sekalipun tidak sama dan serupa, meta- dan maha- boleh juga diidentikan. meta- dan maha- menunjuk pada sesuatu "diluar" yang diterangkan atau "lebih" dari yang diterangkan.
metafisika mengkaji (studi) tentang hal-hal yang menyangkut filosofi. good. tetapi metafisika mengkaji dan menembus batas-batas yang tidak bisa diterangkan karena keterbatasan fisika. metafisika mengambil dasar-dasarnya memang dari fakta-fakta atau kesimpulan-kesimpulan dari berbagai temuan fenomena alam (fisik), tetapi banyak misteri yang tidak bisa dijelaskan oleh fisika klasik. karena itu metafisika mencoba menembusnya, dan berjasa besar membongkar keterkungkungan fisika klasik sehingga bisa menerima berbagai fenomena perlaku atom, sub-atomik dan sub-sub-atomik yang luar biasa dan sulit diduga itu. bagaimana para ahli fisika dapat menerima berbagai teori-teori dalam fisika kuantum adalah berkat metafisika. berpikir maharealitas tidak jauh berbeda dengan cara berpikir metafisika. berdasar realitas-realitas yang anda temui, anda akan temua maha-realitas yang serba "mengatasi" realitas itu. dan ini sah. bukan angan-angan. banyak uji coba membuktikan tesis adanya maha- realitas itu. ilmu pengetahuan sendiri semakin hari sebenarnya semakin jelas nampak justru membenarkan adanya maha-realitas itu. persoalannya para ilmuwan belum mendapatkan nama yang tepat untuk memberikan gambaran maha-realitas itu. padahal mereka sering sebut lho.......seperti anda juga, cuman saya gak ngerti ....... he he he anda pasti tahu teori of everything to? atau teori segala-galanya atau teori bigbang atau superstring. apakah teori-teori ini berangkat dari fakta? atau realitas? fakta-fakta yang ada adalah dugaan atau peluang adanya fakta, bukan fakta yang sebenarnya. ini adalah upaya manusia untuk memahami atau membuktikan tentang makna dibalik berbagai fenomena alam. hasil akhirnya sebenarnya bisa dipredikisikan, dan sebagian besar ilmuwan sudah dapat menyimpulkannya. anda saja yang tidak mau mengakui realitas itu....he he he ........... untuk "warna" saya ingin bertanya bagaimana anda menjelaskan warna "putih". bisakah warna putih dikatakan sebagai warna tersendiri (independen) seperti warna-warna lain? lalu, mengapa kita berbagai spektrum-spektrum warna itu apabila dicampur atau diputar (dengan memubuat bagian-bagian spektrum warna dalam satu bidang lingkaran) makan yang muncul adalah warna putih (warna yang lain hilang?). fenomena apakah ini? saya ingin jawaban anda. kalau saya, memahami warna putih itu adalah simbol dari kemaha- realitasan Allah, sementara warna-warna itu adalah dunia itu sendiri (yang berbagai rupa). sehingga kalau "warna-warna" itu "diputar" atau "dilebur", maka yang muncul adalah "warna" putih atau Allah sebagai satu-satunya REALITAS. KARENA SATU-SATUNYA REALITAS MAKA SAYA MENYEBUTNYA DENGAN MAHA-REALITAS. JELAS YA........... nah, sekarang mungkin timbul pertanyaan, lho kenapa warna putih apabila dicampur dengan suatu warna, warna putihnya hilang? ya, karena warna putih "bermanifestasi" dalam warna yang dicampurnya itu. dan apabila warna putihnya lebih banyak maka justru suatu warna justru melebur atau cenderung ke putih, dan uniknya warna dasarnya sendiri tidak berubah atau hilang, hanya menjadi lebih muda atau tetap agak keputih-putihan. coba kalau warna biru dengan merah dicampur, pasti warna asli dari masing-masing hilang. ya nggak. untuk mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi tidak perlu orang harus meninggalkan agama atau kepercayaannya, seperti orang Amarika. orang mau meniru Amerika, ya silahkan saja. karena agama dan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bertentangan. jangan putar balikkan. kalau ada orang yang tidak bisa mempersatukan agama dan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan agamanya yang salah. pemahaman dan orangnya yang salah. saya dan banyak lagi yang lain sama sekali tidak ada masalah dengan ilmu dan teknologi yang saya kuasai. anda akan lihat buktinya ya, bahwa suatu saat, Indonesia akan membuktikan bahwa agama dan ilmu pengetahuan/teknologi, agama dan demokrasi, agama dan HAM, agama dan jender, agama dan keadilan, agama dan perdamaian akan dapat berjalan seiring dan saling menguatkan. tidak akan terjadi clash seperti yang anda bayangkan. ingat-ingat, itu yang akan dibuktikan oleh Indonesia untuk dunia............ --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, "Bagus-Taruno Legowo" <[EMAIL PROTECTED]> > > BTL: > > ah, itu justru membuktikan ketidak-mampuan ilmu > > pengetahuan (yang instrumennya hanya indera) untuk > > menyelam jauh keMaha-realitas-nya Allah saja. kalau ada > > Fisika, mengapa masih ada Metafisika. Kalau ada siswa, > > mengapa ada mahasiswa. so, apa salahnya kalau ada > > Realitas, ada pula Maha-realitas? Anda saja yang tidak > > paham dengan Maha-realitas itu! > > > > > > Sorry, Metafisika bukan bagian ilmu pengetahuan melainkan bagian > kepercayaan yang menyusupkan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan > pemasaran dalam masyarakat dunia yang memang cenderung meninggalkan > semua bentuk mythos2. Demikian juga, mahasiswa itu hanyalah istilah > yang digunakan oleh bangsa Indonesia yang diracuni kepercayaan karena > dalam bahasa lainnya tidak ada pemahaman "maha-" untuk arti mahasiswa. > Namun arti maha- tidaklah sama dengan arti meta-, perdefinisi meta- > itu adalah awalan yang artinya "diluar" atau "beyond", dengan kata > lain, "metafisika" artinya "diluar fisika" atau hal2 yang "bukan > fisika", atau hal2 yang "berlawanan dengan fisika". Dalam dunia > filosophy istilah metafisika punya arti sendiri antara lain adalah > "study hal2 yang menyangkut filosofi" atau "study aplikasi filosofi". > Demikianlah, istilah metafisika di Indonesia tidak digunakan untuk > study filosofi melainkan untuk mempertebal kepercayaan orang terhadap > kebohongan2 paranormal tentang adanya alam gaib yang sebenarnya tidak > gaib. Metafisika merupakan bagian dari kegiatan paranormal dan ulama2 > dalam menipu mereka yang gampang percaya !!! > > Untuk hal2 ini saya cuma bisa "no comment". Tak bisa mengkomentarinya > karena menyangkut variasi angan2 yang ber-beda2 untuk dimanipulasi > dalam bentung benefit tertentu yang juga ber-macam2 tujuannya mulai > dari politik hingga tujuan2 sosial maupun propaganda kepercayaan2 > tertentu. > > > > > > BTL : > > anda menggunakan terminologi warna, oke saya akan masuk ke > > warna. benar bahwa merah, jingga, kuning, hijau, biru, > > ungu, coklat, hitam, putih adalah suatu realitas. good. > > tapi ada spektrum-spektrum warna yang ternyata tidak bisa > > ditangkap oleh indera mata kita, tapi hanya bisa dilihat > > > Kalo tidak bisa dilihat dengan indera, kita namakan tidak bisa > ditangkap persepsi manusia, memang persepsi manusia bukan satu2nya > untuk membuktikan realitas, karena itulah gunanya ilmu pengetahuan dan > teknologi yang merupakan alat membuktikan realitas yang sebenarnya, > dalam hal ini membuktikan bahwa persepsi manusia memang terbatas, dan > agama justru mempermainkan atau memanipulasi kemampuan persepsi > manusia yang terbatas ini untuk menyesatkan persepsi itu sendiri > kearah tujuan2 yang diingini oleh vested interest nabi2 itu sendiri. > > > > > > > melalui alat (spektro-meter), seperti inframerah, > > ultraviolet. ketika spektrometer belum ditemukan > > inframerah dan ultraviolet bukan-lah realitas, karena > > bukan fakta dan belum dikenali (atau hanya angan-angan), > > ya nggak? karena ada spektrometer, lalu tetap dikatakan > > > Tidak! sesuatu yang belum dikenali tentunya tidak mungkin bisa > membentuk angan2, darimana datangnya hal2 yang enggak ada bisa masuk > ke angan2??? Kecuali dengan perasaan2 atau kepercayaan2 yang > menyesatkan. Namun kepercayaan apa yang bisa merangsang perasaan > seseorang untuk menamakan merah sebagai inframerah dan merah sebagai > ultraviolet sementara kemampuan persepsinya tidak bisa meraih warna2 > seperti itu ???? > > > > > > sebagai realitas? kalau, anda mengatakan demikian, > > Sesuatu yang tidak bisa dibuktikan tidak pernah dinamakan "realitas". > Setelah terciptanya alat bantu, seperti spektrofotometer, maka kita > bisa mempertajam persepsi kita dengan bantuan alat2 seperti ini hingga > kita mampu mempersepsi warna2 yang tidak bisa dipersepsi tanpa alat2 > bantu ini. Sebelum ditemukan alat2 bantu ini tak ada yang bisa > dinamakan realitas. Namun sebelum alat2 bantu ditemukan, memang > dugaan2 yang disebut hypothesa telah melahirkan teori2 yang dasarnya > melalui percobaan2 yang juga melibatkan alat2 bantu lain seperti > dispersi sinar atau cahaya yang menimpa air maupun bianglala atau > pelangi yang terlihat diangkasa setelah hujan. Alat2 spektrofotometer > yang ditemukan belakangan hanyalah membuktikan kebenaran2 teori > sebelumnya dipersepsi secara kurang meyakinkan melalui gejala2 alam > yang ditemukan para ahli2 dulu. > > > > > > sebenarnya ya sama saja dengan Kemaharealitasan Allah yang > > belum bisa anda "deteksi", sehingga sampai kapanpun > > "pikiran" anda masih tertinggal seperti orang memahami > > warna (sebelum ditemukannya spektrometer). so, anda orang > > yang ketinggalan jaman...........hehehe > > > > > > Tetap tak ada perubahanan dengan pernyataan saya diatas, semua > realitas yang belum bisa dideteksi atau dibuktikan bukanlah > "realitas", jadi "Kemaharealitasan Allah" bukanlah realitas melainkan > angan2 karena tak ada alat apapun yang bisa mendeteksinya, bahkan > tidak ada satupun gejala alam yang bisa menunjukkan tanda2nya. Ribuan > tahun manusia menyebut nama Allah, jangankan realitasnya, definisinya > sajapun gagal untuk bisa ditetapkan baik dalam sesama Islam apalagi > dengan yang diluar Islam. Oleh karena itu cukup omong kosong ini > dilanjutkan. > > Sekali lagi, agama atau kepercayaan merusak kemampuan persepsi > seseorang, oleh karena itu dunia pendidikan di Amerika melarang semua > ajaran agama demi mengembangkan kemampuan logik sel2 otak para murid2 > yang menjadi generasi penerus bangsa Amerika dalam mendominasi dunia > science dimuka bumi ini. Hal ini bukan kepercayaan melainkan > kenyataan bahwa Amerika memang merupakan negara yang mendominasi > science diseluruh dunia, dan negara2 maju lainnya juga mengikuti cara2 > Amerika untuk bisa mengejar ketinggalannya. Anda boleh membandingkan > negara2 yang mengajarkan agama disemua sekolah dinegaranya, hasilnya > sangat signifikan dan sangat kontras bedanya !!! Untuk hal ini tak > perlu diperdebatkan karena tidak mungkin mengubah apa yang dilakukan > oleh negara maju untuk disamakan dengan cara2 negara2 keterbelakang. > > Anda cuma memilih, mau maju, tinggalkan agama, mau agama silahkan > saling bunuh seperti binatang yang terkebelakang !!! > > Ny. Muslim binti Muskitawati. > Quotes : " Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life." - Anand Krishna - Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms