[Hermawan Kartajaya] Dari Qustion Mark Jadi Cash Cow 
Grow with Character! (8/100) Series by Hermawan Kartajaya

[ Rabu, 27 Januari 2010 ]

SAMBIL menata distribusi dan membangun corporate brand, ketika itu Putera 
Sampoerna menyiapkan produk baru. Benar-benar baru! Karena dia percaya, tanpa 
produk baru yang bisa mendampingi Dji Sam Soe, Sampoerna tidak akan bisa naik 
peringkat. Bukankah di BCG Matrix, juga digambarkan bahwa ada empat macam 
produk dalam portofolio suatu perusahaan. Dji Sam Soe jelas cash cow, bahkan 
solid cash cow.

Dengan margin yang begitu tinggi berkat loyalitas pelanggan, bahkan sampai 
sekarang, sudah seharusnya profit dipakai untuk mengembangkan produk baru. 
Takutnya, sejalan dengan model product life cycle, pada suatu ketika Dji Sam 
Soe pun akan jadi "dog". Masih menghasilkan margin tapi sudah semakin menurun.

Pada saat ini, Anda melihat usaha mati-matian untuk mempertahankan Dji Sam Soe 
sebagai the real kretek dengan membungkus batangnya satu-satu supaya kualitas 
produk "tetap fresh". Dji Sam Soe Premium adalah suatu upaya mengembalikan 
produk ini jadi "star" kembali di segmen loyal customernya. Seperti Mercy yang 
membuat model S Class. Sedangkan Dji Sam Soe filter kayaknya dipakai menahan 
supaya brand legendaris ini tidak cepat jadi "dog".

Berharap ada segmen baru yang tercipta. Yaitu, loyalis Dji Sam Soe "asli" yang 
mulai "khawatir" akan tar dan nikotin yang ketinggian. Atau perokok brand lain 
yang mau "naik kelas", tapi belum berani langsung ke Dji Sam Soe.

Lihat saja, Mercy juga meluncurkan berbagai variasi produk sporty untuk 
memperluas segmen, sehingga bisa menampung segmen baru. Yaitu, orang yang sudah 
punya banyak Mercy Klasik, tapi mau punya produk lain untuk special occasion. 
Atau bisa beli untuk anaknya yang masih lebih muda usia yang mau kelihatan tua. 
Atau bahkan untuk orang yang mau "naik kelas" pula.

Tapi masalah tidak akan selesai, kalau Anda hanya "berkutat" di Cash Cow, Dog 
dan Star! Situasi persaingan yang berubah karena adanya teknologi baru dan 
perubahan perilaku konsumen akan "membunuh" sebuah perusahaan kalau tidak ada 
produk question mark! Namanya saja sudah begitu, artinya tidak ada jaminan 
produk baru itu akan jadi "star" untuk selanjutnya jadi cash cow.

Definisi produk baru itu sendiri memang ranging dari product repackaging di 
tingkat yang paling gampang sampai new to the world yang paling berisiko. 
Semuanya tentu saja question mark karena tidak ada jaminan akan sukses. Dalam 
hal ini, Putera Sampoerna memutuskan untuk mengambil risiko yang paling besar. 
New to the World! 

Itulah dasar pemikiran dari pengembangan produk baru A-Mild! Teknologi yang 
ketika itu sangat baru bagi Indonesia dipakai. Harus tetap kretek, tapi dengan 
low tar low nicotine. Harus kretek karena tidak boleh mengubah karakter 
Sampoerna yang asli Indonesia. Tapi, harus breakthrough dengan teknologi 
tinggi. Bukan cuma sekadar harus jadi rokok yang "paling tidak berbahaya untuk 
kesehatan", tapi juga harus jadi "life style" baru.

Ketika itu, pada akhir dekade delapan puluhan, para perokok seolah 
terpolarisasi menjadi dua. Di ujung kiri yang "ekstrem perokok" adalah para 
penggemar Dji Sam Soe yang bahkan sangat "percaya" pada tulisan yang ada di 
bungkusnya. Apa itu? Kalau Anda batuk dan isep ini rokok, maka batuk Anda akan 
sembuh... Begitu kira-kira bunyinya... Bahkan, ada yang bilang Dji Sam Soe itu 
"rokok herbal" jadi memang menyembuhkan... Hebat ya...

Namun, di ujung kanan yang juga "ekstrem" yaitu smokers who don't know how to 
smoke. Hanya untuk "bergaya" atau ikut "arus". Waktu itu disebut sebagai 
"lifestyle segment". Di dalamnya termasuk wanita urban dan modern yang kepingin 
looks chic.

Mereka suka rokok yang ringan, tidak bikin batuk, lebih kecil tapi lebih 
panjang, aromanya enak dan bungkusnya tidak "kampungan". Di segmen ini, 
semuanya pakai filter dan rajanya ketika itu Marlboro.Walaupun tidak pernah 
bisa besar di Indonesia, brand dunia ini banyak memberi "inspirasi" pada anak 
muda, eksekutif dan wanita ketika itu.

Di tengah-tengah kedua ekstrem itu adalah pasar yang paling besar, yaitu rokok 
kretek filter. Jagonya tentu saja, waktu itu GG Surya dan International serta 
Djarum Super. Sampoerna memutuskan tidak "masuk" pasar tengah yang besar tapi 
kompetitif, tapi justru masuk pasar "niche" di kanan! Kan Dji Sam Soe sudah di 
kiri.

Nekat memang, tapi itulah visi seorang entreperenur sejati Pak Putera. Rokoknya 
inovatif, nasionalis karena tetap kretek. Targetnya waktu itu bisa menggeser 
Marlboro yang rokok putih berfilter. Sedangkan "A" adalah salah satu family 
brand yang sudah dipunyai Sampoerna waktu itu. Ada produk yang disebut 
Sampoerna A yang tidak sesukses Dji Sam Soe.

Putera Sampoerna ketika itu minta supaya ada upaya keras supaya para eksekutif 
dan anak muda tidak malu menunjukkan A Mild. Harus bangga!

Waktu diluncurkan pertama kali, A Mild dianggap "rokok banci". Kretek yang 
tidak terasa kreteknya. Kampanye pertama juga gak terlalu berhasil, karena 
pesan yang ingin disampaikan tidak jelas. Rokok masa depan yang merupakan 
konsep pertama memang kurang dimengerti orang. Tapi, begitu iklan "Low Tar Low 
Nicotine" mulai keluar, orang jadi mulai mengerti.

Anak muda dan eksekutif modern yang lebih "sadar kesehatan" langsung menerima 
produk baru itu. Dan ketika Djarum mulai masuk pasar, setelah beberapa tahun, 
Sampoerna menantang dengan kampanye "How Low Can You Go?"

Produk selanjutnya dikembangkan dengan A Mild Menthol yang ada nuansa hijau, 
khusus untuk wanita. Karena segmen ini mengalami growth yang besar, terutama 
sebagai lifestyle smoker. Itu semua juga masih tetap konsisten dengan Corporate 
Branding Sampoerna: Rokok Tembakau,bukan Rokok Saus!

Ketika saya mulai mendirikan MarkPlus Professional Service di Surabaya 1 Mei 
1990, A Mild masih sedang berjuang menemukan jati dirinya. Tapi, saya memang 
percaya penuh bahwa Question Mark Product ini akan jadi star dan akhirnya cash 
cow kedua mendampingi Dji Sam Soe. (*)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=113888 
Koleksi Artikel2 Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/hermawankartajaya.php 


Kirim email ke