http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/10/07/83085/Wajah.Gender.Pemerintahan.Baru

PEREMPUAN

07 Oktober 2009

Wajah Gender Pemerintahan Baru

PRESIDEN terpilih Susilo Bambang Yudhoyono berencana mengumumkan
susunan kabinet baru dalam waktu dekat ini. Pengumuman susunan kabinet
ini menjadi penanda politik (political signed) bagi kinerja
pemerintahan SBY-Boediono menjelang dilantik oleh MPR pada 20 Oktober
mendatang.

Dalam berbagai isu dan wacana politik yang berkembang, diperkirakan
kabinet periode 2009-2014 akan diisi beberapa perempuan di berbagai
departemen strategis. Bahkan ”kursi” perempuan di kabinet baru ini
diperkirakan bertambah daripada periode sebelumnya.

Dalam perspektif teori formal gender, penambahan jatah menteri
perempuan bisa disebut sebagai akomodasi keseimbangan keterwakilan
perempuan di kursi kekuasaan.

Namun hal ini bisa bermakna lain, jika mereka yang duduk di kursi
empuk adalah para perempuan yang justru miskin kepekaan gendernya.

Ada fakta sejarah yang tidak boleh dilupakan, ketika republik ini
dipimpin Megawati Soekarnoputri selama tiga tahun. Saat itu, justru
banyak kebijakan politik-ekonomi yang tidak mencerminkan wajah
perempuan.

Pada era Megawati, lahir UU Ketenagakerjaan yang memperburuk nasib
tenaga kerja perempuan melalui sistem kerja outsourcing, serta tidak
adanya kepastian kesejahteraan perempuan pekerja dalam segi upah dan
dispensasi atas diferensiasi reproduksi seksual.

Kemudian pada era pemerintahan SBY-JK, menteri-menteri ekonomi yang
berkelamin perempuan justru getol menciptakan rekayasa kebijakan yang
dampak sosial ekonominya makin memperberat beban ekonomi para
perempuan marjinal.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perdagangan Mari Pangestu
justru menyetujui penghapusan subsidi BBM, yang implikasi utamanya
makin memperburuk nasib perempuan.

Kaum perempuan domestik terbebani oleh kenaikan harga kebutuhan pokok
sehari-hari dan harus sangat berhemat untuk mengatur kebutuhan
logistik rumah tangganya.
Selain itu, banyak perempuan pekerja di sektor industri hilir menjadi
korban PHK.
Tiga Problem Pokok Maka, bukan jumlah menteri perempuan atau sederet
program lips service yang konon mendekati paradigma pengarusutamaan
gender dalam kebijakan publik yang akan menjadi indikator mendasar
yang bisa menjadi evidensi sosial bahwa pemerintah berpihak kepada
kepentingan perempuan.

Yang penting, sejauhmana program multibidang pemerintahan lima tahun
ke depan bisa menjadi resolusi atas problem multidimensional yang
dialami oleh perempuan Indonesia.

Problem multidimensional perempuan Indonesia terpilah menjadi tiga hal
pokok. Pertama, kemiskinan dan nasib perempuan. Perempuan Indonesia
dalam fakta aktual umumnya terjebak dalam sistem kultur-struktur
kemiskinan. Tidak mengherankan banyak perempuan menjadi ”kuli” di
negeri orang, dan sering menjadi korban kekerasan.

Banyak perempuan di berbagai kavling profesi menderita kemiskinan.
Mereka menjadi pekerja pertanian, perkebunan, dan industri hilir. Upah
mereka tidak sebanding dengan tetesan keringatnya sebagai sosok
perempuan perkasa yang ikut andil dalam mencukupi kebutuhan hidup
keluarga.

Kedua, diskriminasi. Diakui atau tidak, perempuan di Indonesia masih
menjadi korban berbagai kebijakan struktural yang membedakan serta
kultur masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai the second person
dalam relasi berbagai bidang kehidupan.

Ketiga, ideologi. Sejak keterbukaan ruang demokrasi selama 10 tahun
terakhir ini, muncul skema ideologisasi yang memundurkan posisi,
peran, dan fungsi perempuan dari kancah relasi publik menjadi relasi
domestik.

Ideologi transnasional yang mengedepankan simbol ortodoksi agama
kembali memundurkan posisi kaum perempuan sekadar sebagai pelengkap
laki-laki.

Tak ada peluang perempuan menjadi pemimpin di ruang publik. Ideologi
neoliberal menjadikan perempuan sebagai komoditi yang dipasarkan, dan
menjadi pekerja dengan standar kesejahteraan yang minimum.
Ketiga problem pokok perempuan itu menjadi pekerjaan rumah
pemerintahan SBY-Boediono lima tahun ke depan.

Pemerintah baru dituntut untuk bisa mereformulasikan program
multibidang dan multisektor yang bisa mengurangi tingkat kritis
kemiskinan perempuan. (Ari Kristianawati-32)


------------------------------------

==========================================

MILIS MAJELIS MUDA MUSLIM BANDUNG (M3B)
Milis tempat cerita, curhat atau ngegosip mengenai masalah anak muda dan Islam.

Sekretariat : 
Jl Hegarmanah no 10 Bandung 40141
Telp : (022)2036730, 2032494 Fax : (022) 2034294

Kirim posting mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Berhenti: mailto:majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:majelismuda-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:majelismuda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke