> Friends, > Artikel dibawah ini ditulis oleh Roy Sembel, seorang praktisi keuangan dan > pengembangan SDM di Indonesia. Membahas tentang 7 hambatan untuk menjadi > kreatif. Very good to read. > > ========================================= > > > 7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif > > Oleh: > Prof. Roy Sembel, > Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara > Sandra Sembel, > Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM > ([EMAIL PROTECTED]) > > Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang > kreativitias hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja > yang kreatif? Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap > orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 > tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. > Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir > dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum > mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal? > > Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya > dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa > tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah > strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda. > > Hambatan 1: Rasa Takut > "Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan > pekerjaan ini dengan lebih cepat?" "Ah, saya takut gagal. Kalau saya > gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya > kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan." Yah, rasa takut > gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering > menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa > Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam > pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa > Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya > menemukan `post-it' notes? > > Hambatan 2: Rasa Puas > "Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya > sudah nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya > cemaskan?" Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. > Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang > yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa > nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh > rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak > terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu > yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang > pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas > oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada > keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah > untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai > perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil > menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple > berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka. > > Hambatan 3: Rutinitas Tinggi > "Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak > ada habis-habisnya." Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, > berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk > memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda > perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan' Anda akan > kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide > brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan > sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar > pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa > mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey > sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi > latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke > lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional > sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia > mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia? > > Hambatan 4: Kemalasan Mental > "Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, > susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja > yang belajar." "Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak > yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas > saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya." Ini merupakan > beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir > kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan > otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan > prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah > otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. > Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk > memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai > puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa > yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir > untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen- > eksperimen berikutnya? > > Kesalahan 5: Birokrasi > "Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya > sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali > karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak > ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan > keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu > berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang > untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. > Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, > sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung > terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi > yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang > manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi > unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar > bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para > pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi. > > Kesalahan 6: Terpaku pada masalah > Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang > menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki > ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan > adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar > dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih > efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan > dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku > pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai > akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut > dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng > tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah > satu pebisnis waralaba terbesar di dunia. > > Kesalahan 7: "Stereotyping" > Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat > umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam > berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat > menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah > saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk > melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa > jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut > Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di > masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati > jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, > misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek > dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim > diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh > seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita. > Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses > lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan > kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan > kreativitas mereka. > Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan > kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan > ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas > itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah > siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau? > Selamat mencoba > > > > Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kimia96/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/