[Hermawan Kartajaya] Tahu Tek-Tek Nostalgia Para Artis
[ Minggu, 10 Agustus 2008 ]

SURABAYA - Saking banyaknya penjual tahu tek-tek di Surabaya, mungkin sulit 
menghitungnya. Tapi, warung tahu tek-tek di Jl Dinoyo 147 A punya merek 
tersendiri. Namanya Tahu Tek-Tek Pak Ali. 

Pemilik dan pengelola warung itu sejak 38 tahun lalu hingga sekarang adalah H 
Ali. Nama pria 66 tahun tersebut memang hanya "Ali". "Ini kartu nama saya," 
kata Ali kepada Jawa Pos ketika ditanya nama lengkapnya. Di kartu nama itu, 
tertulis H Ali T.H.T. Apa kepanjangan T.H.T? "Tahu Tek," jawab Ali lantas 
tertawa renyah. 

Sebenarnya, Ali berjualan tahu tek-tek sejak 1962. Ketika itu, umurnya baru 20 
tahun. Awalnya, Ali berjualan keliling ke beberapa tempat, seperti Demak, 
Dupak, Cerme, dan Gresik. ''Waktu itu, satu porsi tahu tek-tek masih Rp 1,'' 
ujar kakek tujuh cucu tersebut. 

Mulai 1970, Ali dan keluarganya pindah ke Jalan Dinoyo untuk membuka warung 
tahu tek-tek. Dia tak lagi berjualan keliling, tapi menetap di suatu tempat, 
yakni di pinggir Jl Dinoyo. 

Berjualan menetap di Jl Dinoyo, ternyata, membawa hoki bagi Ali. Warungnya yang 
mulai buka pukul 16.00 hingga pukul 21.00 itu lama-lama mulai diserbu pembeli. 
Para pelanggan semakin banyak. 

Penampilan seporsi tahu tek-tek Pak Ali sekilas tak jauh berbeda dengan 
kebanyakan tahu tek-tek lain. Ada campuran tahu, lontong, kentang, yang 
semuanya dipotong-potong dengan gunting. Suara gunting yang bunyinya tek..tek 
itulah yang membuat makanan tersebut disebut tahu tek tek. Satu porsi tahu 
tek-tek juga dilengkapi kecambah (taoge) yang telah diguyur bumbu kacang 
bercampur petis serta diberi kerupuk di atasnya. 

Yang membuat tahu tek-tek Pak Ali berbeda dibandingkan dengan tahu tek-tek 
lainnya adalah rasa bumbu petisnya. 

Ali yang kelahiran Lamongan itu mengakui, tidak mudah baginya mendapatkan 
kualitas bumbu yang benar-benar pas. Baginya, rahasia utama seporsi tahu 
tek-tek terletak pada pengolahan petis. ''Dibutuhkan pengolahan petis yang 
benar. Jangan sampai pelanggan kita kecewa karena alergi setelah makan tahu 
tek-tek ini,'' katanya sambil mengisap rokok yang dibawanya. 

Dia menambahkan, sangat penting baginya mengolah lagi petis yang dibeli di 
pasar. Sebab, petis adalah nyawa bagi tahu tek-tek. 

Selain petis, Ali sangat memperhatikan bahan-bahan lainnya, seperti tahu, 
kentang, lontong, taoge, dan kerupuk, agar tetap fresh. Sebab, menurut dia, 
akan percuma bila petisnya baik, tapi bagian-bagian lainnya buruk. ''Harus 
dijaga, kasihan nanti petisnya,'' kata bapak yang senang bercanda itu. 

Ali mengaku, selain menjaga kualitas bahan-bahannya tetap fresh, dia menerapkan 
PK 5 dalam menjalankan usahanya. PK 5 adalah singkatan dari pekerja, 
keterampilan, kesopanan, kejujuran, kerajinan, dan keuntungan. ''Semua itu 
memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan,'' ujarnya.

Kini, warung tahu tek-tek Pak Ali menjadi salah satu jujugan para penikmat 
kuliner di Surabaya. Selain digemari warga Surabaya dan sekitarnya, sejumlah 
selebriti menjadi pelanggan di warung sederhana tersebut. Di antaranya, Katon 
Bagaskara, VJ Daniel, VJ Chaty Sharon, Becky Tumewu, dan Roby Tumewu. Foto-foto 
artis itu dipajang di warung tersebut. 

Artis asal Surabaya yang kini sukses di ibu kota, yaitu Ahmad Dhani dan Maia, 
kata Ali, dulu juga sering datang ke warungnya ketika masih rukun. Ali 
mengatakan, biasanya Dhani dan Maia datang ke warungnya untuk mengenang masa 
lalu. ''Kalau Katon pernah ngomong sama saya, tidak lengkap rasanya bila datang 
ke Surabaya tanpa mampir ke warung saya," ujar bapak empat anak itu bangga.

Suhu marketing Indonesia Hermawan Kartajaya, kata Ali, juga menjadi pelanggan 
di warung tahu tek-tek itu. "Pak Hermawan mengatakan, dia suka datang ke sini 
karena suasana Surabaya tempoe doeleo masih kental," katanya. ''Susah sekali 
mendapatkan suasana makan seperti di sini," lanjut Ali, menirukan kata-kata 
Hermawan. 

Ketika ditanya omzet per hari, Ali tidak mau menjawab. ''Saya tidak mau 
dibilang sombong. Bagi saya, cukup untuk bisa hidup layak,'' ujarnya merendah. 
Dia hanya mengatakan, harga seporsi tahu tek-tek di warungnya saat ini Rp 
8.000. Rata-rata pengunjung di warungnya 250-300 orang per hari. (dan/kum)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=17335 
Koleksi Artikel2 Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/hermawankartajaya.php 


Kirim email ke