Kelahiran Buddha – mitos atau manipulasi?

Oleh Biku Mettanando

Diterjemahkan oleh Nie Nie Hsu dan diedit oleh Jimmy Lominto

Dipublikasikan pada tanggal 2 Juni 2004

Catatan-catatan sektarian yang saling bertentangan mengenai hari yang ajaib itu 
membuat sulit untuk memisahkan fakta dari fiksi.

     
Kebanyakan Buddhis di dunia  akrab dengan mitos kelahiran Buddha yang ajaib: 
Beliau dikatakan merupakan putra tunggal Ratu Maya dan Raja Suddodhana dari 
Kapilavatthu. Banyak Buddhis modern tidak percaya mitos seputar kelahiran itu, 
sementara beberapa fundamentalis  menelan cerita itu mentah-mentah.

Cerita mengisahkan bahwa Ratu Maya melahirkan bayinya ketika sedang berjalan di 
Taman Lumbini yang  terletak antara kota Devadhaha dan Kapilavatthu di India. 
Saat dia sedang mengalami rasa sakit melahirkan, sebatang dahan pohon Sala 
membungkuk ke bawah  menyambut tangannya. Dengan tangan kanan memegang dahan 
pohon yang terulur, dia lahirkan bayinya dalam posisi berdiri. Bayi bodhisatwa 
itu keluar dari rahimnya, diterima oleh para dewa Brahma sebelum berpindah ke 
tangan dayang-dayang Ratu Maya.

Lalu keajaiban ini terjadi: bayi itu mengayunkan tujuh langkah di tanah dan di 
setiap langkah, mekarlah sekuntum teratai menerima kakinya. Akhirnya, pada 
teratai ketujuh (dalam beberapa versi), bayi itu nampak seperti anak kecil dan 
berkata: “Akulah yang terbaik di dunia ini. Ini adalah kelahiranku yang 
terakhir.”  

Kelahiran Buddha yang ajaib itu telah membuat Buddhis bertanya-tanya selama 
ratusan tahun. Sementara beberapa Buddhis merasa puas meyakini mitos itu dan 
tidak berhasrat mencari interpretasi lebih jauh, yang lain merasa kisah itu 
membutuhkan interpretasi lebih lanjut.

Majoritas Buddhis di negara-negara Theravada meyakini Buddha dilahirkan, 
mencapai penerangan, dan wafat pada hari yang sama—hari purnama di bulan 
Vesaka, yaitu bulan Mei atau Juni di kalender kita yang sekarang. Namun Buddhis 
dari tradisi Mahayana tidak meyakini kepercayaan ini dan tidak merayakan hari 
trisuci Waisak.

Tipitaka tidak mengatakan apa-apa tentang waktu kelahiran dan pencerahan 
Buddha. Hanya ada satu sutra yang menjelaskan Buddha wafat setelah retret musim 
hujan terakhir Beliau (sekitar bulan November-Februari). Sebenarnya, legenda 
yang mengatakan Buddha lahir, mencapai pencerahan, dan wafat pada hari yang 
sama dibuat di Sri Lanka beberapa waktu setelah agama Buddha menjadi agama yang 
mapan di negara itu. Sementara mitos itu tidak mempunyai referensi kanonikal 
untuk mendukungnya, perayaan itu kemudian disebarluaskan ke negara-negara 
Theravada lain di Asia Tenggara dan berlanjut hingga ke sekarang. 

Buddhis modern tidak dapat menerima kelahiran ajaib Buddha seperti yang 
digambarkan dalam kitab suci. Orang bertanya-tanya apakah ada penjelasan yang 
masuk akal untuk asal mula kisah ini.

Apakah itu hanya kabar angin,  versi desas-desus yang diturunkan dari mulut ke 
mulut atau sebuah dongeng yang diplot dengan sangat baik untuk menginspirasi 
keyakinan Buddhis? Beberapa pemikir telah mengembangkan pendapat yang berbeda 
mengenai keajaiban ini.

Kajilah dua gambar dalam keajaiban kelahiran Buddha. Pertama, bunga teratai. 
Dan yang kedua, tujuh langkah yang dihubungkan dengan perkembangan Bodhisatwa. 
Teratai adalah simbol pencerahan dalam mitologi Buddhis dan dibandingkan dengan 
insan-insan tercerahkan atau dalam beberapa kesempatan, tubuh dari ajaran 
Buddhis.

 Angka tujuh sulit diinterpretasikan karena angka ini bisa menunjuk pada banyak 
kelompok doktrin dalam Tipitaka. Contoh, ada tujuh faktor yang kondusif untuk 
mencapai pencerahan (disebut tujuh bojjhanga). Dan Buddha mengunjungi tujuh 
negara di India kuno selama misi Beliau. Tapi, belum tentu ada satu pun dari 
“tujuh” ini yang berkaitan dengan proklamasi dari bayi bodhisatwa tersebut.

Namun interpretasi lain yang mungkin adalah tujuh langkah tersebut sama sekali 
tidak ada kaitannya dengan doktrin Buddha. Secara historis, Buddha bukanlah 
pemimpin agama terpenting di jaman-Nya. 

Pada saat Buddha mencapai pencerahan, sudah ada enam pemimpin spiritual 
lainnya; nama mereka sering dihubungkan dengan aphorisme dan “Kitab Disiplin 
Monastik”. Jadi, Beliau adalah guru yang ke tujuh, seperti yang dinyatakan 
dalam Tipitaka. Barangkali inilah interpretasi yang paling sesuai untuk tujuh 
langkah tersebut. Menaruh gambar-gambar itu bersama ke dalam keajaiban 
kelahiran Buddha, dapat kita lihat hubungan antara bodhisatwa dan guru-guru 
lain yang merupakan rekan sejaman-Nya. Mitos itu menghantarkan pesan yang jelas 
kepada rakyat India tentang siapakah Buddha saat dibandingkan dengan 
orang-orang di dunia dan keenam guru tersebut; Buddha adalah manusia terunggul 
di Bumi dan telah melampaui ajaran enam pemimpin spiritual lain yang sejaman 
dengan Beliau.

Kemungkinan besar, mitos itu muncul dalam komunitas Buddhis tak lama setelah 
Buddha wafat. Mitos itu berfungsi sebagai propaganda untuk ajaran Buddha dalam 
hubungannya dengan enam aliran petapa yang eksis di India 2,500 tahun silam. 
Hanya satu dari mereka yang bertahan hingga ke masa modern, yaitu Jainisme.

Apakah yang sesungguhnya terjadi pada saat kelahiran bayi bodhisatwa?  
Sederhana saja: Ia dilahirkan secara normal seperti bayi-bayi lain pada 
jamannya. Kesimpulannya, tidak ada alasan-alasan yang cukup kuat untuk menerima 
mitos ini secara harafiah.

Biku Mettanando adalah seorang Biku Thai dan mantan dokter. Beliau belajar di 
universitas Chulalongkorn, Oxford, Harvard dan menerima gelar PhD dari Hamburg. 
Beliau juga adalah penasihat khusus urusan Buddhis untuk Sekretaris Jendral 
Konferensi Agama Dunia untuk Perdamaian. 


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Make Yahoo! your home page   

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke