Dari milis tetangga...
 
Mungkin bermanfaat...
 
Salam
AL-Pacitan
 
-----Original Message-----
From: Abdi M.U [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Ass wr wb.,

Tanggapan atas [EMAIL PROTECTED] :

 

1. Antum benar bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menghunus pedang dalam
syiar Islam, sedangkan FPI tidak bertujuan melakukan syiar Islam tapi
membela agama Islam (karenanya mungkin pedang memang diperlukan).  Kalau
antum penduduk jl. Ketapang, Jakarta,  mungkin antum akan senang karena
tidak ada lagi preman yang berani mengganggu rumah umat Islam disana sejak
perang terbuka tahun 1998 antara 200-300 preman dengan 50 laskar FPI. Dimana
dalam perang tersebut 50 laskar FPI berhasil membuat para preman lari
terbirit-birit hingga sebagian lari ke Ambon (yang kemudian mereka
menggerakkan perang saudara Ambon). Dalam peristiwa Ketapang ini antum akan
saksikan memang digunakan pedang dalam arti sesungguhnya, dan pedang-pedang
FPI berhasil membuat 15 preman mati tersungkur (tentunya dengan bantuan
Allah SWT, dan alhamdulillah tidak ada satupun korban di pihak FPI). 

 

Kalau antum ingin mengambil jalan dakwah (amar ma'ruf) dalam membela dan
mempertahankan agama Islam, silahkan saja. Biar FPI yang melakukan nahi
munkar. Kita bagi-bagi tugas, tapi tidak saling mencela.   

 

2. Rasulullah berperang sebanyak (kalau tak salah) 39 kali selama hidupnya,
hanya 4 diantaranya yang berupa perang fisik, sisanya berakhir di meja
perundingan (dilakukan secara musyawarah).  FPI melakukan ribuan kali
musyawarah dengan pihak kepolisian dan DPRD / DPR serta pejabat Pemda
setempat akan rencana penertiban tempat maksiat, tapi yang diberitakan media
massa (yang diketahui antum) hanyalah ketika mereka sedang 'berperang'
secara fisik seperti menghancurkan kafe atau minuman keras.

 

3.  Antum berpendapat sebagai berikut :  "Pernahkah orang-orang yang
dianggap melakukan maksiat itu menyerang  secara fisik? Kalau memang itu
mereka lakukan, silahkan mempertahankan diri, lawan mereka. Kalau mereka
menyerang kita secara ideologi yang buruk dengan kebiasaan mereka berbuat
maksiat, pertahankanlah diri dengan jalan memperkuat keimanan Islam kita.
Jaga anak-anak kita agar tidak akan pernah sekalipun terjerumus ke dalam
dunia hitam itu. Jika bisa, sadarkan mereka agar tidak lagi berbuat maksiat
dengan jalan yang baik, yang hikmah."  

Untuk menjawab pernyataan antum ini izinkan ana mengingatkan diri kita
bersama dengan hadits yang diriwayatkan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar
bahwa Rasulullah SAW  bersabda : "Sesungguhnya manusia jika mereka melihat
orang yang berbuat zholim dan tidak mencegahnya, maka telah dekatlah azab
Allah yang akan menimpa mereka seluruhnya" (HR At-Tirmidzi).  Sabda
Rasulullah SAW :  "Barangsiapa yang melihat suatu kemunkaran diantaramu,
maka hendaknya ia merubahnya dengan tangannya (kekuasaannya). Jika ia tak
mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tak mampu, maka dengan hatinya, dan
yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman."

 

 

Wassalam, Abdi

 

 

 

 
 

Dien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Assalamualaikum
Imho, bercocok tanam atau mengusir hama juga ada ilmunya. Yang bercocok 
tanam kalo mau hasilnya baik tentu memilih bibit unggul. Di antara tanaman 
harus diberi jarak, setiap kali diberi pupuk dan sebagainya.
Mengusir hama juga demikian, bahkan harus dilihat jenis hamanya. Ada hama 
yang tidak perlu menggunakan pestisida atau racun, cukup dengan penggunaan 
bibit unggul yang notabene punya daya tahan lebih terhadap hama yang 
menyerangnya. Kalaupun menggunakan racun hama, tidak sembarang racun yang 
dipakai. Kalau tidak, bisa-bisa malah membunuh pohon dari bibit tadi.
Mungkin juga tidak feasibel jika memakai golok mencari satu-satu hama untuk 
ditebas, bisa-bisa malah terkena tanaman tadi. Semua ada ilmunya, yang kalau

orang salah memakai ilmu bisa-bisa malah orang tadi yang jadi 'hama' untuk 
tanaman yang ditanam.
Begitu juga dengan beramal baik dan memerangi keburukan, semua harus dengan 
jalan hikmah jika ingin hasilnya baik, karena Islam mengajarkan demikian 
seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Tidak pernah sekalipun beliau 
menghunus pedang untuk syiar Islam. Kalaupun beliau terpaksa menghunus 
pedang, itu hanya untuk membela diri dan tidak pernah beliau yang memulai 
suatu peperangan.
Imho, bukan salah mereka jika mereka hidup tanpa dilandasi agama yang kuat. 
Bukan salah mereka juga jika lingkungan mereka lupa akan mengingat Allah di 
setiap napas mereka. Kitalah yang harusnya bertanggung jawab menciptakan 
lingkungan yang hidup dengan bernapaskan Islam. 
Rasulullah saw mengajarkan agar kita berakhlak sebagaimana Allah SWT. 
Sekalipun kepada orang yang menentang Allah, sekalipun kepada orang yang 
tidak mengakui adanya Allah, Allah memberi orang itu hidup. Tanah, udara, 
air bahkan akal dan segala sarana Allah sediakan agar orang tersebut bisa 
menikmati kehidupan. Kita sebagai makhluknya apakah berhak untuk mencabut 
nikmat Allah itu?

Berilah contoh, berilah pengertian, hembuskanlah napas Islam kepada mereka. 
Tapi jangan pukul mereka, karena mereka akan menganggap orang Islam itu 
penghukum mereka. Bisa jadi mereka bahkan orang yang menyaksikan itu akan 
anti terhadap Islam. Jika itu terjadi, mungkin mereka tidak akan pernah bisa

menerima Islam.
Imho, janganlah melakukan hal untuk niat yang baik dijalankan jalan yang 
buruk. Pernahkah orang-orang yang dianggap melakukan maksiat itu menyerang 
secara fisik? Kalau memang itu mereka lakukan, silahkan mempertahankan diri,

lawan mereka. Kalau mereka menyerang kita secara ideologi yang buruk dengan 
kebiasaan mereka berbuat maksiat, pertahankanlah diri dengan jalan 
memperkuat keimanan Islam kita. Jaga anak-anak kita agar tidak akan pernah 
sekalipun terjerumus ke dalam dunia hitam itu. Jika bisa, sadarkan mereka 
agar tidak lagi berbuat maksiat dengan jalan yang baik, yang hikmah. Jangan 
sampai malah kita yang jadi 'hama' tadi.
Jika ada kesalahan, itu dari saya pribadi dan mohon dimaafkan. Jika ada 
suatu kebaikan, hanya Allah yang bisa menyelipkannya di antara tulisan saya.
Wassalam
-dien-
On 8/24/05, Abdi M.U <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> Para Penentang Perjuangan FPI yang saya hormati,
> Masalahnya banyak orang banyak melihat perjuangan FPI dari TV dan media 
> massa lainnya. Media massa hanya memberitakan berita yang punya nilai 
> berita, misalnya perusakan2 tempat hiburan, tapi peristiwa FPI menulis
surat 
> ke Kapolda atau DPRD dll agar suatu tempat maksiat segera ditutup tidak 
> diberitakan. Padahal dalam setiap surat FPI ke aparat selalu jelas
dikatakan 
> bahwa ada tempat maksiat yang secara konstitusi dilarang di negara ini,
lalu 
> FPI minta agar aparat menindak sesuai konstitusi, kalau lewat batas waktu 
> yang diberikan oleh FPI maka FPI menganggap bahwa aparat tidak becus 
> melaksanakan kewajibannya secara konstitusional. Kenapa mereka nggak
becus, 
> mas ? Karena ada aparat yang menjadi oknum yang menerima uang sogok dari 
> para bandar judi, bandar pelacuran, dan bandar maksiat lainnya. Beberapa 
> petugas negara sendiri sering mengakui hal ini, dan kalau mas mau tahu 
> ikutlah di FPI sebagai pengamat biar bisa dengar langsung dari beberapa 
> petugas negara yang sholeh dan lurus yang
> secara sembunyi-sembunyi mengatakan mereka bersyukur ada FPI karena mereka

> sendiri sering pengen memberantas suatu kemaksiatan tapi nggak bisa karena

> teman nya ada maen sama bandar ini atau bandar itu.
> Memperjuangkan kebenaran emang sulit, mas, banyak dicaci, dianggap kasar, 
> dianggap anarkis, mengorbankan nyawa dan harta pribadi, masuk penjara
lumrah 
> bagi laskar FPI, tapi hidup mulia masih lebih baik dari menjadi
orang-orang 
> yang bisanya mencari kesalahan orang lain. Mudah-mudahan mas bukan
termasuk 
> orang yang merasa terhormat dan mulia karena tidak mencaci maki para
germo, 
> para hidung belang atau para perusak akidah agama Islam. Banyak orang yang

> mau mengorbankan nyawanya demi mempertahankan keselamatan anak dan
keluarga 
> nya atau siap mati untuk sejengkal tanah miliknya yang diserobot orang,
tapi 
> lebih banyak orang yang merasa bukan masalah besar bila agama Allah
dirusak 
> orang lain. 
> Wassalam, 
> Abdi 
> 
> 
> Winarto Rachmat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Problemnya adalah negara kita bukan negara Islam Mas....Suka tidak suka, 
> senang tidak senang perjuangan kita mesti dalam kerangka konstitusi 
> Indonesia. Kecuali ada sebuah kelompok yang mampu meraih suara mayoritas, 
> lalu mengubah konstitusi sesuai dengan visi kelompok itu.
> 
> Kita memang tidak suka dengan perjudian, dengan premanisme, dan kegiatan 
> negatif lainnya. Tetapi sekali lagi tindakan "perang" terhadap kegiatan 
> tersebut harus dalam bingkai konstitusi Indonesia. Mungkin kalo mau cerdik

> ya bikin aja pressure group atau lobbying group. 
> 
> "Abdi M.U" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamu alaikum wr wb.,
> Intisari ceramah Habib Rizieq : "Kalau semua petani menanam padi dan tak 
> ada yang memberantas hama, maka bersiaplah menerima panen yang gagal.
Kalau 
> semua petani memberantas hama dan tak ada yang menanam padi maka
bersiaplah 
> tidak makan. Kedua pekerjaan itu harus dilakukan secara harmonis. Demikian

> juga amar ma'ruf dan nahi munkar, keduanya harus ada yang melakukan.
Karena 
> itu harus ada rakyat yang bekerja untuk membangun negeri dan harus ada 
> polisi yang menjaga keamanan rakyat. Dan sebagai negara dengan mayoritas 
> Islam maka di Indonesia harus ada pula umat Islam yang menjaga keamanan 
> agama Islam. Untuk itulah FPI didirikan. Semoga ini menjadi pembagian
tugas 
> harmonis yang saling menguatkan".
> (LIHAT FOTO TERLAMPIR/ ATTACHMENT)
> Wassalam,
> Abdi M.U.
> 
> 
> 
> 
>



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke