Dinnul Islam atau juga dikatakan Al Islam ialah satu penataan hidup 
(budaya kehidupan) yang tangguh tiada tanding. Dimana adalah 
merupakan system budaya hidup yang adil makmur, saling menghambur 
kasih , tolong menolong, nasehat-menasehati, saling lindung 
melindungi, duduk sama rendah,  berdiri sama tinggi bagaikan satu 
bangunan jasad (kal jasadi wahid).Tapi kenapa kini sesudah sekian 
abad Al Qur'an diturunkan kita tidak melihat Al Islam itu muncul 
dipermukaan. Kita lihat system hidup sekarang adalah satu budaya 
hidup yang saling hantam, peperangan dimana-mana, kemiskinan semakin 
menjadi-jadi, yang kuat menindas yang lemah, pembunuhan, 
pemerkosaan, perampokan, penindasan, hukum jadi mainan orang 
berduit, perjudian, sex bebas, korupsi dan kolusi pejabat, dan lain-
lain. Seolah-olah kehidupan ini mundur ke belakang ke sebelum Al 
Qur'an diturunkan yakni abad kehidupan jahiliyah. Kenapa ini 
terjadi ? apanya yang salah? Al Qur'an-kah? Atau kita ? dengan jujur 
kita katakan bahwa kitalah yang salah. Kita akui bahwa kita 
memperlakukan Al Qur'an tidak lebih hanya sebagai hiasan rumah 
penunggu lemari, sebagai hiasan mulut dengan bacaan-bacaan yang 
indah, sebagai ilmu mistik yang diagung-agungkan yang mengharapkan 
keajaiban dari ayat-ayatnya.
Oleh sebab itu mari sekarang kita kembalikan Al Qur'an pada fungsi 
yang sebenarnya yakni sebagai pedoman bagi yang mau hidup muttaqin, 
seperti dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 2 sbb:
 "Ini satu kitab yang tidak diragukan lagi keilmiahannya sebagai 
pedoman hidup bagi yang mau hidup dengan penataan yang tiada 
tanding".
Turunnya Al Qur'an ke muka bumi adalah satu anugerah yang besar 
untuk kehidupan manusia. Tetapi untuk menjadikannya pedoman hidup 
perlu perjuangan dengan mengerahkan segenap kemampuan. Dalam 
perjuangan itu perlu satu dasar yang kuat sebagai motifator yang 
mendorong dan membakar daya kemampuan kita. Dasar yang kuat itu 
adalah Iman. Iman sebagai landasan harus dipahami dengan benar, 
sebab jika salah memahaminya maka seterusnya kita akan berada dalam 
kesalahan yang tiada berujung.
Oleh karena itu kita mulai saja dengan pembahasan masalah Iman.

PENGERTIAN IMAN SECARA UMUM

Kenapa yang pertama itu diajukan Pengertian Iman Secara Umum ? sebab 
istilah iman ini merupakan istilah kunci (strategis) didalam study 
Al-Qur'an. Jika istilah iman ini tidak terpecahkan maka tidak akan 
memahami semua istilah didalam Al-Qur'an. Dan jika istilah iman itu 
diartikan salah maka tidak ada jaminan yang lainnya itu akan benar.
Kita akan membagi pembahasan ini sebagai berikut:
1.      Arti Kata Iman.
2.      Ruang Lingkup Iman
3.      Nilai dan Harga Iman
4.      Definisi Iman
5.      Sejarah Iman.

1.      Arti Kata Iman

Yang dimaksud Arti Kata adalah pemecahan bentuk kata menjadi bentuk 
kata yang lain atau hubungan satu bentuk kata dengan kata yang lain. 
Sehingga Arti Kata Iman adalah pemecahan bentuk kata Iman sebagai 
kata dasar menjadi berbagai bentuk kata yang lain. Sehingga kita 
akan menemukan di dalam Al-Qur'an kata-kata : aamana , yu minu , ii 
maanan, yang merupakan hasil pemecahan dari bentuk kata Iman. 
Terjemahan umum dari kata-kata tersebut adalah:
 aamana         = telah / sudah ber-iman.
yu minu         = sedang / akan / lagi ber-iman.
iimanan         = Iman
mu minu         = yang ber-iman.
Didalam memberikan definisi tentang perkataan Iman ini menurut yang 
ada sama dengan Percaya atau menurut Arab sama dengan : 'aqdun bil 
qolbi faqath . Sedangkan Iman berdasarkan Al-Qur'an, seperti 
dijelaskan oleh hadits:
Al iimaanu 'aqdun bil qolbi wa ikraarun bil lisani wa 'amalu bil 
arkan.
Artinya : Iman adalah tanggapan  hati (proses menanggapi) kemudian 
dinyatakan dalam lisan (proses pernyataan diri/sikap)   dan menjelma 
kedalam seluruh laku perbuatan (proses pembuktian dalam hidup). Atau 
dengan kata lain Iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam 
seluruh ucapan dan laku perbuatan.
        Dengan arti perkataan Iman berdasarkan hadits tersebut di 
atas sebenarnya sudah sekaligus memberikan Ruang Lingkup Iman.

2.  Ruang Lingkup Iman.

        Yang dimaksud Ruang Lingkup adalah batasan-batasan yang 
disentuh oleh arti perkataan. Seperti contoh sebidang kebun, ruang 
lingkup kebun berarti batasan-batasan yang disentuh oleh kebun itu 
sendiri, sebelah barat-timur-utara-selatan-nya dengan apa.
        Berdasarkan hadits tersebut maka Ruang Lingkup Iman meliputi:
'aqdun bil qlbi = tanggapan hati, ikraarun bil lisani = pernyataan 
lisan,'amalun bil arkan = pembuktian dalam perbuatan. Dengan 
demikian maka ruang lingkup iman meliputi tiga aspek aktivitas hidup 
manusia, yaitu aspek penanggapan, aspek pernyataan dan aspek 
pembuktian. Dari aspek penanggapan dan pernyataan  akan melahirkan 
atau membentuk satu Pandangan Hidup dan dari ketiga aspek akan 
membentuk Sikap Hidup. Jadi berdasar pada Hadits di atas dapat 
diambil kesimpulan bahwa Iman sama dengan Pandangan dan Sikap dalam 
perjalanan hidup atau Pandangan dan Sikap Hidup.
        Perkataan Iman tidak akan menjadi sempurna kecuali jika 
kepadanya ditambahkan atau dihubungkan dengan perkataan yang lain. 
Dengan kata lain perkataan Iman belum bernilai  kecuali bila 
digandeng dengan sesuatu yang lain. Jadi kita tidak tahu apa yang 
ditanggapi kemudian apa yang diikrarkan dan apa yang akan dibuktikan 
dalam amal perbuatan.

3.  Nilai dan Harga Iman

        Nilai adalah kemampuan sesuatu membikin sedemikian rupa, 
sedangkan Harga adalah sejumlah pengorbanan untuk mendapatkan nilai. 
Contoh beras. Satu liter beras mempunyai kemampuan (bernilai) untuk 
mengenyangkan tiga orang dalam satu waktu tertentu. Kemampuan 
(nilai) beras  tidak dipengaruhi oleh mau atau tidak mau-nya 
manusia.  Untuk mendapatkan satu liter beras kita harus mengeluarkan 
sejumlah pengorbanan misalnya sejumlah uang sesuai dengan harga 
beras tersebut. Pengorbanan disini bukan pada bentuk uangnya tapi 
pada kerja kita untuk mendapatkan uang tersebut. Jadi Nilai ada pada 
benda (dalam hal ini beras) dan harga ada pada manusia (bentuk 
pengorbanannya).
        Nilai Iman adalah kemampuan isi Iman menghantarkan manusia 
membentuk satu tatanan budaya kehidupan yang tangguh. Harga Iman 
adalah sejumlah pengorbanan yang kita lakukan untuk mendapatkan 
Nilai Iman. 
        Seperti telah disinggung di atas bahwa perkataan Iman belum 
bernilai sebelum digandeng dengan perkataan yang lain. Iman akan 
bernilai setelah digandeng dengan satu ajaran, seperti dalam surat 
Al-Baqarah ayat 4 sbb: 
Artinya: "(Yang disebut Muttaqin) yaitu yang hidup berpandangan dan 
bersikap dengan apa yang telah diturunkan menurut sunnah anda 
(Muhammad) yakni yang sama dengan apa yang telah diturunkan menurut 
sunnah Rasul-Rasul sebelum anda, dengan mana mereka meyakini tujuan 
terakhir (Hasanah di dunia dan hasanah di akhirat) dalam keadaan 
bagaimana pun".
        Seperti berdasar hadits bahwa Iman adalah Pandangan dan 
Sikap Hidup, maka yu minuuna bima ungjila ilaika jangan lagi 
diartikan mereka yang percaya pada penurunan Al Qur'an , tetapi 
mereka yang berpandangan dan bersikap hidup dengan sesuatu yakni Al-
Qur'an yang telah diturunkan menjadi menurut sunnah Rasul (Muhammad) 
atau Al Qur'an menurut sunnah Rasul . Jadi disini nilai Iman 
ditentukan oleh ajaran Allah yakni Al-Qur'an menurut sunnah Rasul 
dan Iman yang demikian disebut Iman yang bernilai Haq. Maka 
konsekwensinya: wa bil akhirati hum yu qinun akan mencapai satu 
kesudahan terakhir hasanah fid dunya wa hasanah fil akhirat.
        Sesungguhnya nilai Iman itu tidak hanya ditentukan oleh Al-
Qur'an menurut sunnah Rasul saja, tetapi bisa juga oleh ajaran lain 
seperti diberitakan dalam surat An-Kabut ayat 52 sbb
Artinya: "Tegaskan (hai Muhamad/Orang Beriman) cukuplah Allah 
(dengan pembuktian Al Qur'an ms rasul) ini menjadi pemberi kesaksian 
diantara saya (yang hidup berpandangan dan bersikap dengan Al-Qur'an 
menurut Sunnah Rasul ) dan kalian (yang hidup berpandangan dan 
bersikap dengan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin). (Allah) yang meng-
Ilmu-i segala kehidupan organis - biologis dan kehidupan sosial 
budaya. Dan mereka  hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran 
Bathil, yaitu mereka yang bersikap negatif terhadap ajaran Allah (Al-
Qur'an menurut sunnah Rasul-Nya) niscaya mereka yang demikian adalah 
yang hidup rugi (perusak kehidupan dimana saja pun)". 
        Jadi nilai Iman disini ditentukan oleh ajaran Bathil dan 
Iman yang demikian dikatakan Iman yang bernilai Bathil. Maka 
konsekwensinya ula ika humul khaasiruun niscaya mereka yang demikian 
adalah yang hidup rugi/perusak kehidupan dimana saja pun.
        Apa itu ajaran Bathil? Maka berdasarkan surat An-Nisa ayat 
51 :Artinya; "Tidakkah kalian melihat mereka yang telah mendapat 
nasib kehidupan sial dari para Ahli Kitab, mereka hidup berpandangan 
dan bersikap menurut ajaran Idealisme (Jibti) dan Naturalisme 
(Thagut) dan mereka berkata kepada yang bersikap negative terhadap 
ajaran Allah ms Rasul (hidup atas pilihan Dzulumat ms Syayatin) 
bahwa: dibanding dengan mereka yang hidup berpandangan dan bersikap 
dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya, mereka memiliki system kehidupan 
yang lebih ilmiah adanya".
Ajaran Bathil itu terdiri dari ajaran Jibti (Idealisme) dan Thagut 
(Naturalisme).
        
Pembuktian siapa mereka penganut ajaran Bathil sebenarnya perhatikan 
Surat Al-Bayyinah ayat 1 sbb:
Artinya: "Orang-orang kafir (yg bersikap negative terhadap ajaran 
Allah ms Rasul) yang terdiri dari para Ahli Kitab dan musyrikin 
(yang hidup dualisme dengan Dzulumat ms Syayatin) tidak akan 
meninggalkan (ajaran Dzulumat ms Syayatin), sebelum mereka mendapat 
pembuktian ilmiah (dari Allah ms Rasul-Nya)".
        Jadi berdasar ayat di atas bahwa Jibti = Ahlul Kitab 
sedangkan Thagut = Musyrikin dan mereka semua adalah golongan Kafir.
        Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an  
memberikan nilai kepada perkataan Iman menjadi dua golongan yakni 
Iman Haq  dan Iman Bathil. Dimana Iman Haq adalah Pandangan dan 
Sikap hidup dengan ajaran Al Qur'an menurut sunnah Rasul atau  
dengan Ajaran Nur sedangkan Iman Bathil adalah Pandangan dan Sikap 
hidup dengan ajaran Dzulumat menurut sunnah Syayatin atau Ajaran 
Dzulumat.  

4. Definisi Iman.

        Yang dimaksud dengan definisi adalah keterangan singkat yang 
menggambarkan wujud makna secara menyeluruh dan bulat dari satu 
uraian.
        Definisi Iman terbagi menjadi :
a.      Definisi Iman Secara Umum, yaitu Pandangan dan Sikap Hidup 
baik dengan ajaran Allah dan atau selainnya.
b.      Definisi Iman Secara Khusus :
1)      Iman Haq, Pandangan dan Sikap Hidup dengan ajaran Al Qur'an 
menurut sunnah Rasul  pelakunya disebut Mu'min.
2)      Iman Bathil, Pandangan dan Sikap Hidup dengan ajaran 
Dzulumat menurut sunnah Syayatin , pelakunya disebut Kafir.

Begitulah definisi Iman berdasarkan Al-Qur'an ms Rasul, yang oleh 
Nabi Muhamad saw telah diajarkan pada permulaan abad ke 7 Masehi. 
Dan tanggapan abad ke 20 sekarang ini bahwa Iman ialah Percaya, 
menjadi bukti bawa `iman sama denga percaya'  adalah satu produk 
sejarah oleh tangan-tangan kotor manusia.

Kirim email ke