Kesannya Pelit Amat, he he he...
  Dalam dunia bisnis pemimikiran seperti tidak pernah bisa berhasil
  karena teori seperti ini menggunakan pemahaman Otak Kiri, bukan Otak Kanan, 
maaf ini dalam dunia bisnis.
   
  Kalau dicocok-cocokkan, maka kita pun takkan pernah mau menyumbang
  karena kita sendiri merasa belum cukup, tak mau pula menyelamatkan
  orang lain yg dalam bahaya, karena merasa dia sendiri belum tentu selamat.
  dan akhirnya tak mau mendoakan orang lain agar selamat, karena merasa 
  dirinya belum tentu selamat.
  Jika kita pernah belajar ilmu grafitasi tarik-menarik, maka teorinya benar
  bahwa pada akhirnya tidak selamat karena dipenuhi pemikiran Tidak Selamat 
ataupun Psimis, namun itu teorinya belum tentu persis benar.
   
  Jika kita memberi maka kita akan menerima,
  Engkau Do`akan saudaramu, dengan sendirinya engkau di Do`akan orang lain,
  Alangkah indahnya hidup bersahaja seperti ini, dan benarlah Islam Itu adalah 
Rahmat bagi seluruh Alam, Dia bermanfaat bagi orang lain dan orang lainpun 
bermanfaat bagi dirinya.
   
  Semoga kelembutan hati senantiasa bersama kita.
   
  Salam,
   
  Nashir 
   
  

Ummu Hanif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            Assalamu'alaikum,
   
  Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala.. mungkin 
harus direnungkan dulu  apakah saya sendiri sudah kelebihan pahala sehingga 
lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya sendiri sudah banyak 
mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal tersebut kita berikan saja pada 
orang lain? apakah shalat saya sendiri sudah sangat khusyu' dan seumur hidup ga 
pernah tinggal sehingga kita boleh mendahulukan kewajiban shalat orang lain 
daripada diri sendiri?

Afwan jika tidak berkenan,
   
  Salam
   
  On 4/3/08, y4tie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
              Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal 
menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :)

Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk 
menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda 
tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum 
pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar 
hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa 
hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau 
tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama 
dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, 
saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada 
(ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg 
lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada 
akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan 
bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas 
dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh 
sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits 
yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau 
ulama.. :)

Salam   








    
    Recent Activity
    
      4
  New Members
  
      2
  New Files

Visit Your Group 
      Wellness Spot
  on Yahoo! Groups
  A resource for living
  the Curves lifestyle.

    Get in Shape
  on Yahoo! Groups
  Find a buddy
  and lose weight.

    Best of Y! Groups
  Check it out
  and nominate your
  group to be featured.



  .

 
                           

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Kirim email ke