Ke dukun, kedokter tidak beda dengan Anda menggunakan sepatu bood kemudian ada 
ular kobra mematuk kaki Anda bagai mana respon anda?
 
Tinggal pilih
 
1. Alhamdulillah
2. Untung aku pakai sepatu bood, kalau tidak wah bagai mana nasibku......
 
Silahkan
 

-----Original Message-----
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of kadis 
kadis
Sent: Tuesday, February 05, 2008 8:30 AM
To: Cut Mhutia Alkaff
Cc: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Bls: [keluarga-islam] “Orang Pintar”





he.he.he. tempat saya ada dukun pijet... dukun bayi... dukun sepatu.. dukun 
bola... dukun computer.. dukun..televisi.terakhir namanya mbah dukun. boleh 
nggak minta tolng ma mereka... 
makasih infonya..
salam.. 
kadis_btg


----- Pesan Asli ----
Dari: Ummu Hanif <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com; syiar-islam <[EMAIL PROTECTED]>; [EMAIL 
PROTECTED]
Terkirim: Senin, 4 Febuari, 2008 4:37:07
Topik: [keluarga-islam] “Orang Pintar”






"Orang Pintar"

Oleh: Buletin Jum'at Al-Atsariyyah

Manusia zaman modern memang aneh, teknologi semakin maju, namun kepercayaan 
terkadang terbelakang. Mereka masih mempercayai para dukun untuk menentukan 
nasibnya. Tak terbatas pada orang awam dan primitif saja, namun juga artis 
pengusaha, pejabat, bahkan orang akademik yang setiap hari melahap ilmu 
pengetahuan pun ikut-ikutan. Padahal si dukun sendiri kehidupannya biasa-biasa 
saja. Anehnya si dukun sering disebut "Orang Pintar". Dia memang orang pintar, 
tapi pintar membohongi orang. Inilah yang diistilahkan dengan "Pintar-pintar 
Bodoh"

Dalam keseharian, banyak para gadis yang ingin mendapatkan jodoh datang meminta 
petuah dukun yang kebetulan "buka praktek". Banyak pula yang justru ditipu oleh 
dukun, ada yang direnggut kegadisannya; harta bendanya diperas, bahkan ada yang 
dibunuh dengan dalih menyempurnakan ilmu sang dukun. Orang sakit parah, orang 
yang ingin cepat naik pangkat, cepat kaya, ingin mencelakakan orang atau ingin 
selamat dari gangguan orang lain, eh juga datang ke orang pintar ini. 
Seolah-olah orang yang disebut "orang pintar" alias dukun itu adalah orang yang 
serba bisa dan serba mampu mengatasi segala persoalan.

Seorang muslim dilarang keras untuk mendatangi para normal alias dukun 
sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam-,

"Barang siapa yang mendatangi peramal, kemudian menanyakan kepadanya tentang 
sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama emapat puluh hari." [HR. 
Muslim (2230)

Al-Imam Abu Zakariya An-Nawawiy -rahimahullah- berkata, "Adapun arrof 
(peramal), sungguh telah lewat penjelasannya, dan bahwa ia adalah termasuk 
golongan para dukun". [Lihat Al- Minhaj Syarh Shohih Muslim (14/227)]

Bahkan Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- bersabda,

"Barang siapa yang mendatangi dukun atau arraf (peramal) lalu membenarkan apa 
yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada 
Muhammad." [HR. Ahmad dalam Musnad-nya (2/429/no.9532) , Al-Hakim dalam 
Al-Mustadrok (1/8/no.15), Al Baihaqi (7/198/no.16274) , dan di-shahih-kan oleh 
Syaikh Al Albaniy dalam Shohih At-Targhib (3047)

Maksudnya, ia telah mengingkari ayat yang diturunkan kepada Muhammad 
-Shollallahu 'alaihi wasallam- berikut ini,

"Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui 
perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka 
akan dibangkitkan. " (QS. An-Naml: 65) [Lihat Al-Qaul Al- Mufid (hal.33), cet. 
Darul Aqidah].

Hadits ini menunjukkan kafirnya orang yang membenarkan para dukun dan peramal, 
jika ia meyakini bahwa dukun atau peramal mengetahui perkara ghaib. Adapun 
hadits yang sebelumnya, menunjukkan tidak kafirnya orang yang membenarkan dukun 
atau peramal, jika ia tidak meyakini demikian, tapi ia meyakini bahwa itu 
adalah berita dari jin yang dicuri dengar dari malaikat. Perlu diketahui bahwa 
sekalipun ia tak kafir, namun membenarkan dukun adalah dosa besar yang 
menyebabkan pahala sholat tertolak !!

Abdur Ra'uf Al-Munawiy -rahimahullah- berkata, "Hadits ini dengan hadits yang 
sebelumnya tak ada kontradiksi, karena maksudnya, orang yang membenarkan dukun 
jika ia meyakini bahwa si dukun mengetahui perkara ghaib, maka ia kafir; jika 
ia meyakini bahwa jin membisikkan kepada si dukun sesuatu yang ia curi dengar 
dari malaikat, dan bahwa hal itu melalui wangsit (dari jin), lalu ia (orang 
yang datang ke dukun) membenarkan dukun dari cara seperti ini, maka ia tak 
kafir." [Lihat Faidhul Qodir (6/23/no.10883) ]

Sebagian besar masyarakat kita yang tidak berpegang teguh kepada aqidah islam 
yang benar, selalu menjadikan "orang pintar" alias para normal dan dukun 
sebagai tempat bertanya, mengadu, tempat mencurahkan segala keluh kesah, dan 
tempat bersandar. Fenomena ini nampak jelas, saat pemilu, pertandingan sepak 
bola, pembangunan rumah dan gedung bertingkat, saat turunnya bala', pernikahan, 
kehamilan, baca-baca (kenduren) dan sebagainya. Bahkan ketika Orde Baru 
digulirkan dan reformasi ditegakkan, para dukun atau para normal naik daun. 
Muncullah sejumlah ramalan tentang masa depan bangsa dan negara dikemukakan. 
Media masa dan televisi pun menjadikan mereka sebagai pengamat politik dan 
ekonomi. Mereka lebih mempercayai ucapannya para dukun dari pada ucapan Allah 
dan Rasul-Nya. Padahal tidak ada satu pun ucapan yang dilontarkan oleh sang 
dukun, kecuali ia campurkan dengan seratus kebohongan. Masih segar dalam benak 
kita peristiwa meluapnya lumpur panas dan ganas Lapindo sehingga memaksa 
masyarakat berkerut dahi sampai mereka melibatkan dukun dan para normal yang 
tidak mendatangkan hasil. Ini adalah musibah dan kejahilan !! La haula walaa 
quwwata illa billah.

Para dukun dan para normal tidaklah mengabarkan perkara ghaib, kecuali ia akan 
berdusta. Jika ia benar -tapi ini jarang-, maka mungkin itu hanya kebetulan 
atau mendapatkan wangsit dari jin yang dicuri dari para malaikat.

A'isyah -radhiyallahu 'anhu- berkata,

"Orang-orang bertanya kepada Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- tentang 
dukun (para normal). Beliau bersabda, "Mereka tidak ada apa-apanya." Para 
sahabat bertanya,"Wahai Rasulullah, mereka terkadang mengucapkan sesuatu yang 
kemudian betul-betul terjadi? Beliau -Shollallahu 'alaihi wasallam- menjawab, 
"Itu adalah kata-kata yang benar, dicuri oleh jin (dari langit), lalu 
dibisikkan kepada wali-walinya (para dukun), lalu para dukun itu 
memcampurkannya dengan seratus kebohongan." [HR. Al Bukhariy dalam Shohih-nya 
(5762), Muslim (2228)].

Al-Imam Abu Sulaiman Al-Khoththobiy -rahimahullah- berkata, "Para dukun itu 
sebagaimana yang diketahui berdasarkan fakta eksperimen adalah kaum yang 
memiliki perasaan yang peka, hati yang buruk, dan tabiat yang panas. Mereka 
selalu meminta bantuan kepada jin dalam segala urusannya, dan bertanya kepada 
jin tentang kejadian-kejadian. Lalu jin pun membisikkan wangsit-wangsit kepada 
si dukun." [Lihat Fath Al-Bari (10/219), cet. Darul Ma'rifah]

Trik-trik kalimat yang sering mereka gunakan seperti: "inikan hanya ikhtiar, 
yang menentukan kan Tuhan." Trik-trik itu sangat "jitu" dan sangat "efektif" 
untuk menipu orang-orang awam muslim yang jahil (bodoh). Cukuplah bukti-bukti 
yang terjadi di sekitar kita menjadi pelajaran yang berharga. Berapa banyak 
wanita-wanita yang dicabuli, berapa banyak orang yang dikuras hartanya, berapa 
banyak orang yang sakit, justru bertambah parah setelah mendatangi dukun 
tersebut?

Dengan fakta seperti ini, masihkah kita mau mendatangi dan mempercayai para 
dukun? Padahal kebutuhan dirinya sendiri saja tidak dapat dia penuhi, apalagi 
kebutuhan orang lain. Andaikata mereka (para dukun itu) mengetahui hal-hal yang 
ghaib, niscaya mereka akan mengambil harta yang tersimpan di dalam perut bumi 
ini, sehingga mereka tidak lagi menjadi orang fakir yang kerjanya meminta-minta 
dan mengelabui orang lain, karena hanya sekedar mencari sesuap nasi dengan cara 
yang batil.

Namun kini paradukun sudah ganti wajah. Mereka tidak mau lagi disebut "dukun". 
Padahal mereka tetap melakukan perdukunan, namun bersembunyi di balik sorban 
atau jubah mereka. Maka bertebaranlah dukun-dukun yang berkedok sebagai "kiyai" 
atau "ustadz", dan "orang pintar" sehingga muncullah istilah "dukun islami". 
Sungguh mereka adalah racun di dalam Islam. Mereka mengelabui kaum muslimin 
dengan lahiriah mereka, sehingga masyarakat menyangka hal itu termasuk bagian 
dari syariat islam. Padahal Islam sangat jauh dari hal tersebut.

Bagaimana mungkin kita mempercayai orang-orang seperti ini; dia mengaku 
mengetahui perkara ghaib dan mampu menolak bala, padahal orang yang paling 
mulia di muka bumi ini, sekaligus Rasul yang paling mulia tidak mengetahui 
perkara tersebut. Apakah mereka (para dukun) lebih baik daripada Rasulullah 
-Shollallahu 'alaihi wasallam-? Allah -Ta'ala- memerintahkan Rasul-Nya untuk 
menyatakan kepada ummatnya,

"Katakanlah, "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak 
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya aku 
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan 
aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi 
peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al 
A'raf: 188)

Ahli Tafsir Negeri Syam, Al-Imam Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy -rahimahullah- 
berkata, "Allah -Ta'ala- memerintahkan Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- 
untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya, dan mengabarkan tentang dirinya 
bahwa ia (Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam-) tidaklah mengetahui perkara 
ghaib di masa akan datang. Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- tidaklah 
mengetahui sedikitpun diantara hal ghaib itu, selain perkara yang Allah 
singkapkan baginya." [Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim (2/363)]

Allah -Ta'ala- telah menyatakan bahwa tidak semua para rasul Allah perlihatkan 
kepadanya perkara ghaib, tapi Allah memilih sebagian rasul-rasul yang 
diridhoi-Nya saja. Allah -Tabaraka wa Ta'ala- berfirman,

"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan 
kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang 
diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di 
muka dan di belakangnya. " (QS. Al Jin: 26-27)

Jadi para dukun yang mengaku mengetahui perkara ghaib telah bersikap lancang 
terhadap Allah Yang Maha Mengetahui Perkara Ghaib. Hanyalah Allah yang 
mengetahui perkara ghaib. Tak ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib, baik 
ia malaikat ataupun nabi, apalagi selain keduanya. Kalaupun ada nabi atau 
malaikat yang tahu perkara ghaib, maka itu hanyalah setitik diantara perkara 
ghaib yang Allah wahyukan kepada mereka. Jadi, pada asalnya mereka tak tahu 
perkara ghaib!! Nah, tentunya paranormal dan dukun lebih tidak mungkin lagi 
mengetahui perkara ghaib. Fa'tabiruu ya ulil albab…

Kami menasihatkan kepada kaum muslimin agar jangan mau tertipu oleh para dukun. 
Tuntutlah ilmu syar'i dan kokohkanlah aqidah kalian, karena sebab utama 
tersesatnya seseorang dan tertipunya dengan para dukun, karena tauhid kita 
kepada Allah -Ta'ala- masih belum benar, belum mantap atau belum ada sama 
sekali!!

Ingatlah! Allah -Azza wa Jalla- telah memperingatkan kita dalam ayat-ayat di 
atas dan hadits-hadits nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam- agar kita jangan 
mendatangi dukun.

Namun jika kita tetap melanggarnya maka bacalah firman Allah -Ta'ala-,

"Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut 
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.. Dan barangsiapa 
berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang 
sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".. 
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan 
buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: 
"Demikianlah, Telah datang kepadamu ayat-ayat kami, Maka kamu melupakannya, dan 
begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan." (QS. Thohaa: 123-126).

Demikianlah tulisan ini kami tulis sebagai bentuk kepedulian kami terhadap 
ummat Islam di Indonesia Raya, karena melihat maraknya perdukunan, ramalan, dan 
paranormal dekade terakhir ini. Mudah-mudahan risalah ini bisa menyadarkan 
ummat.

Sumber: Buletin Jum'at Al-Atsariyyah edisi 39 Tahun I. Penerbit: Pustaka Ibnu 
Abbas. Alamat: Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te'ne No. 58, Kel. Borong 
Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP: 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa'izah). 
Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab: Ust. Abu Fa'izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. 
Dewan Redaksi: Santri Ma'had Tanwirus Sunnah - Gowa. Editor/Pengasuh: Ust. Abu 
Fa'izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout: Abu Muhammad Mulyadi. Untuk 
berlangganan/ pemesanan hubungi: Ilham Al-Atsary (085255974201) . (infaq Rp. 
200,-/exp)

Sumber: http://www.almakass ari.com/? p=187 <http://www.almakassari.com/?p=187> 



  _____  

Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!  
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http://id.answers.yahoo.com/> 
Answers 




 
--------------------------------------------------------

This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) 
for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or 
trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not 
copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete 
this message and inform the sender immediately.

Kirim email ke