buat mas gotlohoco..
  karena anda tanya saya jawab...
   
  nama ane : Paulus hamed sabeni
  alhamdulillah, ane ber-diin islam

  cuma name ane aja yang rada ke nasrani..
  name nabi Muhammad aja bukan Muhammad. jadi jgn terjebak ama name..
  jadi kita bise  bagi2 pengalaman,ilmu dan informasi
   
  alhamdulillah..
   
  paulus hamed sabeni
gotholoco <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang
lebar dan ilmiah itu.

Ada suatu info dari sumber yang "dapat dipercaya" namun tidak dapat
saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia
"beragama" Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata
memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa
yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh
Oknum-okun operator "tangan-tangan jahil". Demikian pula selanjutnya
ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling "realistis"
dan "rasional". Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan
sekarang tinggal di Bandung Timur.

Ada pula sumber pengakuan "jujur" seorang nasrani (entah katolik atau
protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar
agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari
agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah
satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK. 
Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur
"amburadul". Secara "gentleman" juga ia mengatakan ia (tentunya dan
kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan "segala cara".
Namun "tak bisa".

Dari kisah di atas, ada hal yang "sama" yang ingin dituju oleh
pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian "figur" Tuhan, 
persoalan klasik sejak manusia mempunyai "kesadaran". Alih-alih agama
Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula
kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju "nirvana"
menghindari "dukha" atau "shamsara". 

KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya
sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri. Kelebihan ini
ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan
Hadits-hadits, saking banyaknya malah "lupa", jadi kebanyakan dan
akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang
menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian.
Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh
dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana sekalipun.
Sedangkan kalau dari "omongan" atau "tulisan" bila tidak mencantumkan
hadits dengan mudahnya mengatakan "ingkrus sunnah" "bin" tidak ilmiah.
Dan saya sendiri dari kalangan Islam "keturunan" jujur mengaku, kurang
atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen,
Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..).

Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari
temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka
ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran-heran,
kok sepertinya nggak "menyentuh" ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya
nya yang "budeg", atau bahasa latinnya "sumun umyun bukmun la
tarjiun". Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih
diperbudak duit?.

Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan "kristenisasi" negara
kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah
umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak
berhasil? 
Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika
sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat! Menurut saya ini
terjadi karena ada "resistensi" yang kuat dari penduduk (terutama jawa
dan sumatera) dalam hal segi religiositas. Hindu sudah pernah masuk,
Budha demikian juga, pun Kristen serta Komunis. Artinya secara
sederhananya, IMHO bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia yang
"pas" adalah Islam (GR neh). Atau kalau definisi "dijajah" dalam arti
seluas-luasnya, meskipun sampai saat sekarang pun negara Indonesia
masih dijajah negara asing, tapi kalau soal Aqidah wah nggak mau
menyerah atau dijajah deh. Tinggal kita-kitanya sekarang yang telah
diberi Rahmat dan Anugrah dari Allah SWT untuk lebih mendalami Islam
sebagai agama secara sungguh-sungguh. Bukankah dalam ayat Alquran Al
Ankabuut 69 (Laba-laba, atau jaringan atau network) disebutkan bahwa,
"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh pada jalan Kami, sesungguhnya
akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah bersama-sama orang-orang yang berbuat kebaikan". Ayo kita buat
"Network" dalam berbuat kebaikan, bukan ribut aku ini ASWAJA itu AHLUL
BAIT, ini AHLUL SUNAH WAL JAMAAH, aku WAHABI etc. Eloe Ingkarus Sunah
...pusing saya he..he..he.

Maaf kepanjangan.
Salam

-- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sekedar menambahkan lagi, bagaimana pengaruh penjajahan belanda selama
> 250 tahun dan bisa kita bayangkan berapa generasi terputus akan
> pemahaman Islam secara utuh. Dan Adakah dampk sejarah tersebut
> berpengaruh pada pendidikan kita di zaman sekarang ? Contoh konkrit
> hukum saja ternyata negara Indonesia masuh merujuk dari warisan Belanda.
> Wallahu a'lam
> 
> Islam pada Masa Kolonialisme Belanda
> Pada masa kolonialisme Belanda pengembangan Islam mulai agak
> tersendat,meskipun awalnya Belanda datang sebagai pedagang karena banyak
> para pedagang Belanda yang menyiarkan agama Masehi melalui kaum
> misionaris yang datang bersama mereka. Hal ini telah melahirkan semangat
> kolaborasi dari perusahaan-perusahaan dagang disana untuk mendapatkan
> keuntungan yang lebih besar di Nusantara. Keuntungan yang berlipat ganda
> ini membuat para pedagang Belanda memegang kekuasaan ekonomi di
> Nusantara. Dan untuk melancarkan upaya ini, pemerintah Belanda mulai
> memegang kekuasaan politik agar kolonialisme Nusantara bisa dilanjutkan.
> 
> Belanda mendirikan Zending (pusat misi Kristen) di Tapanuli pada tahun
> 1897 M. Namun dalam misi Kristen tersebut tidak mendapatkan simpati
> penduduk pribumi. Para dai dari kalangan Islam yang mendakwahkan agama
> Islam disana mendapatkan simpati dari penduduk pribumi. Seperti yang ada
> di daerah Sipirok dalam jangka 25 tahun hampir seluruh penduduknya
> menjadi pemeluk Islam. Kedatangan bangsa Barat disatu pihak memang telah
> membawa kemajuan teknologi, tetapi bukan dinikmati oleh masyarakat
> pribumi melainkan untuk meningkatkan hasil penjajahan. Begitu juga
> dengan pendidikan.
> Kebijakan Politik terhadap Pendidikan Islam
> Kebijaksaan Belanda dalam mengatur jalannya pendidikan untuk kepentingan
> mereka sendiri terutama untuk kepentingan agama Kristen. Misalnya ketika
> Van Den Boss menjadi Gubernut Jenderal di Jakarta tahun 1831 M
> mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan
> diperlukan sekolah pemerintah dan departemen yang mengurus pendidikan
> dan keagamaan dijadikan satu. Sementara di setiap daerah Keresidenan
> didirikan satu sekolah agama Kristen.
> 
> Berbagai peraturan dan kebijakan :
> 
> 1. Bahwa orang yang memberikan pengajian agama Islam harus terlebih
> dahulu meminta izin kepada pemerintah Belanda.
> 2. Tidak semua orang dan kyai boleh memberikan pengajian agama Islam
> kecuali telah mendapat semacam rekomendasi pemerintah Belanda
> 3. Memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada
> izinnya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh
> pemerintah Belanda (Hasbullah,2000 : 32)
> Wassalam
> 
> anut
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" <banganut@> wrote:
> >
> > Salah satu penyebab yang pokok memang benar begitu sekedar menambahi
> > juga, karena kurangnya pemahaman terhadap nilai sehingga sering kali
> > termakan isu. Sebagaimana dalam Qur'an kalau kita mendapat kabar
> berita
> > hendaklah selidiki terlebih dahulu. Terkadang karena isu kita lebih
> > cepat ikut memvonis, atau menghidari, atau mengecam dan lain-lain.
> >
> > dan sekedar mendukung pandangan Kang gotholoco berkenaan sejarah
> > http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/16478
> >
> > Dan perbedaan yang tidak prinsip yang sering dibesar-besarkan sehingga
> > peluang antar ummat untuk saling bermusuhan selalu terbuka dan menjadi
> > kesenangan bagi orang yang punya kepentingan untuk memperbesar
> > permusuhan antar ummat. Lalu inti perjuangan ummat Islam pun jadi
> > melenceng mereka sibuk ngurusin peroalan iktilaf dan ribut sana-ribut
> > sini. Sedangkan kapan al-Qur'an itu tegak 100% minded itu tidak pernah
> > menjadi rencana strategis perjuangan ummat.
> >
> > Belum lagi kita menghadapi kelompok munafiq yang begitu cerdasnya
> mereka
> > bisa mempolitisir ayat untuk kepentingan rezim dan begitu cantiknya
> > mereka menutup ayat yang sekiranya bakal menjegal rezim yang ada. Lalu
> > generasi selanjutnya menganggap biasa saja. Sehingga persoalan siapa
> > yang dimaksud orang Munafiq itu sendiri sudah tidak jelas.
> >
> > Masih banyak lagi "skenario" yang intinya melumpuhkan kebangkitan
> Islam
> > dengan cara sesama ummat Islam saling membuat skenario saling jatuh
> > menjatuhkan satu sama yang lain. Dan anehnya hal ini sangat jarang ada
> > yang menyadari hal ini. Begitu terlenanya bersibuk diri dengan
> > perbedaan. Dan begitu teganya kita seperti lupa untuk apa para Rasul
> dan
> > Nabi itu di utus kalau bukan menjadikan Islam ini paripurna di muka
> bumi
> > bukan hanya sebatas satu sisi saja.
> >
> > Wassalam
> >
> > anut
> >
> >
> >
> >
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "gotholoco" gotholoco@
> > wrote:
> > >
> > > Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus .
> > >
> > > Menurut BangAnut apakah sering "diadu domba" itu apa penyebabnya
> yah?
> > > Kalau menurut saya karena kuatnya "pengaruh" dari kelompok
> kepentingan
> > > yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam suatu
> > > kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada
> > > kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana?
> > >
> > > Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo nanya
> dulu
> > > apakah anda moeslim?).
> > > Jika benar demikian, sepertinya saya dan banyak moeslim lainnya
> > > seharusnya banyak belajar dari para mualaf, karena mereka
> mendapatkan
> > > hidayah atau kebenaran yang timbul dari diri sendiri, bukan warisan
> > > ketururunan orang tuanya, atau hanya dasar dalil dan dalil saja yang
> > > ada dalam 1001 macam kitab.
> > >
> > > Soal nama, jika seorang nasrani masuk Islam, IMHO nggak perlu ganti
> > > nama yang ke arab-araban.
> > >
> > > Bagaimana menurut teman-teman lainnya.
> > >
> > > Salam
> > >
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" banganut@ wrote:
> > > >
> > > > Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ?
> > > > Yang akhirnya diwarisi dari generasi ke generasi
> > > >
> > > > wassalam
> > > >
> > > > anut
> > > >
> > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar
> > > > <paulus_hanedsabeni@> wrote:
> > > > >
> > > > > tanggapan aye :
> > > > >
> > > > > mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku
> > karangan si
> > > > ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman
> > orang
> > > > ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan
> > kelemahan
> > > > itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini
> islam
> > > > lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani
> > nerangin
> > > > mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi
> > tetep
> > > > sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya
> umat
> > > > islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss...????
> > > > >
> > > > > kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah..
> > > > >
> > > > > Paulus hamed sabeni
> > > > >
> > > > > gotholoco gotholoco@ wrote:
> > > > > Assalamualaikum wr.wb.
> > > > >
> > > > > Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah
> > sistem
> > > > > pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan
> > dengan
> > > > > sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan
> > > > > katolik) atau pun umat agama lainnya.
> > > > >
> > > > > Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu
> > memanfaatkan
> > > > > "kelemahan" yang ada itu untuk "memelintirkan" umat Islam dari
> > jalan
> > > > > lurus?
> > > > > Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad
> > wafat,
> > > > > mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh
> > "ahlul
> > > > > kitab" untuk memutarbalikan kitab.
> > > > >
> > > > > Bagaimana tanggapan anda-anda?
> > > > >
> > > > > Sekian
> > > > > Salam
> > >
> >
>



         

 __________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

Kirim email ke