Dear All,

Pada hari ini tanggal 1 Oktober 2013 yang bertepatan dengan Hari Kesaktian
Pancasila yang konon dirayakan tiap taun untuk memperingati Kembali ke
Fitrah Ideologi Bangsa yaitu Pancasila yang apabila kita maknai isinya luar
biasa: "Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dimpimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia" dimana semuanya tercantum pada Paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. 

 

Pada hari ini pula Mamang mengucapkan rasa syukur ke Khadirat Illahi Robbi
atas Rahmat dan Kehendak-Nya lah Lemah Sagandu yang berlokasi di Kabupaten
Sumedang Propinsi Jawa Barat dimana terdapat 33 Situs Kabuyutan, 65 Sungai
yang tertera dalam Amanat Buyut Kanekes Baduy maupun Amanat Tajimalela,
"Buyut dititipkeun ka Puun Nusa Telung Puluh Telu Bangawan Sawidak Lima
Pancer Salawe Nagara" artinya Kabuyutan yang diditipkan kepada Puun/
Pemimpin adalah 33 Nusa dan 65 Daerah Aliran Sungai yang mengapit nusa
tersebut. Menurut Para Leluhur Lokasi Lemah Sagandu batasnya adalah Tanjakan
Pasiringkik Disebelah Barat, Lalu Gunung Paregreg Disebelah Utara, Gunung
Jagat Disebelah Timur, dan Gunung Penuh di Sebelah Selatan, sebagian besar
lokasi Lemah Sagandu tersebut terancam ditenggelamkan oleh Bendungan
Jatigede yang sudah direncanakan 50 tahun yang lalu. Sudah berbagai generasi
dari mulai presiden pertama RI sempai presiden sekarang, berbagai peristiwa
besar sudah terjadi namun Alhamdulillah Lemah Sagandu dimana terdapat 33
Kabuyutan itu masih tegak berdiri. Alhamdulillah walaupun sebelumnya ada
rencana dari Pemerintah memulai Pengairan pada Tanggal 1 Oktober 2013 tapi
berkat Perjuangan Semuanya dan tentunya atas Berkat Rahmat Alloh SWT
Pengairannya diundur dan mudah-2an Pemerintah semakin terketuk hatinya untuk
tidak mengairi/ menggenangi Lemah Sagandu selamanya. 

 

Lemah Sagandu sendiri mengandung arti Tanah Hyang Satu dimana didalamnya
terdapat Situs- Situs Kabuyutan merupakan tempat para leluhur Berkontemplasi
Mendekatkan Diri Kepada Yang Maha Kuasa Tuhan Semesta Alam, disana pula
terdapat Simbol Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu Batu Tunggal, Patok/ Tanda
Keberadaan Yang Maha Kuasa. Para Leluhur menyadurnya dalam bait Suluk/
Pantun Buhun "Teangan Tapak Meri Dina Leuwi, Teangan Tapak Soang Di
Awang-awang, Teangan Tapak Sireum Dina Batu, Kalakay Pare Jumarum, Dawegan
Kalapa Kolot, Aya Endog Kongkorongok, Kotok Bongkok Haharewosan,
Kacingcalang Hahaleuangan, Papanggih Teu Patepung, Patepung Teu Papanggih,
Disebut Aya da Euweuh, Disebut Euweuh da Aya", terjemahannya "Carilah Jejak
Bebek di Parung Sungai, Carilah Jejak Angsa Di Langit, Carilah Jejak Semut
di Batu, Daun Padi Kering Tumbuh kembali, Dawegan/ Kelapa Muda tapi Kelapa
Tua, Ada Telur yang Berkokok, Kotok Bongkok? Berbisik, Telur Kacingcalang/
Busuk Bernyanyi, Ketemu tapi tidak bertemu, Bertemu tapi tidak ketemu,
disebut ada tapi ngak ada, disebut ngak ada tapi ada". Menurut Kang Ayip
Rosidi, Doktor Boboko Mang Jamal Dekan FSRD, Abah Oca, dan Ua Sastra
kasepuhan dari Kusnet dan Kisunda artinya sama rangkaian kalimat itu artinya
kosong, emptiness, hampa, suwung, ghaib, infinity, 0 1 0 1 0 1 ibarat bit
binary computer yang merupakan intinya, merupakan tingkat tertinggi dalam
Islam untuk mengenal Tuhan Yang Maha Kuasa. Di Lemah Sagandu itu lah para
leluhur Sunda melalui 33 kabuyutan itu melakukan Tasyakur, Tafakur, dan
Tadzakur lalu mengajarkan kepada murid-muridnya tentang moral dan spiritual
yang baik untuk menjadi Pribadi yang Nyunda/ Bersih ~ Cageur, Bageur, Bener,
Singer, dan Pinter untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam semesta
ini. Oleh karenanya Eyang Haji Resi Guru Aji Putih sebagai pemimpin para
resi disana bersabda "Lemah Sagandu Diganggu Balai Sadunya", apabila Tanah
Hyang Satu itu Diganggu Maka Bencana Bagi Dunia. Karena Moral dan
Spirituallah yang terpenting dari semuanya untuk mencetak pribadi-2 yang
kaya ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk memerangi kemiskinan, baik miskin
hati maupun miskin materi.

 

Pada Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dimana Sila Pertamanya adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, Alhamdulillah Lemah Sagandu masih terjaga
kelestariannya dan walaupun ada rencana memindahkan situs- situs itu namun
Alhamdulillah semoga belum benar- benar dipindahkan karena sesungguhnya
Situs- situs itu bukan Artifact yang bisa dipindahkan ke museum, Situs-2 itu
melekat pada tempatnya dan disanalah nilai kearifan dan keluhungannya
berada. Kalau berencana memindahkan Situs-2 di Lemah Sagandu ibarat
memindahkan Borobudur ke Jakarta atau memindahkan Ka'bah ke  Iran tentunya
tidak arif dan bijaksana. Karena nilai Ka'bah dan Borobudur itu ya melekat
ditempatnya. Kemurnian dan keasliannya adalah seperti apa adanya seperti
pertama kali di Bangun. Menurut Para Ahli Arkeologi dalam Hal Ini Prof. Dr.
Nina Herlina Lubis Situs- situs yang ada di Lemah Sagandu merupakan Situs
yang sudah ada sejak jaman Pra Sejarah dan terus berfungsi sebagai transisi
ke jaman Sejarah dan Alhamdulillah sampai sekarang masih lestari. Prof. Dr.
Nina pun menyarankan sebagai warisan peradaban dunia tentunya situs- situs
tersebut harus dilestarikan. Sebagai Pusaka Warisan Budaya Indonesia yang
sudah ada sejak jaman Megalitikum Pra Sejarah sudah seharusnya situs- situs
tersebut dijadikan Cagar Budaya yang dilindungi oleh UU No. 11 tahun 2010
dan diteliti lebih lanjut untuk dapat kita wariskan ilmu pengetahuan yang
terkandung didalamnya untuk anak cucu kita sebagai obor penerang dikegelapan
yang sedang meliputi bangsa ini. 

 

Bersama ini pula Mamang menyampaikan bahwa Mamang dan Komunitas Kabuyutan
Sunda TIDAK ANTI BENDUNGAN, kami tidak sedang menghambat/
menghalang-halangi/ merecoki pembangunan yang diharapkan mensejahterakan dan
memakmurkan seluruh rakyat Indonesia. Namun Ibarat Sasakala Sangkuriang,
"Menikah Dengan Wanita Cantik Itu Baik, Akan Tetapi Apabila Wanita Cantik
itu adalah IBU SENDIRI tentunya yang HALAL pun menjadi HARAM", membangun
Bendungan itu sangat baik apalagi sesuai rekomendasi World Commission on
Dams (WCD) yang disarankan untuk tidak membangun yang raksasa dibawah 300 Ha
saja itu sangat baik namun apabila Menenggelamkan LEMAH SAGANDU dimana
didalamnya terdapat situs- situs Cagar Budaya Simbol Ketuhanan Yang Maha Esa
Kesaktian Pancasila tentunya menjadi SANGAT TIDAK BIJAK dan HARUS DIHENTIKAN
demi kelestarian Situs-situs Cagar Budaya untuk diwariskan kepada anak cucu
kita nanti. Banyak alternative tempat lain untuk membangun Bendungan yang
lebih baik dan sesuai yang disarankan oleh WCD dan banyak solusi lain yang
bisa dilakukan untuk mengatasi kekeringan di daerah hilir, selama ini
Pemerintah berfikir bahwa pasokan Karbohidrat itu hanya dipenuhi oleh Padi/
Sawah yang basah padahal Indonesia kaya akan Keanekaragaman Hayati,
Karbohidrat dapat dipasok oleh Pohon Sukun, Ubi Jalar, Singkong, Jagung,
Padi Huma, dlsb. Daerah kering juga banyak pohon-pohon Hortikultura yang
bisa ditanam misalnya Mangga, Sawo, dlsb. Justru dengan ditanam tanaman
Hortikultura nilai per Ha tanahnya akan jauh lebih tinggi. Banyak ahli- ahli
Tanaman Horti Kultura yang bisa diberdayakan untuk membuat program- program
yang justru akan membuat para Petani di Hilir Bendungan Jatigede menjadi
lebih makmur. 

 

Mamang beserta Masyarakat Kabuyutan Cipaku mengucapkan rasa syukur dan
terima kasih yang sebesar-besarnya. Di Kabuyutan Cipaku itulah 35 tahun yang
lalu Mamang dilahirkan, di sebuah Kampung yang merupakan Baduy-nya Sumedang
Jawa Barat melalui Dukun Paraji lalu kemudian bisa sekolah di SDN Cipaku,
lalu SMP Pindah ke Bandung SMPN 28, SMAN 3 Bandung, S1 Teknik Arsitektur
ITB, dan S2 Manajemen Bisnis IPB Alhamdulillah sekolah dan kampus-2 besar
tersebut telah memberikan pendidikan yang bermakna buat Mamang yang berasal
dari Kampung Bau Lisung mengenal dunia secara lebih arif dan bijaksana. Pada
Tahun 1978 Terbit Kepres tentang Pembebasan Tanah Tahap 1 untuk Pembangunan
Bendungan Jatigede dan Pada Tahun itu pulalah Lahir Seorang Anak Laki-laki
Berasi Bintang Keuyeup/ Kepiting/ Cancer dari Pasangan Suami Istri Keluarga
Kecil Kasepuhan Cipaku yang 35 tahun kemudian menuliskan Email ini pada hari
ini. Tanpa terasa Yang Maha Kuasa, Yang Maha Menentukan, Yang Maha Mengatur
Segalanya meng-guide Mamang mengirimkan email ini kepada rekan- rekan semua,
entah lah apa artinya email ini tapi tentunya ini merupakan harapan untuk
suatu perubahan kearah yang lebih baik untuk kelestarian Lemah Sagandu
sebagai symbol Kesaktian Pancasila dan Cagar Budaya Bangsa Indonesia yang
diharapkan dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi Indonesia
apabila dilaksanakan secara Kaffah/ Menyeluruh/ Komprehensif. 

 

Mamang beserta Kabuyutan Cipaku mengucapkan terima kasih kepada Alloh SWT
yang tidak pernah berhenti sekejap pun menjaga hukum-hukumnya, juga rekan-
rekan Komunitas Kabuyutan Sunda Kang Ahmad Dimyati yang berkenan membantu
memberikan pencerahan kepada Mamang dari sisi Spiritualitas dan Ilmu
Keanekaragaman Hayati, Kang Odjat Sudjatmika yang pituin Cipaku yang
memberikan pencerahan dan membantu memfasilitasi untuk kemudian menjadi
aksi- aksi yang positif (accenta benar-2 Accentuate Life), Kang Ahmad Muhlis
Yusuf walopun Pituin Banten tapi sangat Nyunda sekali yang memberikan
pencerahan dalam pengusaan Media Massa, Bang Hirmen Moderator Milis Alumni
IPB yang pituin Minang yang selalu memberikan motivasi, dukungan semangat
tiada henti juga mensupport pembuatan Video Repolusi Keuyeup Apu, Bang
Rusdian Lubis yang walopun Lubis dan beliau seorang Pejabat VP ADB ternyata
Ilmu Kejawaannya luar biasa sekali dan berkenan memberikan pencerahan
tentang Tatanan Socio-Cultural-Spiritual yang harus dijaga, Ua Abdurrohman
M. Sastra yang memberikan pemahaman secara lengkap dan ilmiah tentang
GeoSunda/ SundaLand dan Penciptaan Manusia dan Alam Semesta yang semakin
memperkaya pengetahuan bathin Mamang, Bah Oca dari Kasepuhan Kisunda yang
sangat dalam pemahamannya tentang Kasundaan, Mang Jamal Doktor Boboko Dekan
FSRD yang ikhlas mengirimkan Disertasi Doktoral-nya yang menjadi Daftar
Pustaka Mamang sehingga bisa memetakan Lemah Sagandu kedalam Denah, Tampak
secara Arsitektural, Mang Hasan yang mengirimkan informasi tentang Amanah
Buyut dan Matematika Sunda karya Prof. Jakob Sumardjo, Bah Oman Abdurahman,
Majalah Geomagz yang memberikan pencerahan tentang definisi Kabuyutan juga
info karma perusak Kabuyutan, Bang Ken yang memberikan pemahaman tentang
Fitranismeu dan pencerahan-2 tentang info-2 akurat dari barat dan eropah,
Kang Yadi Kusnet yang tafsirnya terhadap Al Qur'an memberikan pencerahan
yang luar biasa sangat masuk akal, Kang Febi yang selalu memberikan masukan
positif dan harus on the track / cara yang baik, Mang Yuyun Kusnet yang
telah mensupport secara moril n' spiritual juga berkenan berkunjung ke
lokasi Situs Aji Putih bersama putra tercintanya, Kang Tata Tasye, Teh Lim
Mei Ming UNPAR yang ikhlas penuh semangat membuat Petisi Jatigede,
Rekan-rekan DPKLTS Kang Sobirin, Mang Ihin, Kang Mubiar, Kang Taufan, Walhi
Jabar dan juga Kang Acil Bimbo yang pernah ngariung di Bandung mendengarkan
curhat presentasi Mamang di kantor DPKLTS sungguh merupakan suatu kehormatan
bisa ketemu para inohong, Teh Aisyah dari Milis Senyum ITB senior Mamang
yang memberikan pencerahan tentang Facing Globalization By Local Empowering,
Kang Bambang Harimurti dari Tempo yang terus senantiasa memberitakan secara
fair tentang Jatigede juga memberikan informasi tentang Coconut Revolution
yang menginspirasi Mamang membuat Repolusi Keuyeup Apu, Kang Rachmat Yani
dari FIB UI yang memberikan CD tentang Sundaland Interview dan Presentasi
Stephen Openheimer di UI, Prof. Dr. Nina Herlina Lubis yang berkenan
meneliti Situs-2 Lemah Sagandu, Prof. Jakob Sumardjo yang terus berkarya
menulis tentang kearifan budaya Sunda, dan tentunya para pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Rekan-2 Tarekat Naqsabandyah, Milis Senyum
ITB, Alumni IPB, Kota bogor, Baraya Sunda, Urang Sunda, Kisunda, dan
Kabuyutan yang berkenan terus memuat tulisan Mamang. 

 

Di hari kesaktian Pancasila ini besar harapan Mamang dan tentunya Warga
Kabuyutan Cipaku juga Komunitas Kabuyutan Sunda berharap agar Pemerintah
Republik Indonesia dalam hal ini Presiden SBY, Kementerian PU, Gubernur Jawa
Barat, Bupati Sumedang, DPR, DPRD, dan berbagai pihak dapat terketuk hatinya
untuk bersama- sama Menyelamatkan Lemah Sagandu Beserta Situs- situs
Kabuyutan Sebagai Cagar Budaya dan Pusaka Indonesia dari ditenggelamkan oleh
Proyek Jatigede, Pemerintah dapat melakukan Evaluasi untuk mengukur tingkat
penggenangan agar jangan menggenang Situs- situs Bersejarah dan Kampung
Kabuyutan Tersebut. Tentunya Pembangunan Fisik Bendungan Jatigede  yang
sudah jadi tidaklah sia- sia karena hal tersebut juga merupakan suatu
monument tentang Pemerintahan yang Arif & Bijaksana dimana walaupun sudah
dibangun Bendungan tetapi Pemerintah memiliki Hati Nurani yang luhur
sehingga Situs- situs tidak jadi digenangi, tidak direlokasi, dan justru
Pemerintah membangun Lemah Sagandu ini sebagai tempat Pendidikan Moral
Spiritual seperti Fungsi Kabuyutan yang dibuat oleh para leluhur. Diharapkan
apabila Pendidikan Moral dan Spiritual Bangsa ini bisa baik maka akan
tercipta Sumber Daya Manusia yang handal dan mumpuni untuk menjadi pemimpin
yang dapat dipercaya dan diteladani oleh masyarakat luas sehingga bisa
melawan kemiskinan melalui pencerahan dan pendidikan, "Kaharti ku Ati,
Kahontal ku Akal, Kahartos, Karaos, Buktos" dimengerti oleh hati dan
dipahami oleh akal sehat. 

 

Sekali lagi terima kasih semuanya semoga masyarakat Indonesia dan dunia
mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan serta dijauhkan dari kemiskinan
baik kemiskinan hati maupun miskin materi. 

 

Terlampir Peta Lokasi Lemah Sagandu dan Jurnal tulisan Teh Yeni Mulyani
Supiratin FSRD ITB tentang "Pembangunan Waduk Jatigede dan Mitos-mitosnya
Dalam Sastra Lisan Sunda", disana disebutkan tentang mitos Buaya Putih
sebagai mahluk/ Jin kiriman Sangkuriang yang keukeuh ingin membangun Telaga
dan mitos Keuyeup Bodas (ketam/kepiting putih) yang akan menghentikan Buaya
Putih itu menenggelamkan Situs-2 Cagar Budaya dan Kampung Kabuyutan. Ada
Kepercayaan Masyarakat Kabuyutan Cipaku yang sedang terancam ditenggelamkan
oleh Proyek Bendungan Jatigede bahwa Keuyeup Bodas/ Keuyeup Apu yang akan
menyelamatkan mereka, "Ngan Keuyeup Apu Anu Bisa Meulah Gunung Jeung
Ngajebol Bendungan", Hanya Kepiting Putih yang bisa membelah Gunung dan
menjebol Bendungan, kalimat tersebut dapat ditafsirkan yang dimaksud
membelah gunung adalah membelah pengetahuan tentang Gunung dalam hal ini
Gunung Sunda sebagai Pusat 5 Mandala Dunia yang sudah ada sejak 20.000 tahun
yang lalu dan membuka bendungan adalah membuka ilmu pengetahuan secara akal
sehat yang terbendung selama ini yang ada di Kabuyutan Cipaku dengan Situs
Aji Putihnya yang merupakan Mandala Sunda di Timur. Kepiting Putih maksudnya
sifat yang tekun dan bersih yang mengedepankan Akal Sehat dan Ilmu
Pengetahuan sebagai dasar berfikirnya. Sifat tekun dan gigih tidak pernah
menyerah terdapat pada Rasi Bintang Kepiting/ Cancer, dalam Zodiak individu
yang memiliki bintang Cancer, terlahir pada 22 Juni hingga 22 Juli, ketika
matahari ada pada bintang Cancer. Cancer memiliki intuisi yang kuat dan
dapat mengetahui pikiran-pikiran dan perasaan yang ada pada orang-orang yang
dijumpai. Mereka bisa menjadi sangat agresif jika seseorang menantang
mereka, maka dari itu jangan main-main dengan kepiting kecuali kamu siap
untuk dicapit oleh mereka.  Kepiting selalu hidup di dalam 'rumah'nya yang
juga melindunginya dari musuh. Orang Cancer terkenal perasa dan mudah
tersinggung. Mereka sanggup melindungi diri sendiri dan melarikan diri dari
bahaya. Mereka juga tangguh dalam menahan perasaan kecewa atau sakit hati.
Orang Cancer mempunyai kemauan keras. Satu kali ia memiliki suatu barang,
maka ia akan mempertahankan miliknya secara mati-matian.

 

Buaya Putih Vs Keuyeup Bodas tentunya merupakan symbol yin - yang, baik
buruk, good vs evil, dimana Tuhan selalu menciptakan dalam keadaan
berpasang- pasangan, kujang papasangan. Dalam kasus Bendungan Jatigede ini
siapa yang menang apakah Buaya Putih atau Keuyeup Bodas? Wallohu alam, hanya
Alloh Yang Tahu apa yang terjadi hari esok. 

 

Dibawah ini berita-2 dari internet tentang Jatigede dari mulai rencana
penggenangan, rencana pengunduran, dan kondisi masyarakat yang cuek saja
walaupun akan digenangi, dll.

 

"Nanti 1 Oktober saat waduk ditutup untuk diairi, sudah tidak ada warga yang
ada di sana. Sudah diatur ke mana mereka akan dipindah," kata Joko Kirmanto
usai rapat koordinasi perekonomian di Jakarta, Selasa." Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/378252/joko-kirmanto-bendungan-jatigede-dia
iri-1-oktober 

 

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan proses
penggenangan Waduk Jatigede mundur dari target semula karena pembebasan
lahan dan relokasi warga masih berlangsung alot.

Sumber:  http://www.bisnis.com/penggenangan-waduk-jati-gede-mundur 

 

Bakal terendam warga cuek,
http://www.tempo.co/read/beritafoto/9610/Bakal-Terendam-Waduk-Jatigede-Warga
-Cuek/3 

 

Cipaku Jejak Monotheismeu Nusantara Purba:
http://www.cipaku.org/wp/?p=215#more-215 

 

Keuyeup Bodas dan Rasi Bintang Cancer:
http://galaksi-ku.blogspot.com/2011/09/rasi-bintang-berdasarkan-keluarga_703
2.html 

 

Pun sapun kaluluhuran.

 

nuhuuuns,

mang asep kabayan

www.cipaku.org

 

Kirim email ke