Kenangan Ciganjur dan Paso.

Kemarahan mahasiswa sudah di ubun-ubun. Jika saluran
tak disediakan dengan baik, maka entah apa yang
terjadi. Bak pecahan granat yang terlontar ke
sana-sini. Sekali lagi, entah-entah, apa jadinya.

Maka mahasiswa pun memerlukan beberapa panutan untuk
dijadikan tempat mengadu, sekaligus bertanya, akan ke
mana bandul reformasi harus diayun, supaya benar
arahnya, dan bagus hasilnya. Sebuah pertemuan pun
diatur, dengan HANYA mengundang mereka yang pantas
untuk menjadi guru bangsa, panutan bangsa.

Ciganjur dan Paso menjadi salah satu tempat, yang
entah berapa tahun lagi, akan masuk dalam catatan
sejarah, dan menjadi salah satu bahan hapalan
murid-murid sekolah. Betapa dua tempat yang tak pernah
terbayangkan itu melahirkan sebuah kesepakatan, yang
ikut menyejukkan debar politik bangsa, yang nyaris
berujung sebuah revolusi. Mahasiswa pun merasa
memperoleh pencerahan, jalan yang mereka rintis
ternyata hampir menunjukkan hasilnya, yang terbaik
bagi bangsa ini, dengan komunike-komunike di dua
tempat tersebut. Bahagianya.

Peristiwa serupa, bagaimana anak-anak muda yang tak
sabar kapan Indonesia merdeka, berhasil 'menawan' dua
bapak bangsa ke Rengasdengklok, untuk 'menekan' agar
Indonesia Merdeka tak boleh ditunda. Ketika
dwi-tunggal itu menyatakan kesiapannya untuk
menyatakan kemerdekaan negeri ini, maka sejuklah hati
para pemuda saat itu yang kalau dwi-tunggal salah
memberi janji pasti akibatnya tak bisa terbayangkan.

Jika peristiwa Rengasdengklok berujung kepada
kebahagiaan para pemuda yang berhasil memperoleh apa
yang menjadi cita-cita mereka, kemerdekaan bangsanya,
maka yang terjadi 54 tahun kemudian adalah lain.

Peristiwa indah yang berlangsung di Ciganjur dan Paso,
yang membuat mahasiswa reda karena (merasa) berhasil
mendorong gerak bangsa ini ke arah yang benar-benar
mereka impikan selepas 32 tahun harus rela dikelabui,
ternyata sama sekali tak ada bekasnya kemudian.
Sungguh para mahasiswa tak pernah menyangka, kalau
Partai Golkar, yang seharusnya dilikuidasi, mampu
bekerjasama dengan sebuah kelompok, bernama Poros
Tengah, ikut mengatur merah birunya bangsa ini ke masa
depan. Sungguh tak pernah terbayangkan pula, jika
dalam prosesi yang tak pernah disangka ini terdapat
tokoh yang pernah mereka anggap sebagai guru bangsa,
dan mereka hadirkan di Ciganjur dan Paso.

Sebuah penipuan besar telah terjadi terhadap Anda,
para mahasiswa !

Gigih


=====

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com

______________________________________________________________________
Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI 
dengan mengirim e-mail kosong ke alamat;
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Keluar: [EMAIL PROTECTED]

Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!










Kirim email ke