Komentar anda ttg Gus Dur itu baik. Tapi kesimpulan terakhir anda saya tidak
setuju:

>(yang ingin hidup damai dan happy-happy saja)

Kalau mau "damai" tanpa problem, ya nanti saja waktu kita sudah di liang
lahat. Di sana akan damaaaiii sekali. Hidup itu tidak bisa "happy-happy
saja". Kita pasti punya problem; ada yang pribadi, sosial dan institusional.
Ketiganya berkaitan. Kalau institusional bangsa kita sakit, seharusnya kita
(pribadi) juga sakit. Kalau sosial kita sakit, kita (pribadi juga sakit).
Tidak ada yang steril di masyarakat dan bernegara. Untuk bisa hidup "damai
dan happy-happy saja", kita tidak boleh tidak peduli "siapapun yang jadi
presiden". Sebab, siapa yang jadi presiden akan menentukan kita akan "damai
dan happy-happy saja" atau tidak. Kalau Herr Habibie yang tidak legitimated
ini terus jadi presiden kita akan terus-terusan seperti ini; gampang-gampang
ambil keputusan tapi tidak berpikir panjang. Kalau cara kepemimpinan spt
itu, kapan kita bisa "damai dan happy-happy saja".

Jadi, untuk bisa "damai dan happy-happy saja", kita harus peduli siapa
pemimpin kita yang bisa memberikan pengharapan, visi, dan arah yang jelas
kemana bangsa ini akan melangkah. Gus Dur mungkin satu dari sedikit pilihan
pemimpin yang relatif bisa diharapkan. Habibie? Sudahlah, tanpa mengurangi
kehormatan dan hak beliau, saya anjurkan untuk kebaikannya sendiri untuk
mundur dari pencalonan dan tunjukkan beliau adalah pemimpin besar. Kalau
berani mundur, namanya akan dicatat khusus sebagai presiden yang mampu
mengantarkan perubahan dari Soeharto ke presiden baru.

Martin Manurung <http://www.cabi.net.id/users/martin>
_________________________________________________
E-mail: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Visit http://come.to/forma-kub

-----Original Message-----
From: Andriecht <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 03 September 1999 16:21
Subject: [Kuli Tinta] Gus Dur for Presidente'


>Salam,
>
>Senang juga ya, melihat Gus Dur diacara syukuran,
>
>Dulu entah mengapa saya agak antipati pada beliau,
>tapi setelah melihat acara di TV tersebut, saya pikir Gus Dur-lah calon
>presiden kita yang berikut-nya,
>
>Beliau adalah tokoh yang lebih dapat diterima oleh kelompok habibie maupun
>megawati,.
>Artinya, jika megawati yang jadi, kelompok habibie akan menggoyangnya, jika
>habibie jadi presiden lagi maka pendukung mbak mega yang akan menggoyangnya
>pula, terlepas bersih tidaknya proses pemilihan tersebut. Tapi, jika Gus
Dur
>yang jadi, tampaknya kok lebih tentram,.ya.
>
>Dan tampaknya Gus Dur lah yang paling menjanjikan diantara
>capres-capres(yang punya dukungan memadai) kita saat ini,.
>
>Terus terang saya tidak peduli siapa pun yang menjadi presiden, yang saya
>inginkan adalah suasana damai, aman dan tentram,.kalau bisa sih, saya tidak
>ingin ada kegiatan yang namanya politik,
>
>Ada yang punya usul, bagaimana cara menghilangkan kata politik dalam
>perbendaharaan kata bahasa Indonesia,.
>
>
>Andriecht
>(yang ingin hidup damai dan happy-happy saja)



______________________________________________________________________
Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI 
dengan mengirim e-mail kosong ke alamat;
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Keluar: [EMAIL PROTECTED]

Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!










Kirim email ke