http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/07/08/71380/Laku.Melek.Perempuan.Jawa

PEREMPUAN

08 Juli 2009

Laku Melek Perempuan Jawa


Tamara Geraldine adalah seorang sosialita yang dikenal amat renyah
bicara, bahkan saat menyangkut kehidupan rumah tangganya. Ia pernah
mengibaratkan rumah tangga yang dibangunnya sebagai perseroan terbuka.
Baik suami maupun istri memiliki saham yang sama, 50 : 50. Uniknya,
meski kepemilikan ’’saham’’ berimbang, ia tidak luput dari aktivitas
melek.

SEBAGAI istri, Tamara bangun lebih awal daripada suami, untuk
menyiapkan sarapan. Menjelang tidur, ia juga harus terjaga lebih lama
untuk mengurusi keperluan rumah tangga.

Meski Tamara bukan wanita Jawa, laku melek adalah warisan yang sejak
lama dipraktikkan perempuan Jawa. Mereka memiliki porsi tidur lebih
sedikit ketimbang suaminya. Kebiasaan itu bukan semata-mata karena
kepadatan aktivitas, tapi sekaligus menggambarkan bentuk tatanan norma
yang ada.

Perempuan yang telah berumah tangga umumnya memiliki kesibukan yang
luar biasa banyak. Setiap pagi ia punya tugas menyiapkan sarapan,
menyeduhkan kopi untuk suami, bahkan menyiapkan air hangat bagi
anak-anak. Lebih siang, ia punya kesibukan membersihkan rumah,
mencuci, belanja, dan masak. Semua aktivitas itu menuntut perempuan
untuk bangun lebih awal.

Kerja Keras Kesibukan semacam itu juga dijumpai menjelang tidur. Meski
suami dan anak-anak sudah tidur, umumnya perempuan masih terjaga.
Mereka memiliki kewajiban tak tertulis untuk menghangatkan makanan,
menyiapkan berbagai keperluan suami dan anak, sekaligus memastikan
keperluan mereka esok hari.

Laku melek adalah representasi kerja keras perempuan Jawa. Mereka
sanggup bekerja lebih lama, karena termotivasi membuktikan baktinya
kepada keluarga, khususnya suami dan anak. Apa yang mereka lakukan
bukan semata-mata karena banyaknya kesibukan, melainkan kesadaran
untuk menghormati dan berbakti kepada suami. Sepertinya ada
kepercayaan istri yang tidur mendahului suami adalah tindakan saru.

Laku melek sebagai gambaran pengabdian istri kepada suami mempunyai
kaitan erat dengan fatsun lama yang berkembang di dalam masyarakat.
Menurut Handayani (2004), perempuan sejak masa kanak-kanak dididik
untuk berbakti kepada suami, sedangkan anak laki-laki dididik untuk
bertanggung jawab terhadap keluarga.

Nasihat seperti itu sampai sekarang masih dipertahankan, sehingga
selalu menginspirasi para perempuan untuk membuktikan bakti dan
kesetiaannya. Selama ini melek tidak diartikan sebagai bentuk
kesetiaan semata, tetapi rupa ketahanan perempuan dari godaan.

Jika tidur dianggap sebagai bentuk kenikmatan yang menggoda, sebagian
perempuan Jawa tampaknya telah moksa dengan mementahkan godaan itu.
Mereka lebih memilih menderita (menahan kantuk) daripada menikmati
tidur namun melangkahi suami.


Tiga Karakter

Selain itu, laku melek menunjukkan tiga karakter yang sangat khas pada
perempuan Jawa, yakni sabar, sumarah, sumeleh. Ketiga sikap inilah
yang membedakan perempuan dari laki-laki pada entitas kebudayaan Jawa.

Sabar ditandai dengan sikap mereka yang kalem, sopan, tenang, dan
mementingkan harmoni. Meski cenderung emosional, seorang perempuan
jarang sekali menunjukkan sikap agresif. Mereka mampu mengungkap
perasaan dengan tenang, meski kenyataan yang dialaminya terkadang
sangat pahit.

Seorang istri yang mengetahui suaminya tak membawa uang setelah
bekerja, kemungkinan kecil langsung memaki atau menghardik. Ia akan
bertanya perihal kegagalan suami mendapat uang, lantas memberinya
penguatan, baik saran maupun dukungan.

Sikap ini berbeda sekali dari laki-laki. Misalnya, saat mendapati meja
makan kosong sepulang kerja, lelaki cenderung mengungkapkan
kekecewaannya secara agresif, seperti mencemooh, memaki, bahkan
menyerang.

Selain sabar, laku melek juga menggambarkan sikap sumarah atau pasrah.
Dalam konteks hubungan suami-istri, sumarah tak berarti berputus asa
atau mudah menyerah, melainkan bentuk kepercayaan yang total.

Tidak tanggung-tanggung, istri yang sudah kepalang percaya kepada
suami akan memercayakan segala urusan kepada suaminya. Masalah aset
keluarga, misalnya, perempuan ikhlas menyerahkan urusan-urusan
tersebut kepada suami.

Begitu pun saat sebuah keluarga merintis usaha, seringkali perempuan
menyumbangkan bantaun besar, misalnya menjual perhiasan atau
sejenisnya.

Kemampuan menahan kantuk merupakan gambaran sikapnya yang sumeleh:
tahan terhadap penderitaan. Meskipun menemui beban hidup yang berat,
perempuan Jawa tidak mudah berputus asa. Mereka dapat menerima segala
situasi, bahkan yang tersulit sekalipun. Perempuan Jawa sangat pintar
menahan penderitaan, sekaligus memaknainya (Handayani, 2004).

Sikap sumeleh seringkali terpetik dari kisah-kisah kekerasan dalam
rumah tangga. Seorang ibu, demi anak-anak dan keutuhan rumah
tangganya, rela menahan derita meski kondisi rumah tangganya
berantakan. Bahkan seringkali terpetik berita, ibu rumah tangga tetap
tutup mulut meski bertahun-tahun mendapat tindak kekerasan suaminya.

Uniknya, di balik sikap nrimo yang ditunjukkan perempuan Jawa,
tersimpan kekuatan besar. Dalam kondisi tertentu, mereka akan
menunjukkan sikap cancut tali wanda, yang dalam konsepsi Jawa berarti
sikap untuk terlibat, berperan, dan bertanggung jawab.

Perempuan Jawa yang dalam kesehariannya bersikap andap asor justru
seringkali mampu bangkit mengambil alih komando. Seperti yang
dilakukan para buruh perempuan atau TKW, mereka tidak sekadar urun ide
atau menentukan keputusan, namun berani juga mengambilalih peran
sebagai tulang punggung keluarga. (32)

— Surahmat, pegiat Komunitas Nawaksara di Banjarnegara.


------------------------------------

==========================================

MILIS MAJELIS MUDA MUSLIM BANDUNG (M3B)
Milis tempat cerita, curhat atau ngegosip mengenai masalah anak muda dan Islam.

Sekretariat : 
Jl Hegarmanah no 10 Bandung 40141
Telp : (022)2036730, 2032494 Fax : (022) 2034294

Kirim posting mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Berhenti: mailto:majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:majelismuda-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:majelismuda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke