Harga diri? Wah, masalah utamanya terletak pada negara pengirim TKW, kalau 
penguasa negaranya ngaur bin tukang catut, berarti para TKI itu dari rumah 
sudah direndahkan, jadi orang lain hanya menambahkan bumbu untuk lebih 
direndahkan lagi.  Salah seorang kenalan dari Sudan yang pernah bertahun-tahun 
bekerja di Arab Saudia mengatakatan kepada saya bahwa Tenaga Kerja Indonesia 
mempunyai nama julukan yang sangat rendah sekali, yaitu "kerbau .....".   
  ----- Original Message ----- 
  From: IrwanK 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 24, 2007 8:27 AM
  Subject: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari 
KBRI Riyadh


  Turut prihatin dan mengecam keras kejahatan yang terjadi.. :-(
  Mohon pihak" yang memiliki akses dan kewenangan untuk membela WNI agar
  dapat segera bergerak secepat mungkin.. jangan tunggu sampai korban 
bertambah.. 

  Atau kalau perlu pengiriman TKI/TKW dikurangi/ditahan dulu sampai ada 
pembenahan
  sistem ketenaga-kerjaan dan penghargaan terhadap TKI/TKW kita di LN membaik..
  Kalau masih seperti biasa (business as usual), sebaiknya (pengiriman TKI/TKW) 
  dihentikan saja untuk sementara waktu.. 

  Atau (harga) diri orang Indonesia sudah lebih rendah dari uang ya? Mengenai 
lapangan 
  kerja, pemerintah punya porsi tanggung jawab lebih besar soal ini.. baru 
setelah itu 
  peran masyarakat.. 

  Soal kejadian di tanah suci, setan aja dulu tinggal di Syurga koq.. Wallahu 
a'lam.. 
  biasa aja napah..

  CMIIW..

  Wassalam,

  Irwan.K


  On 8/24/07, Migrant CARE <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

    Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di "tanah suci".. 


    ISI BERITA


    Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas 
pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti. 



    Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf 
Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai 
berikut: 



    1.      Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS. 
Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari 
02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa 
Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden No. 
HPnya 08157269483. 



    2.      Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi 
nampak masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang 
diderita tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar 
dari ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara. 



    Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai 
berikut: 



    a.         Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana 
seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang, dan 
mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban) 



    b.         Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian 
dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan 
tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00 Keempat 
korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 15.00



    c.         Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang 
anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI tersebut 
melakukan sihir terhadapnya 



    d.         Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi 
dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, 
tanpa didampingi oleh penterjemah. 



    4.      Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap 
perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report. 



    5.      Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas 
perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh dan 
ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan kedua 
jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu (sebelumnya 
tertulis Susianti binti Fulan)  asal Pati No. Paspor AB 968412 dan Alm. Siti 
Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697 akan dipindahkan 
ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi. 



    6.      Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di 
Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani perawatan 
dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih menunggu hasil 
investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut. 



    7.      Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada 
satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan 
dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj 
menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh Tim 
Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. 



    Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada 
kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. 



    Riyadh, 9 Agustus 2007


   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.484 / Virus Database: 269.12.4/969 - Release Date: 8/23/2007 
4:04 PM

Kirim email ke