Kepada: Dzikrullah Owner <[EMAIL PROTECTED]>
Dari: Tanggal: Sun, 2 Mar 2008 19:04:57 -0800 (PST)
Topik: [dzikrullah] Rintihan Ku
        From: ibrahim mohd nordin <bob7roy..............>
Subject: Berguru Kepada Allah

  
Assalaamu'alikum Pak Abu Sangkan,

Bapak, aku Ibrahim Mohamad Nordin, salah seorang rakyat Malaysia yang baru 
sahaja membaca buku karangan bapak.Walau bagaimanapun aku ingin mendapatkan 
bantuan Bapak untuk mengatasi masalah aku. Aku lampirkan masalah ku dalam 
catatan Rintihan Ku harap bapak dapat membantu.

Wassalam.

Ibrahim Mohamad Nordin


Rintihan Ku …



Assalaamu’alaikum
Pak Abu Sangkan,

Nama saya, Ibrahim bin Mohamad Nordin, berusia 38 tahun, berkahwin dan 
mempunyai empat orang anak (2 perempuan/2 lelaki). Aku dibesarkan di dalam 
keluarga melayu, kalau di Malaysia melayu secara automatic beragama Islam. Aku 
belajar di sekolah biasa yang bukan sekolah agama. Jadi pendidikan agamaku 
sangat cetek sekali. Selepas sekolah aku akan ke madrasah untuk belajar membaca 
Al Quran, sehingga lah guru ku berpindah maka pelajaran Al Quran ku terhenti. 
Sedikit sebanyak bapak mengerti pengetahuan agama ku cetek sekali. 
Kadang-kadang teringini hati aku untuk sambung belajar ilmu agama, tetapi rasa 
malu ku sungguh tebal. Aku mula memaksa diri ku mencari bahan-bahan melalui 
bacaan buku-buku berkaitan agama dengan supaya pengetahuan ku tentang agama 
Islam lebih mendalam untuk menutup kekurangan pada diri ini.

Mulai dengan buku-buku hukum agama hingga buku-buku mengenai tasauf dan kenal 
diri, kenal Allah semuanya aku baca, tapi tiada satu pun yang benar-benar 
memberi manfaat pada ku. Hari demi hari aku lalui dengan penuh kekecewaan, 
solatku terumbang-ambing, kandang aku berdzikir untuk menenangkan hati ku tapi 
itu hanya sementara saja, semakin lama aku berdzikir tiada apa yang aku dapat 
selain penat duduk dan merasa kebas di kaki dan yang pasti lagi banyak aku 
berdzikir kepala ku semakin sakit dan terasa berat. Aku bertanya sendiri 
dimanakah dzikir ku? Semakin aku gagahi untuk bersolat semakin berat ku rasakan 
bila aku bangun malam untuk bertahjjud semakin aku merasa sangat lelah untuk ku 
laku kan. Dimana silap ku? Semua pertanyaan ini masih tidak terjawab.

Kemudian aku berjinak-jinak dengan teknik meditasi ku harap ia akan memberi 
sinar kepada ku untuk menghidupkan tenaga dalam ku yang menurut pikiran ku 
dapat menghidupkan dan menyucikan batin. Itu semua sementara, lama kelamaan 
keadaan gelisah di jiwa terjadi kembali. Aku tidak tahu untuk bagaimana untuk 
menjadikan diriku seorang hamba Allah yang sejati. Mahu bercerita dengan 
keluargaku tiada siapa yang memahami, kalau ada, jawaban yang diberi menyuruh 
aku bersolat minta pada ALLAH. Itu yang ku lakukan, tapi semuanya hambar, solat 
ku menjadi solat yang tidak tenteram, hati ku melayang, banyak persoalan yang 
tidak terjawab bermain di fikiran ketika solat, untuk dikatakan khusyu, jauh 
sekali, Aku sendiri boleh menilai solat ku. Aku kosong, jiwa ku kosong mencari 
dan terus mencari, yang pasti semakin ku cari semakin sukar ku rasakan.

Pak Abu Sangkan, aku bertemu dengan buku “Berguru kepada Allah” pada awal 
Februari 2008 (kira-kira buku ini baru ku baca kurang dari 2 minggu saat aku 
menulis warkah ini. Untuk membacanya di hadapan keluarga ku, mungkin tidak aku 
lakukan lebih-lebih lagi tajuknya mungkin asing bagi keluargaku atau mungkin 
mereka akan mengatakan pada ku “Yang mudah tidak engkau lakukan, yang ghaib 
hendak engkau gapai” jadi bacaan aku lakukan sorok-sorok.

Terus terang aku katakan melihat tajuknya saja hati ku berdetik mengatakan, ini 
yang aku cari selama ini. Setelah aku baca hati ku mula seronok seolah-olah 
macam ada jalan penyelesai kepada masalah ku. Aku cuba mempraktiskan apa yang 
bapak tulis, tetapi kelelahan dan kepenatan yang aku rasakan. Berbagai 
persoalan yang timbul:-

1. Apakah dosa-dosa ku yang terlalu banyak?
2. Apakah dosaku dengan ibu ku masih belum terampun?
3. Apakah kerana kecetekan pengetahuan agamaku?
4. Apakah kerana aku tidak selalu membaca Al Quran?
5. Apakah solat-solatku sebelum ini tidak di terima?
6. Apakah hanya orang-orang yang mempunyai didikan agama yang sempurna saja 
bisa?
7. Apakah cara-cara yang aku cuba aku ikuti melalui buku ini tidak berkesan?

Persoalan demi persoalan yang menerjahkah kotak pikiran ku membuatkan aku 
selalu berpikiran dimanakah turning point aku untuk berubah aku bingung. Pak 
Abu Sangkan, bapak berada jauh di Indonesia, saya di Malaysia untuk belajar 
terus dari bapak secara empat mata memang sukar. Disini aku berharap bapak 
dapat membimbing ku bagaimana caranya untuk aku memasuki kesadaran dzikir dan 
seterusnya mendapat khusyu dalam solatku seperti yang bapak ceritakan di dalam 
buku bapak. Aku benar-benar butuh bantuan dari bapak. Semoga aku juga bisa 
mendapat apa yang orang lain perolehi iaitu Berguru kepada Allah.

Wassalam.


Bersambung ...........




  .

 
                            
  
 

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Kirim email ke