www.ahmadsahidin.wordpress.com

----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Ahsa <ahmadsahi...@ymail.com>
Kepada: apiseja...@yahoogroups.com
Dikirim: Senin, 23 Mei 2011 8:28
Judul: [apisejarah] Sunny-Syiah Bersatu dalam Wadah Muhsin


  
Sunny-Syiah Bersatu dalam Wadah Muhsin
JAKARTA--MICOM: Untuk pertama kalinya di dunia, dua mazhab besar dalam Islam, 
Sunni dan Syiah secara resmi tergabung dalam organisasi resmi, dan itu terjadi 
di Indonesia. Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) bekerja sama 
dengan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (PP IJABI) mengumumkan 
deklarasi kelahiran Muhsin (Majelis Ukhuwah Sunni—Syiah Indonesia) di Masjid 
Agung Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/5). 

"Kami yakin Sunni-Syiah bisa bersatu dalam bingkai kebhinekaan dan semangat 
persatuan NKRI tanpa memandang aspek fiqih," kata Ketua Departemen Kepemudaan 
Dewan Masjid Indonesia Daud Poliradja saat ditemui pada acara deklarasi dan 
seminar "Kerukunan Ummat Beragama sebagai Modal Dasar untuk Kelestarian 
Kebangkitan Nasional". 

Semangat deklarasi itu, lanjut Daud, diharapkan dapat membangun persatuan umat 
Islam dan juga menjadi langkah baru sebagai modal dasar kerukunan antarumat 
beragama dalam lingkup NKRI. Hal itu dikarenakan di Indonesia kerap kali 
terjadi konflik horizontal bermotif agama. 

"Kita mengharapkan ini memberikan efek informasi psikologi dan efek perubahan 
sikap untuk Islam dunia. Kita tentu prihatin akan masalah-masalah yang ada di 
Iran dan negara Islam lainnya. Indonesia berada di barisan depan untuk 
menunjukan bahwa Sunni dan Syiah menjadi pelopor bahwa perbedaan mazhab justru 
harus semakin mempererat setiap perbedaan," papar Daud. 

Deklarasi itu dihadiri oleh Lembaga Macan Kemayoran (LMK), Aliansi Masyarakat 
Peduli Bangsa (AMPB), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Dihadiri pula oleh 
Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Laksma TNI Christina 
M Rantetana, Sekretaris Jendral Dewan Ketahanan Nasional Manahan Daulay, dan 
Duta Besar Republik Islam Iran Mahmoud Farazandeh. 

"Kami mengundang dari berbagai pihak, termasuk dari Kementerian Polhukam, walau 
tidak dapat hadir karena ada acara lain. Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) 
juga kami undang tetapi menolak untuk hadir," kata Ketua Dewan Syura IJABI 
Jalaludin Rakhmat di sela pendeklarasian. (OL-8)
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/20/227510/284/1/Sunny-Syiah-Bersatu-dalam-Wadah-Muhsin

Di Luar Negeri Sunni dan Syiah Berseteru, di Indonesia Malah Bersatu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jika di luar negeri Sunni dan Syiah, kerap bersertu, 
tidak halnya di Indonesia. Sebab, untuk kali pertama terjadi di dunia, dua 
aliran besar dalam Islam itu menyatu dalam satu majelis, dan itu terjadi di 
Indonesia.

Kumpulan bernama majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) itu dideklarasikan 
sebelum salat Jumat di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, oleh Pengurus Pusat 
Dewan Mesjid Indonesia (DMI) yang mewakili Sunni dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait 
Indonesia (IJABI) yang mewakili Syi'ah.

"Majelis ini adalah yang pertama di dunia," kata Ketua IJABI Jalaluddin Rahmat 
dalam seminar bertema 'Kerukunan Ummat Beragama Sebagai Modal Dasar Untuk 
Kelestarian dan Kebangkitan Bangsa' yang juga ajang deklarasi majelis itu di 
Jakarta, Jumat (20/5).

Jalaluddin mengatakan, umat Islam harus bangga pada majelis ini karena ini 
sejarah baru bagi kedua mazhab yang sering diliputi perpecahan, untuk menjalin 
ikatan persaudaraan antarsesama muslim.

Jalaluddin menegaskan majelis itu tidak mencampurkan dua paham atau ajaran 
kedua mazhab itu, melainkan hanya sebagai tempat untuk berkumpul, berdialog, 
dan melakukan kegiatan sosial.

"Masalah ajaran itu masing-masing, Lakum Dinukum Waliyadin (Bagimu Agamamu, 
Bagiku Agamaku) dan menjalin ukhuwah Islamiyah adalah perintah Allah dalam 
Alquran," katanya mengutip surat Al-Kafirun dalam Alquran.

Sementara anggota Pengurus Pusat DMI Daud Poliradja menyebut majelis itu 
didirikan atas latar belakang banyaknya perpecahan yang mengatasnamakan agama 
di Indonesia, padahal semua agama mengajarkan kebaikan dan bahwa perbedaan 
bukanlah penghalang untuk hidup rukun.

"Umat beragama saling menjelekkan agamanya, sedangkan kita hidup di Indonesia 
yang berasaskan Pancasila," sambung Daud.

Selain dihadiri Jalaluddin Rahmat dan Daud Poliradja, deklarasi MUHSIN itu 
dihadiri pula Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh dan Pembantu 
Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, 
Brigjen (Pol) Manahan Daulay.

Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan 
beberapa perwakilan lembaga Islam dan organisasi masyarakat seperti MUI, FPI 
dan FBR, tidak tampak hadir, padahal mereka sudah diundang. "Kami tidak tahu 
mengapa tidak hadir, tapi kami sudah mengirimkan undangannya,"kata Daud.

Salah satu dari lima poin deklarasi MUHSIN menyebutklan, "memendam dalam-dalam 
warisan perpecahan dan permusuhan di antara kaum mukmin."
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/05/20/llhs6p-beda-dengan-di-luar-negeri-di-indonesia-sunni-dan-syiah-bersatu

Sunni Syiah Deklarasikan Muhsin 
Cybersabili-JAKARTA- Sejumlah rangkaian peristiwa bermotif agama yang diwarnai 
kekerasan mengancam keutuhan NKRI. Pemahaman Sunni-Syiah yang bersebrangan 
seolah tidak bisa bersatu.
"Kami yakin Sunni-Syiah bisa bersatu dalam bingkai kebhineka-an tanpa memandang 
aspek Fikih," ujar Ketua Dept. Kepemudaan Pengurus Pusat Dewan Masjid 
Indonesia, H. Daud Poliradja, ketika di temui dalam deklarasi Majelis Ukhuwah 
Sunni-Syiah Indonesia (MUHSIN), Jakarta, Jumat (20/5/2011).
Deklarasi ini, lanjutnya, adalah upaya menyatukan 2 pemahaman yang berbeda 
dalam bingkai NKRI.
"Perintah untuk membina persaudaraan. 2 Mazhab besar sunni-syiah, sunni yang 
keluwesan, dan syiah dikenal dengan militansinya. Menjadi paduan dalam membina 
umat," papar Daud, yang juga penggagas deklarasi.
Sementara itu, Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi), 
Jalaludin Rackmat, menilai bahwa deklarasi ini bisa menjadi awal terbentuknya 
kerukunan antar umat beragama dan negara.
"Semoga acara ini bisa menjadi tolak ukur terbentuknya kerukunan dalam bingkai 
NKRI, Sudah saatnya umat beragama bersatu dan tinggalkan kebencian,"pungkasnya
Hadir dalam deklarasi tersebut, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia 
Dr Mahmoud Farazandeh, Lembaga Macan Kemayoran (LMK), Dewan Masjid Indonesia 
(DMI), Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), BKPRMI, Lembaga Dakwah Islam 
Indonesia (LDII), Laskar Santri, Aliansi Masyarakat Peduli Bangsa (AMPB), 
Kiblat, Brigade Masjid
MUHSIN juga akan merencanakan deklarasi diseluruh Indonesia. (Daniel Handoko)
http://www.sabili.co.id/internasional/sunni-syiah-deklarasikan-muhsin

Sunni dan Syiah Bersatu di Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya terjadi di dunia, dua aliran 
besar dalam Islam, Sunni dan Syiah, menyatu dalam satu majelis, dan itu terjadi 
di Indonesia.
Kumpulan bernama majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) itu dideklarasikan 
sebelum salat Jumat di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, oleh Pengurus Pusat 
Dewan Mesjid Indonesia (DMI) yang mewakili Sunni dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait 
Indonesia (IJABI) yang mewakili Syi'ah.
"Majelis ini adalah yang pertama di dunia," kata Ketua IJABI Jalaluddin Rahmat 
dalam seminar bertema "Kerukunan Ummat Beragama Sebagai Modal Dasar Untuk 
Kelestarian dan Kebangkitan Bangsa" yang juga ajang deklarasi majelis itu di 
Jakarta, Jumat (20/5).
Jalaluddin mengatakan, umat Islam harus bangga pada majelis ini karena ini 
sejarah baru bagi kedua mazhab yang sering diliputi perpecahan, untuk menjalin 
ikatan persaudaraan antarsesama muslim.
Jalaluddin menegaskan majelis itu tidak mencampurkan dua paham atau ajaran 
kedua mazhab itu, melainkan hanya sebagai tempat untuk berkumpul, berdialog, 
dan melakukan kegiatan sosial.
"Masalah ajaran itu masing-masing, Lakum Dinukum Waliyadin (Bagimu Agamamu, 
Bagiku Agamaku) dan menjalin ukhuwah Islamiyah adalah perintah Allah dalam 
Alquran," katanya mengutip surat Al-Kafirun dalam Alquran.
Sementara anggota Pengurus Pusat DMI Daud Poliradja menyebut majelis itu 
didirikan atas latar belakang banyaknya perpecahan yang mengatasnamakan agama 
di Indonesia, padahal semua agama mengajarkan kebaikan dan bahwa perbedaan 
bukanlah penghalang untuk hidup rukun. 
"Umat beragama saling menjelekkan agamanya, sedangkan kita hidup di Indonesia 
yang berasaskan Pancasila," sambung Daud.
Selain dihadiri Jalaluddin Rahmat dan Daud Poliradja, deklarasi MUHSIN itu 
dihadiri pula Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh dan Pembantu 
Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, 
Brigjen (Pol) Manahan Daulay.
Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan 
beberapa perwakilan lembaga Islam dan organisasi masyarakat seperti MUI, FPI 
dan FBR, tidak tampak hadir, padahal mereka sudah diundang.
"Kami tidak tahu mengapa tidak hadir, tapi kami sudah mengirimkan 
undangannya,"kata Daud.
Salah satu dari lima poin deklarasi MUHSIN menyebutklan, "memendam dalam-dalam 
warisan perpecahan dan permusuhan di antara kaum mukmin." (*)
http://www.antaranews.com/berita/259460/sunni-dan-syiah-bersatu-di-indonesia

Sunni-Syiah Indonesia Dideklarasikan

VIVAnews - Untuk pertamakalinya di dunia, aliran Islam Sunni dan Syiah 
tergabung dalam institusi resmi di Indonesia. Organisasi dengan nama Majelis 
Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin) akan dideklarasikan di Masjid Akbar 
Kemayoran, Jalan Benyamin Sueb, Jakarta Pusat.

"Ini pertama kalinya di dunia, organisasi gabungan antara Syiah dan Ahlussunah 
(Sunni)," kata penggagas Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin), 
Jalaluddin Rahmat dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 20 Mei 2011. 

Menurut Jalaluddin, upaya untuk menyatukan dua organisasi besar ini tidak 
mudah. Ada banyak hambatan dan pertentangan dari banyak pihak. Buktinya, kata 
dia, sedianya acara ini digelar di Masjid Istiqlal pada bulan lalu. Tetapi, 
rencana itu ditolak. 

"Sampai saat ini, semua undangan termasuk dari Kementerian Polhukam dipastikan 
hadir. Hanya dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menolak hadir," kata 
Jalaluddin. 

Organisasi Sunni-Syiah ini merupakan inisiatif dari Pengurus Pusat Dewan Masjid 
Indonesia (DMI) dan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi). 
Karena di seluruh dunia, dua aliran ini kerap bertentangan.

Sunni atau Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah adalah 
mereka yang senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits 
yang shahih dengan pemahaman para sahabat Nabi. Sekitar 90 persen umat Muslim 
sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10 persen menganut aliran Syiah. Pengikut 
Sunni sebagian besar berada di negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Bahran, 
dan Qatar. 

Sedangkan Syiah ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam yang mengikuti 
ajaran Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya (keluarga). Syi'ah menolak kepemimpinan 
dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam 
Syi'ah. Pengikut Syiah sebagian besar berada di negara Iran dan Irak. 

"Seorang tokoh di Mesir pernah membentuk institusi gabungan antara Sunni dan 
Syiah. Dia adalah Hasan Albana. Tetapi, dia tewas dibunuh orang," kata 
Jalaluddin. Meski demikian, inisitaif Hasan Albana itu baru dalam tataran 
inisiatif secara individu. 

Rencananya, dalam deklarasi ini akan hadir Staf Ahli Bidang Ideologi dan 
Konstitusi Kemenko Polhukam, Laksma TNI Christina M Rantetana, dan Dirjen Bimas 
Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar.
http://nasional.vivanews.com/news/read/221482-sunni-syiah-indonesia-dideklarasikan

Mau Tahu Perbedaan Sunni dan Syiah?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dimanakah letak perbedaan dua mazhab besar Islam, 
Sunni dan Syiah?. Ternyata, menurut Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia 
(IJABI) Jalaluddin Rahmat, terletak dasar hadits yang digunakan kedua aliran 
besar tersebut.

"Sunni memiliki empat mazhab Hambali, Syafi'i, Maliki dan Hanafi. Apakah ajaran 
keempat mazhab itu sama? Tidak ada yang berbeda," katanya dalam seminar dan 
deklarasi Majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) di Masjid Akbar, Kemayoran, 
Jakarta, Jumat (20/5).

Jalaluddin mengatakan perbedaan keduanya hanya terletak pada hadits. Jika 
hadits Sunni paling besar berasal dari sahabat nabi seperti Abu Hurairoh, maka 
hadtis Syiah berasal dari Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad SAW). "Jadi bukan 
berarti ajaran Sunni itu salah, dan Syiah sebaliknya," ujarnya.

Hal senada diutarakan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh, yang 
menyebut "Perbedaan Sunni dan Syiah di Iran lebih bermuatan politik."

Sementara Pandu Iman Sudibyo, salah satu penganut Syiah dari Bengkulu, lalu 
mengajukan contoh praktik Syiah di daerahnya yang disebut tidak mendiskriminasi 
penganut Syiah di Bengkulu. "Kami hidup rukun dan kami lebih mengedepankan 
rasional," kata ketua IJABI Bengkulu tersebut.

Di Bengkulu, katanya, setiap tahun malah ada perayaan Tabot untuk menghormati 
kematian Husain bin Ali bin Abi Thalib, cucu nabi, yang bertepatan dengan hari 
Asyuro (10 Muharram). "Banyak turis asal Iran yang melihat perayaan Tabot di 
Bengkulu," katanya.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/11/05/20/llhvhk-mau-tahu-perbedaan-sunni-dan-syiah


Kirim email ke