ulah sok cacarios "lagi-lagi gerakan wahabi".. emang apal naon kitu kana gerakan wahabi? uing ge da lain wahabi. ngan mun kikituan wae iraha akurna atuh urang teh?
cag ah..... ________________________________ Dari: Ahmad Sahidin <ahmadsahi...@ymail.com> Kepada: apisejarah milis <apiseja...@yahoogroups.com>; jejaring-persis milis <jejaring-per...@yahoogroups.com>; Ki Sunda Milis <kisunda@yahoogroups.com> Terkirim: Jum, 29 April, 2011 13:03:56 Judul: [kisunda] Protes dari Lembaga Penelitian & Pengkajian Islam (LPPI) Harian FAJAR, Rabu 27/4/2011, menuliskan sebuah judul di halaman 9: PROSES DOKTORAL KANG JALAL DIPROTES Inti beritanya, seperti yg juga dijelaskan Prof DR Ahmad M Sewang (PR I UIN Alauddin yg juga mantan Direktur PPs UIN Alauddin sekaligus Pembimbing I S3 Ustadz Jalal) kemarin kepada saya lewat telepon: - Serombongan 'Ustadz' dari Lembaga Penelitian & Pengkajian Islam (LPPI) yg bernaung dibawa Wahdah Islamiyah, dipimpin Ketuanya M Said Abd Shamad, mendatangi Rektor UIN Alauddin. Ikut serta juga dalam rombongan itu, Ketua FPI SulSel, tokoh Muhammadiyah H Iskandar Tompo, juga KH Bakry Wahid. Mereka ditemui oleh Rektor UIN Alaudin Prof DR Qadir Gassing, yang didampingi Prof DR AHmad M Sewang, dan Ketua Dewan Guru Besar UIN Alauddin Prod Dr Abd Muin Salim. - Tuntutan mereka: UIN membatalkan memberikan gelar Doktor bidang Pemikiran Islam pada Ustadz Jalal, krn mereka anggap tidak layak, Ketidaklayakannya karena Ustadz Jalal adalah penganut dan penyebar Syiah, yg ajarannya telah dinyatakan meyimpang oleh MUI (menurut mereka). - Seperti kata Prof Ahmad Sewang, UIN tidak menyetujui tuntutan mereka krn sebuah Perguruan Tinggi tidak dapat menolak gelar Doktor kepada siapa saja yg telah melalui tahapan2 ujian dan memenuhi persyaratan akademik. Tidak diperbolehkan sebuah PT menolak dgn alasan diskriminatif, misalnya faktor agama, mazhab, suku, dan sejenisnya. - Dalam pemberitaan di FAJAR, Ustadz Jalal juga menyampaikan bantahan. Kata beliau, apa yang (akan) beliau tulis dalam disertasinya merupakan kutipan dari sejumlah buku sejarah Islam dan hadits. Sebetulnyam tulisan itu harus ditanggapi dengan tulisan juga. Kalau tidak setuju dgn tulisan maka bikin sanggahan tertulis dgn ilmiah pula. Ini masalah penelitian. Dan penelitian ilmiah memang kadang mengguncangkan. Ustadz Jalal juga menambahkan, gelar Doktor yang akan beliau peroleh nanti bukanlah pemberian/anugerah dr kampus (seperti honoris causa) tapi Doktor hasil perjuangannya sendiri melewati tahapan akademik yg dipersyaratkan. Universitas di manapun di dunia menerima mahasiswa bukan berdasarkan mazhab dan agama namun berdasarkan kualitas akademik yg dimilikinya. Lagi-lagi, gerakan kaum Wahabi itu, patah di tengah jalan....! Tentu mereka akan menempuh cara lain... Wassalam, Syam's www.ahmadsahidin.wordpress.com