Solidaritas kemanusiaan untuk Korban Bencana Alam 
   
  Sekretaris Daerah (Sekda) provinsi DIY, Bambang SP menyatakan hari senin 5 
Juni 2006 sbb: "Korban Gempa Bumi yang terjadi 27 mei lalu kini dinyatakan 
sebagai pengungsi". Pernyataan tersebut oleh pihak instansi resmi pemerintah 
dimaksud dalam Upaya Penanganan Bencana Gempa Bumi, yang dianggap selesai pada 
tahapan Emergency dan Evakuasi. 
   
  Dalam memasuki tahap selanjutnya, yaitu pada tahapan Recovery (pemulihan),  
dinyatakan akan tetap diteruskan distribusi logistik, penyaluran Dana dan 
jaminan hidup. Kondisi tahap ini tentu perekonomian dasar dianggap sudah mulai 
berjalan.  Konsolidasi dalam keluarga di berbagai tempat pengungsi bahkan 
dijanjikan akan disediakan 200 ribu Tenda Keluarga, bantuan pengungsi senilai 
Rp. 1.050.000 per 5 orang/ per bulan, bantuan beras 40 kg per bulan/per jiwa, 
uang lauk pauk rp. 3.000 per jiwa/ per hari, 100 ribu rupiah untuk beli 
pakaian, 100 ribu rupiah untuk beli peralatan dapur.
   
  Bencana gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Sabtu, tgl 27 
mei yl. telah mengakibatkan ribuan nyawa manusia melayang, ratusan ribu rumah 
penduduk dan bangunan lainnya hancur dalam sekejap. Anak banyak kehilangan 
orangtuanya, orang tua juga kehilangan anaknya. Fasilitas infrastruktur untuk 
publik umum ambruk, jalan-jalan terputus, komunikasi tak jalan. 
   
  Akibat gempa itu, selain memakan korban jiwa dan harta benda, juga 
mengakibatkan banyak masyarakat di wilayah darurat ini kehilangan mata 
pencahariannya. Perekonomian masyarakat menjadi terganggu dan jumlah total 
kerugiannya pun luar biasa banyaknya. Kita tentu sangat prihatin dan ikut 
merasakan bagaimana penderitaan yang harus dipikul para saudara sebangsa dan 
setanah air... 
   
  Jeritan tangis dan rintihan jiwa para anggota keluarga korban Gempa Bumi 
telah menjadi kepedihan kita bersama. Bencana gempa bumi telah pula menjadi 
kenyataan yang menyakitkan perasaan kemanusiaan kita. Sekaranglah saatnya kita 
yang sebagai bagian dari masyarakat Indonesia menunjukkan rasa solidaritas 
sosial dan kemanusiaannya, yang sesungguhnya tanpa melihat latar belakang 
pembedaan antar ras dan keyakinan, yang secara konkret dengan memberikan 
bantuan untuk meringankan penderitaan jiwa dan raga korban di Bantul, Yogya, 
Klaten dan sekitarnya. Bentuk solidaritas ini sangatlah diharapkan untuk bisa 
diwujudkan dengan banyak cara.
   
  Berkaitan dengan itu, hanya satu kata untuk korban bencana: Bantu! Dengan 
demikian kita tetap berusaha semampunya untuk meningkatkan solidaritas kita 
bersama. Dan kini adalah waktunya bagi kita untuk menyatakan rasa setia kawan 
dan persaudaraan. Sebab, dilihat dari sudut apapun bahwa apa yang terjadi di 
Yogyakarta dan Jawa Tengah ini adalah sesuatu malapetaka yang tragis dan 
dramatis (Catastrofe). Dari sana kita bangkit untuk mewujudkan solidaritas 
bersama. Atas dasar rasa kemanusiaan yang abadi inilah, bantuan kita mungkin 
bisa meringankan penderitaan mereka, baik oleh pemerintah, swasta, ormas, 
pribadi dan tentunya dari kita yang bermukim di luar negeri. 
   
  Dalam Upaya Penanggulangan Bencana Gempa Bumi, lokasi Kecamatan Pundong - 
Bantul dan Trucuk (Kabupaten Klaten) merupakan bagian penting, yang masih perlu 
di salurkan bantuannya secara mendesak. Karena sampai hari ke-enam, tgl. 2 Juni 
2006, di KEDUA DAERAH TERSEBUT dan di beberapa daerah lainnya, bantuan masih 
belum merata. 
   
  Menurut sumber laporan rekan-rekan helpjogja, sejumlah daerah masih belum 
mendapatkan bantuan yang cukup. Daerah ini antara lain Kecamatan Pundong & 
Imogiri (Bantul), Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, & Trucuk (Klaten), 
Kabupaten Gunung kidul dan sebagian Kota Yogyakarta. Kebutuhannya pun mulai 
berkembang, tidak hanya makanan, minuman, obat, susu dan terpal, tetapi juga 
penerangan, selimut, obat nyamuk, MCK, kompor, korek, minyak tanah.

   
  Juga, dari informasi data SATKORLAK daerah-daerah, dilaporkan hingga 3 Juni 
2006, pukul 04.30 WIB, korban bencana alam Yogya dan Jateng mencapai 6.241 
jiwa, yaitu 4.554 jiwa di Yogya dan 1.687 jiwa di Jateng. Data informasi korban 
meninggal, luka-luka berat dan ringan dan korban kehilangan lainnya akan terus 
berlanjut.

   
  KABUBATEN BANTUL DAN KECAMATAN PUDONG 
   
  Bantul merupakan salah satu wilayah kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa 
Yogyakarta, terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 
506,85 km persegi, dibagi dalam 17 Kecamatan, 75 Desa, dan 933 Dusun.
  Kabupaten Bantul dihuni oleh 227.030 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk 
sekitar 780 ribu orang. Menurut sumber data dari Posko SATKORLAK (Satuan 
Koordinasi Pelaksanaan) Kab. Bantul sampai tgl 6 Juni 2006, memberitakan jumlah 
korban yang meninggal mencapai 4.121 orang,  yang mengalami Kerusakan Total 
dari kondisi rumah berjumlah 71.842, Rusak Berat berjumlah 70.718 rumah dan 
Kerusakan Ringan mencapai 66.497 rumah.

   
  Kecamatan Pundong - Bantul, dibagi dalam  3 kelurahan (Kel. Panjangrejo, Kel. 
Seloharjo dan Kel. Sri Hardono), di huni oleh 9.754 Kepala Keluarga dengan 
total penduduk berjumlah 32. 204 orang. Menurut informasi Posko SATKORLAK 
(Satuan Koordinasi Pelaksanaan) Kab. Bantul sampai tgl 6 Juni 2006, data jumlah 
korban yang meninggal di Kecamatan Pudong mencapai 422 orang,  yang mengalami  
Kerusakan Total dari kondisi rumah berjumlah 6.793, yang mengalami Rusak Berat 
1.903 rumah dan mengalami Kerusakan Ringan mencapai 500 rumah. Data Distribusi 
Logistik yang sampai di Kel. Pudong, menurut informasi Posko SATKORLAK sampai 
tgl. 1 Juni 2006 - a.l.: 
  1. Air Mineral  200 dos
  2. Mi Instant 40 box
  3. Tikar 0 buah
  4. Beras 400kg.
   
  KABUPATEN KLATEN DAN KECAMATAN TRUCUK
   
  Kabupaten Klaten berbatasan dengan Kab. Sukoharjo, Boyolali, Gunungkidul dan 
Kab. Sleman, terbagi dalam 26 Kecamatan terdiri atas 401 desa/kelurahan dengan 
penduduk 1.281.786 jiwa.rata2 petani 70% dan lainnya 30%.
Akibat gempa tektonik terjadi pada hari Sabtu, 27 Mei 2006, Kecamatan yang 
terkena bencana ada 20 kecamatan, korban meninggal 966 jiwa sementara bangunan 
rusak roboh 33.466 rumah. Pada kesempatan itu Bupati Klaten Menghimbau kepada 
petugas utamakan pelayanan bagi korban bencana, namun sampai tanggal 1 juni 
2006 laporan yang didapat dari informasi Posko SATKORLAK bahwa Kab. Klaten baru 
menerima 23 dos Air Mineral. 
   
  Apakah kita bisa tinggal diam? Atau seperti karikatur yang digambarkan: 
monyet yang menutup mata, monyet menutup mulut, monyet yang menutup kuping? 
Langkah-langkah dalam penanggulangan segala dampak yang ditimbulkan bencana 
tentu diharapkan tetap bisa diatasi. Hingga kini, praktis para korban masih 
tetap mengharapkan dan mengandalkan bantuan dari siapa pun juga. Karena tahap 
penanganan gempa Jogja masih dalam keadaan DARURAT,  artinya masih dalam 
tahapan emergency dan Evakuasi, belum menyentuh pada tahapan ke recovery 
(pemulihan).

   
   
  MiRa
  Mokum, 08 Juni 2006
   
  Sumber: 
  http://kompas.com/utama/news/0606/05/145427_.htm
  http://www.bantul.go.id/
  http://helpjogja.net/gempa-jogja/category/berita-gempa/
  http://commonroomnetworks.blogspot.com/
   
  Daftar posko-posko bisa dicari di http://commonroomnetworks.blogspot.com/ 



Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes : 
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no 
luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this 
Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though 
the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna - 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 



Kirim email ke