Tomi, 28, warga Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota
Probolinggo akhirnya harus melupakan keinginannya untuk bisa ikut
merayakan Idul Fitri. Pemuda yang masih lajang ini meninggal dunia
setelah terlibat carok dengan temannya sendiri, Feri Romadhon, 20,
warga RT 4 RW 1 Kelurahan Kebonsari Wetan. Akibat
peristiwa berdarah usai Salat Tarawih, Rabu (25/6) sekitar pukul 21.35
WIB ini, Tomi mengalami luka bacok di bagian lengan kiri, dada kiri
hingga tembus tulang rusuk dan luka di pantat bagian belakang sebelah
kiri. Kendati sempat dibawa ke RSUD dr Muhammad Saleh Kota Probolinggo,
namun nyawa Tomi tidak tertolong lagi. Ia mengembuskan nafas
terakhirnya karena terlalu banyak darah keluar dari lukanya. Sedangkan
Feri Romadlon hanya mengalami luka di lengan bagian kiri. Akibat
perbuatannya, kini Feri diamankan di Mapolres Probolinggo untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pria yang memiliki anak yang masih
berusia 4 bulan itu digelandang petugas ke Mapolresta Probolinggo usai
dirawat di rumah sakit PG Wonolangan PTP Perkebunan XI, Dringu,
Kabupaten Probolinggo. Menurut M Rofii, Lurah Kebonsari
Wetan, kedua pemuda yang terlibat perkelahian menggunakan celurit ini
sebenarnya dilatarbelakangi persoalan sepele. Malam itu, usai Tarawih,
keduanya ikut kegiatan tadarus di Musalla Ar-Ridho, Kelurahan Kebonsari
Wetan yang tak jauh dari rumahnya. Dirasa pelafalan tajwid (bacaan)
Alquran yang dilakukan Feri kurang tepat, Tomi menegurnya. Tidak
terima ditegur teman tadarusnya, Feri marah-marah dan menantang carok.
Tomi yang kesehariannya bekerja mencari penumpang di terminal bus
Bayuangga, Kota Probolinggo ini langsung menyambut tantangan Feri.
Keduanya pun pulang ke rumah masing-masing untuk mengambil senjata
tajam berupa celurit. Tidak berselang lama, keduanya
berpapasan di luar halaman musala. Tanpa ada komando, keduanya saling
serang dengan senjata tajam. Nahas, sabetan Feri berkali-kali mengenai
tubuh Tomi sehingga membuatnya terkapar bersimbah darah. Begitu
melihat Tomi roboh, Feri melarikan diri dengan sepedanya. “Informasinya
begitu, Cuma saya enggak tahu persis, dia kabur dengan sepeda motor
atau sepeda pancal,” jelas Lurah Kebonsari Wetan. Sebenarnya
saat berlangsung carok, ada beberapa warga yang mengetahui pertarungan
tersebut. Namun mereka mengaku tidak berani memisah karena
masing-masing memegang celurit. Bahkan warga memilih menyingkir.
Sehingga Tomi yang kala itu sudah roboh, tidak segera mendapat
pertolongan, karena warga telanjur menyingkir. Sementara
itu, warga sekitar mengaku prihatin dengan peristiwa carok tersebut.
Mestinya, menurut mereka, persoalan yang dipicu masalah sepele itu
diselesaikan dengan cara damai. Apalagi, kata warga, keduanya merupakan
sahabat dan sering tadarus bersama. Kapolresta
Probolinggo melalui Kasat Reskrim AKP Agus I Supriyanto mengatakan,
pihaknya belum bisa memastikan penyebab terjadinya saling bacok
tersebut. Namun pihaknya mengaku telah mengamankan barang bukti berupa
sandal dan sarung celurit di tempat kejadian. “Kami masih mendalami
peristiwa ini,” jelas Kasat saat berada di kamar mayat RSUD dr Muhammad
Saleh, Kamis (26/8). 
[Surya]http://www.facebook.com/ah0sa#!/notes/muhsin-labib/duel-berujung-maut-karena-tersinggung-diluruskan-bacaan-saat-tadarus/468822800729

www.ahmadsahidin.wordpress.com

Kirim email ke