Temans, 
  
  
  Cukup beragam orang mengomentari tulisan saya di koran tempo itu, mulai  dari 
yang santun hingga yang tidak. Banyak keberatan yang diajukan  mulai dari 
penggunaaan kata yang tidak tepat hingga gagasan pokok dari  tulisan itu yang 
dianggap ngawur. 
  
  Misalnya kata pengepungan yang menjadi keberatan saudara Gieys. Dia  mengira 
kata itu murni dari saya. Padahal, kata itu saya ambil dari  berita di Koran 
Tempo tertanggal 28 Desember 2005. Inilah rujukan saya.  Keberatan mestinya 
tidak diajukan sama saya, melainkan sama Koran  Tempo. Kalau tidak keliru, 
Trans TV dan Metro TV juga menggunakan kata  "kepung" dengan segala 
derivasinya. Mohon dicek!
  
  Begitu juga tentang penggunaan fatwa MUI dalam kasus Lia Aminuddin.  Saudara 
Rahman, jemaat Salamullah yang telah dikokohkan oleh Lia sebaga  reinkarnasi 
Nabi Muhammad turut membenarkan adanya fakta perihal  penggunaan fatwa MUI itu. 
Saya tidak tahu, mana yang benar; apakah  Geiys yang menyangkal adanya fakta 
itu atau justeru Rahman. Mana di  antara keduanya yang berbohong? Wallahu A'lam.
  
  Selebihnya, apa yang saya tulis sebagai sebuah opini sungguh sangat  absah. 
Setiap orang punyak hak untuk membantah. Tapi, haraplah dicatat  bahwa poin 
yang hendak dituju dari tulisan itu adalah bahwa Lia tidak  bisa dianggap 
melakukan tindakan kriminal karena keyakinan yang ia  jalankan. Sejauh tidak 
ada unsur kekerasan di sana, Lia punya hak penuh  untuk mengekspresikan 
keyakinannya. Kebebasan berkeyakinan, sebagaimana  saya tulis dalam artikel 
itu, dijamin oleh UUD. Walau saya banyak tidak  setuju terhadap ajaran Lia itu 
tidak berarti bahwa saya boleh secara  sewenang-wenang merampas hak dia. Itu 
aja.
  
  
  
  
  Moqsith
  
  
  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  
      
Lia Aminuddin dan tulisan Abd Moqsith Ghazali di Koran Tempo
   
  Koran Tempo edisi Senin 2 Januari 2006 memuat tulisan Abd Moqsith Ghazali
berjudul "Kriminalisasi Komunitas Eden". Buah pikiran dari seorang 
aktivis JIL ini sebenarnya wajar-wajar saja, namun ternyata mengundang 
kontroversi. Tak heran kalau di milis-milis penuh dengan berbagai 
komentar: pro dan kontra. Apalagi di milis yang dipenuhi  'pemandu sorak' 
(cheer-leaders) sebuah partai politik dan organisasi massa tertentu.  Sungguh 
penuh hujatan dan caci maki. Seperti biasanya, mereka sekadar  asal 'njeplak', 
tak mampu memberikan tanggapan dan penilaian secara  jernih. Mereka berkilah, 
ini negara demokrasi bung, bebas berkomentar  apa saja! Tetapi di milis-milis 
punya kalangan mereka sendiri, kalau  ada yang berbeda pendapat sedikit saja 
langsung 'diserang'. Yang  bernasib buruk langsung 'ditendang', 'dikucilkan', 
dan 'dibuang'  untuk selamanya. 
   
  Bahkan ada yang usil menuding si Mogqsith ini menulis atas pesanan Yahudi 
(ups, kasihan  ya Yahoo kok selalu jadi kambing hitam).  Ada pula yang asal 
komentar 
bahwa Moqsith menulis artikel ini karena diiming-imingi beasiswa ke
Boston seperti halnya Ulil-Absar Abdalla (ups, sebegitu mudahkah untuk meraih 
beasiswa ke  mancanegara?). 
   
  Kini saya coba tampilkan komentar dari Geys Chalifa, ketua Majelis 
Pemuda PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Kebetulan Geys bertetangga dengan
Lia Aminuddin. Pada intinya, penjelasan yang disampaikan oleh Geys 
benar, bahwa pemicu kerumunan massa di rumah Lia Aminuddin memang karena 
adanya tayangan Metro TV, seperti juga pernah saya tuliskan sebelumnya
("Unsolved Cases 2005" tayangan Metro TV memicu penggerebegan 
"Kerajaan Eden"). 
   
  TV ibarat si tukang sihir. Segala yang ditayangkan oleh TV cenderung membuat 
penasaran masyarakat untuk menyaksikan secara langsung, apalagi kalau lokasinya 
dekat perkampungan padat. Contohnya, rumah hantu di kawasan Pondok Indah. 
Begitu ada sebuah stasiun tv menayangkan kemisteriusan rumah itu, esoknya 
lokasi itu langsung  dipadati masyarakat luas. Mereka ingin menyaksikannya 
secara langsung, tak cuma dari layar kaca. Inilah TV, bisa jadi tukang sihir!
   
  Namun Moqsith juga tak sepenuhnya keliru. Adanya Fatwa MUI adalah 
fakta (tertanggal 22 Desember 1997). Adanya penyerbuan massa
dan pengejaran terhadap kelompok yang dicap sesat adalah fakta
(Ahamadiyah, Madi, dan lainnya). Adanya orang-orang FPI di sekeliling 
rumah Lia Aminuddin adalah fakta. Tersebarnya poster tabligh akbar
yang ingin menghujat ajaran Lia adalah fakta. Adanya kerumunan massa adalah 
fakta (Moqsith  menyebutnya pengepungan). Adanya provokasi di tengah kerumunan 
massa  juga fakta, walau kenyataannya mayoritas massa memang sekadar ingin 
menonton kejadian 'pengamanan' Lia dan para pengikutnya, bukan ingin 
menyerbu rumahnya. Kalau kita saksikan tayangan di SCTV dan Metro TV
disana terlihat jelas sekumpulan orang berteriak-teriak ketika Lia Aminuddin 
dan komunitasnya sedang akan diangkut ke bus polisi. Sementara polisi
membentuk pagar betis agar mereka tak mendekati rumah Lia. Nugroho
Dewanto dari Majalah Tempo berkisah di milis Mediacare, "Teriakan yang 
terdengar adalah "masukin" (mungkin maksudnya masukkan mereka ke dalam 
bus), dan "ancurin" (jelas menghancurkan rumah milik Lia). Saya memang 
tak melihat adegan itu di Trans TV".
   
  Yang tidak diulas oleh Moqsith adalah pengaruh tayangan televisi terhadap 
psikologi massa dan pengaruh dari buku "Ajaran Sesat" karya Hartono Ahmad Jaiz. 
Menurut Gumiwang aka He-Man yang mantan pengurus remaja masjid di Bandung dan  
kini moderator milis Wanita-Muslimah, buku tersebut telah menjadi 
referensi utama kaum radikal untuk melakukan persekusi. "Nyaris 
semua kelompok yang diungkap di buku itu saat ini sudah diserang. Beberapa 
kelompok itu memiliki anggota yang cukup militan juga, jadi bukan tidak
mungkin di masa depan akan ada darah berceceran. Saya berani meramalkan, 
target berikutnya adalah giliran jama'ah Syi'ah di Bandung," tulisnya.
Menurutnya, organisasi NU (Nahdatul Ulama) juga adalah salah satu kelompok
yang dianggap sesat oleh Hartono. 
   
  Soal tayangan Metro TV tersebut apakah bermaksud ingin memprovokasi massa 
atau tidak, dan apa landasan Metro TV sekonyong-konyong mencap kelompok 
Lia Aminuddin sebagai ajaran sesat, lebih baik tanyakan langsung kepada 
pengelolanya. Di  balik layar kaca, segala sesuatunya bisa terjadi. Pihak Metro 
TV rupanya 'pasang banyak mata' di milis-milis. Begitu derasnya protes atas 
tayangan itu
membuat stasiun TV milik Surya Paloh ini juga menayangkan program lain 
yang mengupas tentang ajaran Lia Aminuddin dengan sisi berbeda - agaknya 
untuk menetralisir tentang pencapan ajaran sesat di program sebelumnya. 
Misal di Metro Realitas (mungkin teman-teman di Metro Realitas bisa kirimkan 
narasinya?).  Saya juga sempat menyaksikan acara Today's Dialogue di Metro TV 
dengan  bintang tamu Hartono Ahmad Jaiz dan seorang pengikut ajaran Lia - entah 
siapa namanya. 
  
Si cantik Mutia Hafidz yang memandu acara tersebut sempat kerepotan untuk 
menyetop Hartono agar tak nerocos bicara karena memang bukan gilirannya untuk 
bicara. Di  penghujung acara Mutia berujar, "Acara ini bukan dimaksudkan untuk 
menentukan pihak mana yang salah dan mana yang benar." Cukup fair kan?
  Namun yang jelas, lewat suratnya sebelum ia diseret polisi, Lia sudah 
"mengutuk" Metro TV" habis-habisan. Akankah kutukannya terwujud? 
Walahualam. 
  
Apa komentar Anda?
  "Malu bertanya sesat di jalan"
(tapi tergantung kepada siapa kita melempar tanya)
   
    
      
  
  
              

    ______________________________________________________________________
  http://www.numesir.org untuk informasi tentang Cabang Istimewa NU Mesir dan 
KMNU2000, atau info-info seputar Cairo dan Timur Tengah.
  ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
  Kami berharap Anda selalu bersama kami, tapi jika karena suatu hal Anda harus 
meninggalkan forum ini silakan kirim email ke: 
  [EMAIL PROTECTED] 
    

                      

          SPONSORED LINKS    
                                                        Corporate culture       
                                   Corporate culture change                     
                     Business culture of china                                  
                                        Corporate culture training              
                                               
        
---------------------------------
    YAHOO! GROUPS LINKS  
  
      
    Visit your group "kmnu2000" on the web.
     
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
     
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.  
  
      
---------------------------------
  
  
          


                
---------------------------------
Yahoo! Photos
 Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, 
whatever.

[Non-text portions of this message have been removed]



______________________________________________________________________
http://www.numesir.org untuk informasi tentang Cabang Istimewa NU Mesir dan 
KMNU2000, atau info-info seputar Cairo dan Timur Tengah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kami berharap Anda selalu bersama kami, tapi jika karena suatu hal Anda harus 
meninggalkan forum ini silakan kirim email ke: 
[EMAIL PROTECTED] 
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kmnu2000/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke