partnership of God and man in
> > history).
> > > Pandangan ini lahir karena Rahman menggunakan hermeneutika
sebagai
> > basis
> > > intelektual dalam memahami Alquran. Konsepsi ini sesungguhnya
> > sangat kokoh
> > > karena beberapa ayat Alquran sendiri mendukungnya. "Ruh yang
> > terpercaya
> > > telah membawanya turun ke hatimu agar engkau menjadi salah
seorang
> > di antara
> > > orang-orang yang memberi peringatan" (26: 194).
> > >
> > > "Katakanlah: Barangsiapa memusuhi Jibril, maka sesungguhnya
Jibril
> > itu telah
> > > menurunkan Alquran ke dalam hatimu dengan seizin Allah" (2:
97).
> > Kedua ayat
> > > ini menyatakan bahwa Alquran diturunkan ke dalam hati Nabi
> > Muhammad. Dengan
> > > demikian, tidak mungkin Alquran bersifat eksternal dari diri
Nabi
> > Muhammad
> > > sendiri. Dengan kata lain, Fazlur Rahman hendak mengatakan
bahwa
> > Alquran
> > > bukanlah teks yang turun dalam bentuk kata-kata aktual secara
> > verbal,
> > > melainkan merupakan spirit wahyu yang ditangkap oleh Nabi
Muhammad
> > Saw,
> > > sekaligus diekspresikan dalam batas intelek dan kemampuan
> > linguistiknya.
> > >
> > > Nabi Muhammad Saw sebagai penerima wahyu diposisikan
> > sebagai "pengarang"
> > > Alquran. Dengan basis hermeneutika, kandungan Alquran dapat
> > dipilah dari
> > > partikularitas yang menjadi kerangkanya sehingga dapat
ditangkap
> > pesan
> > > universalnya.
> > >
> > > Menggapai Universalitas
> > >
> > > Nilai-nilai ajaran di dalamnya sesungguhnya adalah nilai-nilai
> > ajaran yang
> > > bersifat universal. Tidak hanya terdapat dalam ayat-ayat yang
> > bersifat
> > > perintah, tetapi juga dalam ayat-ayat cerita atau kisah masa
lalu.
> > > Kisah-kisah tersebut tidak dimaksudkan untuk sekadar bercerita,
> > melainkan
> > > memberikan pelajaran moral bahwa di masa lalu Tuhan telah
> > memberikan balasan
> > > buruk kepada orang-orang yang berlaku jahat dan sebaliknya.
> > >
> > > Namun karena ia diturunkan kepada seorang Nabi yang tinggal di
> > Arab, maka
> > > ajaran-ajaran Alquran mau tidak mau harus menyesuaikan dengan
> > kondisi sosial
> > > masyarakat Arab.
> > >
> > > Solusi yang ditawarkan oleh Alquran sebagian adalah solusi yang
> > secara
> > > praktis hanya cocok untuk masyarakat Arab. Dalam konteks inilah
> > > universalitas pesan Alquran terperangkap dalam budaya lokal
Arab.
> > > Keterperangkapan macam inilah, yang menurut Derrida, membuat
tak
> > ada teks
> > > yang dapat ditotalisasikan tanpa melibatkan signifikasi: selalu
> > ada sesuatu
> > > yang terabaikan, sebuah aspek atau dimensi teks yang tereduksi,
> > terlewatkan,
> > > terberangus, atau terdiamkan (Peter Beilharz, Social Theory: A
> > Guide to
> > > Central Thinkers, hal. 78).
> > >
> > > Karena itu tugas intelektual muslim adalah terus menggali
> > universalitas
> > > ajaran Alquran yang telah telanjur terkurung dalam nuansa
kearaban
> > yang
> > > sangat kental. Tegasnya bisa dikatakan bahwa harus dibedakan
> > antara pesan
> > > universal Alquran ( Islam) dan budaya lokal Arab, sebab antara
> > keduanya
> > > tidaklah sama. Mungkin bisa dikatakan bahwa hanyalah
> > sebuah "kebetulan"
> > > sejarah, Islam dengan kitab Alquran sebagai kitab pegangan,
hadir
> > dalam
> > > komunitas masyarakat Arab.
> > >
> > > Banyak hal yang menjadi bukti telah terjadi proses Arabisasi
dalam
> > Alquran.
> > > Tidak hanya konteks yang telah membuatnya telah menjadi
bernuansa
> > Arab.
> > > Bahkan nama-nama nabi yang berasal dari luar Arab dan telah
> > tertera dalam
> > > kitab-kitab suci agama-agama sebelumnya juga mengalami
Arabisasi.
> > >
> > > Nama-nama para nabi dalam Perjanjian Lama mengalami Arabisasi
> > terutama
> > > melalui bahasa Suriah, misalnya Nuh dari Noah, dan Yunani,
> > misalnya Ilyas
> > > dari Elias, Yunus dari Jonah, bukan langsung dari bahasa
Ibrani.
> > (Philip K.
> > > Hitti, History of the Arab, hal. 157).
> > >
> > > Dekonstruksi
> > >
> > > Philip K. Hitti melihat bahwa Alquran menjadi kitab yang sangat
> > penting
> > > karena ia menjadi pilar Islam dan memiliki otoritas tertinggi
dalam
> > > persoalan spiritual dan etika (hal. 159). Namun tentu saja
Alquran
> > tidak
> > > bisa menjadi pilar yang sempurna apabila ia dipandang sebagai
buku
> > yang
> > > taken for granted. Karena itu diperlukan dekonstruksi terhadap
> > teks-teks
> > > Alquran. Dekonstruksi, menurut Derrida, dapat mendorong kepada
> > keterbukaan
> > > interpretasi dan responsif kepada yang lain (Peter Beilharz,
> > Social Theory:
> > > A Guide to Central Thinkers, hal. 78). Interpretasi baru inilah
> > yang akan
> > > membuat ktiab suci itu terus dapat memberikan konstribusi bagi
> > pemecahan
> > > problem kemanusiaan kontemporer.
> > >
> > > Dalam melakukan dekonstruksi untuk menemukan spirit baru al-
QurĂ­an
> > di era
> > > kemodernan sekarang ini, Arkoun menganggap penting untuk
memahami
> > secara
> > > sosiologis-histories dengan cara melibatkan aspek ruang dan
waktu
> > untuk
> > > dapat memahami Alquran agar mendapatkan pemahaman yang tepat.
> > >
> > > Yang dimaksud ruang dan waktu di sini adalah muatan lokal
> > partikular, yakni
> > > lokalitas Arab berikut budayanya pada masa Alquran hadir.
Karena
> > itu untuk
> > > memahaminya dalam konteks ruang dan waktu yang telah berubah,
umat
> > muslim
> > > perlu keberanian untuk mendekonstruksi struktur pemahaman yang
> > telah mapan
> > > yang terbangun oleh kultur masyarakat sebelumnya dalam bentuk
> > > doktrin-doktrin yang telah kokoh sedemikian rupa. Jika analisis
> > > historis-sosiologis terhadap Alquran tidak dilakukan, maka
Alquran
> > akan
> > > kehilangan atau terputus dari konteks dan relevansi
historisnya,
> > sehingga
> > > Islam akan tampil sebagai paket yang telah final dan tidak
> > fleksibel dengan
> > > perubahan zaman. (Mohammed Arkoun, Rethinking Islam: Common
> > Questions,
> > > Uncommon Answer, Oxford: Westview Press, 1994).
> > >
> > > Dekonstruksi dapat dicapai dengan menggunakan metode
hermeneutika.
> > Sayang,
> > > metode ini dicurigai oleh sebagian besar kalangan intelektual
> > muslim sebagai
> > > metode yang sangat berpotensi mendistorsi ajaran Alquran hanya
> > karena metode
> > > ini dipopulerkan oleh pemikir-pemikir sosial kritis dari Barat.
> > >
> > > Seharusnya kecurigaan berlebihan ini dieliminir karena
sebenarnya
> > tradisi
> > > intelektual Islam pun sudah memiliki perangkat yang secara
> > substansi adalah
> > > sama, hanya saja disebut dengan nama yang berbeda. Dalam
tradisi
> > intelektual
> > > Islam klasik sudah dikenal asbab al-nuzul untuk mengetahui
latar
> > belakang
> > > sebuah ayat hadir, dan asbab al-wurud untuk mengetahu latar
> > belakang sebuah
> > > hadis diucapkan atau dilakukan oleh Nabi Muhammad.
> > >
> > > Umat Islam perlu mengembangkan sikap terbuka kepada perangkat-
> > perangkat baru
> > > untuk membuat teks-teks sumber keagamaan Islam menjadi lebih
> > kontributif
> > > dalam zaman yang sudah mengalami banyak perubahan dan semakin
rumit
> > > ini.(11).
> > >
> > > --- Mohammad Nasih MSi, presidium Masika Nasional ICMI (Ikatan
> > Cendekiawan
> > > Muslim Se-Indonesia), mhs Program Doktor Ilmu Politik UI
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala
kepada
> > seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah
satu
> > pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
> > membutuhkan.
> > Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah
Subhanahu
> > wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap,
beritahulah orang
> > yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk,
amalkanlah ilmu itu
> > sebatas yang engkau mampu.
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
>





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
   Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
   (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
   mailto:[EMAIL PROTECTED]
   mailto: [EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
   http://docs.yahoo.com/info/terms/



__._,_.___

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





SPONSORED LINKS
Single family home Family home finance Family home mortgage
Family home business Dan

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke