Assalamu'alaikum wr.wb.,

Pak Marconi,
Terima kasih atas penyampaiannya.  Namun sayang saya belum menemukan
jawaban atas pertanyaan mengenai konsep tasawuf yang 'mengada-ngada'
serta 'perekaan dan fantasi' pensucian jiwa yang Anda sampaikan
sebelumnya ...
Atau, tasawuf seperti apakah yang Anda maksudkan dalam pembahasan ini?
Karena saya kurang faham bila Anda mensejajarkannya dengan Yoga, Reiki,
Satria Nusantara ...  
Kalau yang Anda maksudkan adalah Thoriqoh, apakah iya bisa disejajarkan
dengan hal2 tersebut?  Dan adakah contoh yang jelas-jelas bertentangan
dengan Al-Quran dan hadits?

Agar pemahaman saya lebih jelas, bila tidak keberatan, mohon bisa
disampaikan juga tentang bagaimana cara memahami Al-Quran dan Hadits ...

Jazakallah khoir ... 

Salam,
Hidayat

-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of A. Marconi
Sent: Tuesday, August 02, 2005 3:03 PM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: Re: [media-dakwah] AKHLAK DUN KONSEPSI TASAWUF


----- Oorspronkelijk bericht ----- 
Van: "Akhmad Hidayat" <[EMAIL PROTECTED]>
Aan: <media-dakwah@yahoogroups.com>
Verzonden: dinsdag 2 augustus 2005 8:07
Onderwerp: RE: [media-dakwah] AKHLAK DUN KONSEPSI TASAWUF


> Wa'alaikum salam wr.wb.,
>

> ** Hidayat **
> Pak Marconi yang dirahmati Allah,
> Apakah Bapak bisa menunjukkan contoh atau bukti dari ungkapan Bapak di
> atas, yaitu tentang konsep tasawuf yang 'mengada-ngada' serta
'perekaan
> dan fantasi' pensucian jiwa?  Dan apakah benar bahwa tasawuf itu tidak
> bisa dilakukan oleh orang yang bekerja mencari nafkah?  Maaf, saya
tidak
> faham ...
>
> Salam,
> Hidayat

Pak Hidayat,

Sebagaimana dimuat dalam mail yang sudah kita baca, di sana diungkapkan 
tentang adanya cara-cara "penyucian jiwa"yang akan mencapai "tingkatan"
yang 
harus dilewati di bawah pimpinan "muhlisin" (ini hanya sebagai sekedar 
contoh saja sedangkan lain-lainnya masih banyak termasuk yargon-yargon
yang 
digunakan dan bahasa kejuruan Tasawuf). Bandingkan metodologi "penyucian

jiwa" tsb dengan metodologi dari berbagai aliran kepercayaan dan agama
yang 
ada di masyarakat manusia.

Kemudian CARILAH di al-Quran metodologi "penyucian jiwa" yang serupa. 
ADAKAH?  Juga cobalah cari tuntunan "penyucian jiwa" semacam Tasawuf itu

dari sunnah dan hadits rasulullah Muhammad saw. Kita TIDAK MENEMUKANNYA
di 
dalam kedua sumber utama yang kita terima sebagai panutan. Di dalam 
Kitab-Kitab yang diwahyukan kepada para rasulullah juga tidak akan kita 
temukan metodologi "pensucian jiwa" semacam yang sekarang ini
digandrungi 
manusia: Tasawuf, Yoga, Reiki, Satria Nusantara dll. Model-model
metodologi 
"pensucian jiwa" semacam itu secara hakekat TIDAK DAPAT MEMECAHKAN 
masalah-masalah kejiwaan yang diderita manusia. Artinya tidak dapat 
memberikan jalan keluar yang diharapkan, tetapi jalan keluar sementara
itu 
mungkin ada. Satu contoh yang bear dapat kita kaji pada diri Imam
Al-Gazali. 
Semula al-Gazali mencoba melalui Falsafah hendak memahami Allah swt
dengan 
melakyukan kritik filsafat kepada para ahli filsafat yang telah
menyimpang 
dari aqidah. Dia mencoba mempergunakan filsafat Aristoteles untuk 
menguraikan pendapatnya sendiri, tetapi pada hasil ahirnya oleh Ibnu
Rusyid, 
setelah setengah abad kemudian, posthumus ditunjukkan bahwa imam
al-Gozali 
telah berpijak kepada filsafat neo-Platonisme yang menjelaskan tentang
teori 
immanasi Ide Aristoteles dalam penjelasan logica Tuhan. Pada ahir
hidupnya 
al-Gazali sendiri telah kecewa atas filsafatnya sendiri dan kemudian 
ditinggalkannya filsafat tetapi dia memeluk sufisme yang kita kenal
sebagai 
Tasawuf. Artinya "setali-tiga-uang" (sebuah ungkapan bahasa Melayu kuno 
untuk "sama saja") masih berkisar dalam sistim berfikir SPEKULASI. Allah
swt 
di dalam al-Quran dan juga dalam wahyu-wahyu yang diwahyukan kepada para

rasul dan nabi TIDAK MEMPERGUNAKAN sistim berfikir spekulasi dalam 
menjelaskan tentang KEBERADAANNYA. KEBERADAAN ALLAH SWT itu mutlaq, haq,

benar, nyata dan untuk membuktikan firman ini manusia diperintahkan 
melakukan study atas alam semesta seisinya, termasuk keberadaan manusia 
sendiri. Jadi tidak memerintahkan untuk melakukan study terhadap tuhan
atau 
ketuhanan!!!!!!!!!!!!!! Dengan demikian manusia diwajibkan oleh Allah
swt 
untuk hidup mengikuti hukum dan aturan main yang telah ditetapkan oleh
Allah 
swt bagi manusia (Hukum alam semesta dan Hukum masyarakat manusia). Agar

manusia menyadari bahwa dirinya adalah mahluk TERTINGGI di antara semua 
mahluk ciptaan-NYA dan dengan demikian supaya manusia BERAHLAQ MANUSIA. 
Ahlaq manusia itu wujudnya adalah al-Quranu al-Kariim. Artinya hidup
kita 
ini, perasaan, pemikiran, polah laku, etika-moral, kerja dan seluruh
aspek 
hidup kita HARUS DIBIMBING oleh firman-firman Illahi. Demikianlah yang 
difirmankan oleh Allah swt agar kita kaum Muslimin BERISLAM SECARA
KAFFAH.

Wassalam,
A.M



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke