786,

Assalamu'alaykum wr.wb.

 

Fenomena seperti ini sungguh memprihatinkan.  Seakan-akan menggunakan
bermacam cara untuk berdakwah (?) - memfitnah saudaranya sendiri sesama
muslim.

Setelah dulu ada Fatwa 'bohong' dari beberapa ulama NU Jombang (atau
Jatim, ya?), kini muncul kembali dalam bentuk buku.

Alhamdulillah, semuanya semakin jelas sekarang ...

 

Bagi rekan2 yang biasa mengamalkan amalan2 sebagaimana warga NU -
sholawat, dzikir, tahlil, bermadzhab, dll., jangan merasa ragu.  Insya
Allah semua berdasarkan dalil yang kuat ...

Saya bukan warga NU (soalnya nggak punya KTA), namun untuk beberapa
amalan yang lebih mendekatkan kepada Gusti Allah - terutama nawafil atau
amalan sunnah, kebetulan banyak kesamaan dengan saudara2 di NU.

 

Wahabi?  Awas, hati-hati ...  mereka banyak berada di sekitar kita.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dari
tanduk syetan tersebut.

Amin.

 

Mohon maaf bila kurang berkenan.

 

Salam sayang,

Hidayat

 

________________________________

From: Arul Cool
Sent: Wednesday, January 23, 2008 10:07 AM
Subject: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat &
Dzikir

 

Terbit, Buku Bantahan Sholawat dan Dzikir Syirik
Selasa, 22 Januari 2008 16:24
Surabaya, NU Online


Warga Nahdliyyin tidak perlu resah dengan beredarnya buku "Mantan
Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik" karangan H Mahrus Ali.
Pasalnya Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) NU Jember bekerjasama dengan
penerbit 
Khalista Surabaya menerbitkan buku jawaban dari tuduhan itu.

Buku yang layak menjadi benteng bagi warga NU itu diberi judul 
"Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat &
Dzikir Syirik." Buku setebal 254 ditambah beberapa lampiran itu terbit
pada 
pertengahan bulan Januari ini.

Direktur Khalista, A Ma'ruf Asrori mengatakan, buku yang baru 
diterbitkan itu merupakan jawaban atas permintaan sekian banyak warga
NU yang merasa keberatan dengan beredarnya buku karya H Mahrus Ali 
tersebut. Apalagi buku itu mendapatkan kata pengantar dari KH Muammal 
Hamidy yang tokoh organisasi Persis dan konon menjadi bagian dari buku 
wajib mata kuliah agama di Unmuh Malang.

"Alhamdulillah, baru sekarang kami bisa memenuhi keinginan itu,"
kata Ma'ruf , yang juga pengurus LTN NU Jawa Timur, kepada NU Online di 
Surabaya, Selasa (22/1).

Ma'ruf menjelaskan, dalam buku karya H Mahrus itu, banyak amalan yang
sudah biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyin dimentahkan oleh penulis yang
beraliran Wahabi itu. Misalnya tentang Sholawat Badar, Nariyah, Fatih, 
Munjiyat, Tibbul Qulub, hizb, burdah, tawassul, bermadzhab, ilmu 
kekebalan, dan lain sebagainya yang dikatakan syirik oleh Mahrus.

Pementahan Mahrus tampak meyakinkan, karena ia banyak menggunakan dasar
Al-Quran, Al-Hadits dan kitab-kitab kuning, baik yang beraliran 
Syafi'iyah maupun yang Wahabiyah. Ia memahami kitab-kitab
Syafi'iyah karena pernah belajar di sebuah pesantren salaf di daerah
Tuban. 
Sementara ia juga paham pada kitab-kitab Wahabiyah, karena memang murid
dari Syeikh Bin Baz, tokoh kunci kaum Wahabi di Makkah.

Namun buku bantahan dari LBM NU Jember tidak kalah hebat. Selain 
menggunakan semua dasar yang dipakai H Mahrus, juga dilengkapi 
kitab-kitab lain, termasuk kitab-kitab sejarah sebagai pendukung.

"Ini sangat menarik, karena bantahan dalam buku ini tidak hanya 
menggunakan dalil Syafi'iyah, tapi banyak juga menggunakan dalil 
Wahabiyah dan Ibnu Taimiyah yang menjadi panutan H Mahrus. Ibaratnya 
menyerang balik lawan dengan menggunakan senjata milik lawan, sangat 
menarik," tutur Ma'ruf.

Putra KH Asrori Ahmad Magelang itu menjelaskan lebih lanjut, lewat 
paparan yang begitu teliti dan detail, tim LBM NU Jember bisa
meyakinkan bahwa semua amaliah yang selama ini dilakukan oleh kaum
Nahdliyin
adalah memiliki dasar yang sangat kuat. Tidak seperti yang dituduhkan
selama 
ini oleh mereka yang tidak senang kepada orang NU.

Poin yang juga menarik, dalam buku itu diungkapkan siapa sebenarnya H 
Mahrus itu. Benarkah dia orang NU, lalu berhak memakai judul buku 
"Mantan Kiai NU" sehingga mengesankan ia memang bekas kiai NU yang
telah bertobat?

Sebagai bukti keotentikan siapa sebenarnya penulis yang berjenggot 
panjang itu, dalam buku terbitan baru itu disertakan pula kesaksian
dari dua pengurus NU. Pertama, Ranting NU Sidomukti, Kebomas, Gresik,
yang 
menjadi tempat lahir penulis, dan kedua dari MWC NU Waru, Sidoarjo,
yang menjadi tempat tinggalnya hingga kini. Lewat kesaksian kedua
institusi 
NU itu akhirnya pembaca bisa menebak, siapa sebenarnya penulis buku
itu.

Tidak selesai sampai di situ, dalam kata pengantarnya, tim LBM NU juga 
"menantang" kepada H Mahrus dan Muammal Hamidy untuk bersedia
berdialog secara terbuka, terhormat dan bermartabat, dengan tujuan untuk
mencari 
kebenaran. Tidak hanya dengan main serang lewat buku-buku yang 
menebarkan kebencian kepada masyarakat.

"Sungguh, buku baru ini sangat menarik untuk dibaca dan didalami agar
kita tidak mudah terkecoh oleh dalil yang mereka bawakan," tegas
Ma'ruf. 
(sbh)



This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
that you have received this message in error and that any dissemination, 
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the 
disclosure of the information therein. If you have received this message in 
error please notify the sender immediately and delete the message.

Kirim email ke