Agama Buddha untuk Abad Berikutnya!

Menuju Pembaharuan Ulang Moral Masyarakat Thai

Biku Visalo

Diterjemahkan oleh Jimmy Lominto 

 

(bag 1)

Di Penghujung Dua Abad 

Seiring dengan mendekatnya akhir abad ke 19, Siam dihadapkan pada kekuatan 
Westernisasi yang dahsyat , yang membawa kesenangan maupun kecemasan besar 
kepada para elite Thai. Yang tidak kalah dramatisnya adalah perubahan 
masyarakat Siam dalam menanggapi tekanan dari luar ini. Satu aspek menarik dari 
perubahan tersebut adalah transformasi agama Buddha Thai pada umumnya dan 
Sangha Monastik Thai1  pada khususnya. Tiada perubahan dalam sejarah agama 
Buddha Thai yang sehebat dan sedahsyat perubahan yang terjadi di penghujung 
abad ke 20.

Dua tahun sebelum berakhirnya abad ke 19, Sangha Thai, di bawah kepemimpinan 
Pangeran Wachirayan, berada di garda depan dalam memperkenalkan sistem 
pendidikan modern ke seluruh penjuru negeri. Sekolah didirikan di banyak 
wihara. Wihara di seluruh Siam menjadi pusat penyebaran ide dan informasi baru 
ke masyarakat.  Silabus baru memperkenalkan matematika dan ilmu pengetahuan 
gaya Barat kepada muda-mudi desa. Tulisan dan bahasa standar menggantikan 
bahasa-bahasa setempat. Perlu dicatat, sementara silabus itu dipromosikan 
Sangha Thai dengan antusias, namun silabus itu ditentang habis-habisan oleh 
rekannya dari Birma [Sangha monastik].2

Tiga tahun setelah fajar abad ke 20,  Sangha Thai ditata ulang secara total 
seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Seluruh biku dalam kerajaan dimasukkan 
ke dalam struktur yang sama di bawah kepemimpinan yang terpusat di Bangkok. 
Sistem administrasi terpusat dan birokratis yang di anggap “modern” dan 
“efektif” waktu itu diperkenalkan pada salah satu institusi tertua Siam.

Sementara itu, sistem pendidikan Sangha dirombak total. Kurikulum baru, metode 
pengajaran dan pembelajaran baru, serta teks baru dikembangkan. Ajaran Buddhis 
diterjemah ulang, membawa pada ortodoksi “sainstifik” baru. Satu inovasi yang 
perlu disebut adalah diperkenalkannya abjad Siam untuk menggantikan aksara 
Khmer dalam penulisan teks agama.

Tampak jelas bahwa agama Buddha Thai serta Sanghanya di penghujung abad itu 
sangat dinamis dan bersemangat. Ia bukan saja agen perubahan dalam agama Buddha 
sendiri, tapi juga di dalam berbagai aspek lain kehidupan masyarakat Siam. 
Misalnya, peran Sangha yang tdiak bisa dipungkiri dalam menciptakan negara 
bangsa modern.  

Dinamisme tersebut kontras sekali dengan kondisi Sangha Thai di penghujung abad 
ke 20. Alih-alih menjadi  agen perubahan, ia malah menjadi penghalang. Sistem 
pendidikan Sangha, khususnya yang eklesiastis, kadaluarsa sudah. Hirarki dan 
struktur pengelolahannya yang meniru sistem administrasi kolonial sudah 
ketinggalan jaman dan memasung kreativitas biku di setiap tingkat. Di bawah 
struktur sekarang, penataan ulang sejati hanya berlangsung di “pinggiran” dan 
berhenti di sana karena adanya penolakan yang kuat dari dalam hirarki. Bukannya 
memimpin, Sangha malah jadi pengikut, bahkan bukan pengikut yang kompeten.  
Inovasi  hanya bisa terjadi lewat  pribadi-pribadi biku, bukan Sangha sebagai  
institusi. 

Kendati amat berbeda, tapi kondisi Sangha di penghujung kedua abad itu sangat 
erat terkait. Sistem Sangha masa kini yang sudah kadaluarsa seperti sistem 
pendidikan dan administrasi, sesungguhnya adalah  warisan perubahan seabad 
silam. Lewat waktu, reformasi yang dipimpin Pangeran Wachirayan malah berubah 
menjadi batu sandungan perubahan riil, sekalipun perubahan tersebut penting dan 
dibutuhkan.

Akibatnya, Sangha gagal sebagai kekuatan moral. Moralitas dan perilaku para 
biku semakin dipertanyakan, sementara biku-biku berbudi luhur berjuang untuk 
menguatkan moralitas masyarakat.  Menurunnya moral yang terwujud dalam 
meluasnya tindak kriminal, korupsi, narkoba, dan berbagai masalah sosial lain 
di seantero negeri dan di dalam wihara sendiri menunjukkan kegagalan Sangha 
sebagai kekuatan moral.

Yang lebih parah lagi, pembusukan moral Thailand mencerminkan satu fakta yang 
mengkhawatirkan, yaitu: agama Buddha sebagaimana umumnya dipraktikkan di negeri 
ini sudah gagal. Jadi, tidak benar masyarakat Thai semakin sekuler seperti yang 
diantisipasi beberapa teoritikus. Bukti semakin populer dan tersebar luasnya 
meditasi di kalangan kelas menengah serta melesatnya ekspansi beberapa aliran, 
misalnya, Dhammakaya,  merupakan tanda kebangkitan ulang Buddhis. Masyarakat 
Thai kini semakin religius. Pertanyaannya adalah mengapa moralitas masyarakat 
Thai semakin hari semakin terpuruk. Selain mempertanyakan peran Sangha, kita 
juga perlu mengkaji agama Buddha yang dipraktikkan sekarang. (bersambung)

Penulis terlahir sebagai Paisan Wongvaravisith. Lulus dari Assumption College 
dan Universitas Thammasay.  Menjadi biku dua puluh wasa lebih. Sekarang sebagai 
 kepala Wat Pa Sugato, sebuah wihara hutan, di propinsi Jayabhumi, timurlaut 
Siam.

==============================================================

Bagi saudara-saudari seDharma yang tertarik untuk Belajar, Berlatih, dan 
Berbagi Hidup Berkesadaran serta mengembangkan Socially Engaged Buddhism* (SEB) 
di Indonesia silahkan bergabung dengan kami di Milis Dharmajala. 

*Agama Buddha yang terjun aktif ke dalam segala aspek kehidupan manusia  
seperti urusan sosial kemasyarakatan, budaya, ekonomi, politik,  perlindungan 
lingkungan hidup…dsbnya tapi yang dilakukan secara PENUH KESADARAN atau dengan 
PERHATIAN PENUH.

Silahkan kunjungi:
http://groups.yahoo.com/group/Dharmajala/
  

Untuk bergabung, kirimkan email ke:
[EMAIL PROTECTED]
  

 

Dharmajala bertujuan untuk:

Menyingkap Tabir Ketidaktahuan
Membongkar Sekat Ketidakpedulian
Menganyam Tali Persahabatan 
Merajut Jaring Persaudaraan
Saling Asah, Asih, dan Asuh dalam Semangat Sanggha 
Aktif Mengupayakan Transformasi Diri Transformasi Sosial
Melalui Hidup Berkesadaran


=========================================================



                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke