SUNDALAND ADALAH ATLANTIS YANG HILANG (IBAR KADUA)
by Richadiana Kartakusuma<http://www.facebook.com/profile.php?id=1537983874>on
Friday, August 20, 2010 at 5:14pm

*ATLANTIS VERSUS SALAKANAGARA *

Sunday, 25 October 2009 at 22:29

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga
yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita
pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah
ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?

Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi
berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan
es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan
bumitenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau
Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa
Atlantis itu adalah wilayah yang kini disebut Indonesia.Setelah melakukan
penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis,The Lost Continent
Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization
(2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah,cuaca,
kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnyamenyimpulkan
bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yangkhas
Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi
Borobudur,Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

*Konteks Indonesia*

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atasgagasan Prof. Dr.
Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan
Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan
pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudiandiakui
oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada
masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu
benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti
halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,  Kalimantan,
terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di
wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh
samudera yang menyatu bernama orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat
letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian
besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene).
Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang
sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah
sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya
letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di
Jawa Timur.Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba
dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat
itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau
(Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta
membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara
peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato
menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari
peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi,dan
lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik
sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi
oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh. Ocean berasal dari kata
Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu
kemudian ditentang oleh ahli-ahlidi kemudian hari seperti Copernicus,
Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephe nHawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis .Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi
itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga
luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut
membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada
kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini
mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang
meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang
dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepadas ejarah dunia, tampak
Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi
yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada
di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika
Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas
benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa
yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya," Saya senang
kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Platodan Santos
sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah
Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia.
Diantaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung,
Pangrango,Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari
gunung itu telahatau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya
tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian
meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas
alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yangtidak
bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus
atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing,
penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah
tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran sembura nlumpur
panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahliwaris Atlantis,
tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam
pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban
dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami
oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah da nmemanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL),
Paris-Prancis

http://www.facebook.com/notes/richadiana-kartakusuma/sundaland-adalah-atlantis-yang-hilang-ibar-kadua/423281489474

Kirim email ke