Wartos rada telat ti kantor berita Antara. Naha leres ieu teh, urang Cianjur nuntut supados acara "Kuda Kosong" dihirupkeun deui?
Mangga, wartosna nyanggakeun, komo kanggo katurunan Dalem Suryakancana mah (Alm Harry Rusli oge, cenah mah katurunan Dalem Suryakancana). Baktos, WALUYA WARGA CIANJUR MINTA TRADISI "KUDA KOSONG" DIHIDUPKAN KEMBALI Cianjur, 15/8 (ANTARA) - Setelah absen selama 4 tahun akibat adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur, tradisi seni "Kuda Kosong" diminta sejumlah tokoh dan warga untuk dihidupkan kembali. Kesenian khas Cianjur yang selama ini menjadi maskot pawai setiap memperingati hari Proklamasi 17 Agustus terpaksa dihilangkan karena dianggap bertentangan dengan syariat Islam. Awal diberangusnya tradisi kesenian daerah yang sudah turun-temurun itu dimulai ketika Bupati Cianjur saat ini, Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi , berkuasa. Wasidi yang dikenal sebagai kepala daerah yang mencanangkan syariat Islam di daerah itu mendesak MUI setempat mengeluarkan fatwa atas sejumlah kesenian daerah yang berbau syirik (menyekutukan Tuhan). Korban dari fatwa tersebut diantaranya adalah tradisi mengarak kuda kosong. Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Cianjur, Iwan Permana SH, menyayangkan diberangusnya kesenian daerah tersebut dengan atas nama penegakkan syariat Islam. "Kalau mau menegakkan syariat Islam sebaiknya tidak sepotong-sepotong. Mengapa MUI tidak membuat fatwa anti korupsi dan penyalahgunaan APBD saja, saya kira itu lebih Islami," kata Iwan. Pendapat senada dikemukakan juga oleh Masyarakat Kesenian Cianjur (MKC). MKC bahkan mendesak Pemkab Cianjur tidak munafik dan diharapkan kembali memelihara tradisi berkesenian, seperti seni kuda kosong tersebut. "Ketika di Cianjur terdapat ulama-ulama besar seperti KH. Abdullah bin Nuh saja tradisi berkesenian masyarakat Cianjur justru mendapat tempat yang baik. Tidak ada fatwa dari ulama-ulama besar saat itu soal kuda kosong misalnya," kata Abah Muhadi (43) salah satu tokoh seni Cianjur yang tergabung dalam MKC, kepada ANTARA, Senin (15/8). Menurut Muhadi, Dewan Kesenian Cianjur (DKC) yang terdiri dari para seniman Cianjur tak mampu meyakinkan Pemkab Cianjur tentang pentingnya pelestarian budaya dan senia tradisi. Sehingga jangan aneh bila selama ini tembang sunda Cianjur saja yang terkenal di seluruh dunia sudah asing di telinga warga Cianjur. "Hal ini disebabkan karena Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak punya keinginan untuk melestarikannya. Seniman-seniman Cianjuran justru muncul dari daerah luar Cianjur. Akibatnya sungguh disayangkan generasi muda Cianjur harus 'pareumeun obor ' terhadap tradisi budayanya sendiri, kata Muhadi. Tradisi kesenian kuda kosong dimulai sejak zaman RAA. Prawiradiredja I Dalem Cianjur yang memerintah antara tahun 1813-1833. Awalnya tradisi tersebut dilangsungkan saat ada 'kaulan' atau pesta di pendopo Cianjur. Sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur Cianjur terutama R.H. Surya Kencana anak Dalem Aria Wiratanu atau Jayasasana atau lebih dikenal sebagai Dalem Cikundul dan memerintah sekitar tahun 1677-1691. Pangeran Surya Kancana atau Eyang Suryakancana menjadi tokoh dalam babad Cianjur karena senantiasa dikaitkan dengan hal-hal mistis. Menurut cerita, Pangeran Surya Kencana dinikahkan oleh ayahnya dengan salah satu putri dari bangsa jin dan hingga kini bersemayam di Gunung Gede. Hal yang sama terjadi pula pada putri Jayasasana lainnya , Ny. R. Endang Sukaesih yang bersemayam di Gunung Ceremai dan R. Andika Wirusajagad yang menguasai Gunung Karawang. Saudara-saudara Surya Kencana dan Endang Sukaesih lainnya, secara turun temurun kemudian menjadi penguasa Cianjur. Beberapa Bupati pasca kemerdekaan hingga tahun 1966 masih dipimpin oleh keturunan Jayasasana ini. Dan biasanya usai upacara peringatan Kemerdekaan 17 Agustus tradisi menghadirkan leluhur terutama Eyang Surya Kenacana selalu dilakukan melalui pawai Kuda Kosong. Diiringi tabuhan gamelan dan kesenian khas Cianjur lainnya kuda kosong yang dipercayai ditumpangi Surya Kencana diarak keliling kota. Ribuan warga pun tumplek dan mengelu-elukannya. Kini sejak tahun 2001 kesenian khas yang sudah menjadi tradisi ratusan tahun itu hilang dan hanya sekedar cerita. (Saep Lukman) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/IotolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> PENTING..! attachment akan dihapus & tidak diteruskan kepada seluruh member. dilarang beriklan. pelanggaran atas peraturan ini akan dikenai sanksi berupa pencabutan membership. terutama bagi pengguna ms outlook/outlook express, dihimbau untuk selalu mengupdate antivirusnya. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kisunda/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/