sangat mengharukan ceritanya...mata saya sampai berkaca-kaca...mudah2an
sepenggal cerita ini bisa memberi sedikit pelajaran bahwa anak lebih
berharga dari sebuah mobil...thanx


Pada tanggal 06/12/07, Erwin Wibisono <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
> Ceritanya sungguh mengharukan....
> Andai saja yang mencoret mobil itu bukan anak majikan atau anak dari
> pembantu rumah tangga, tentu lebih parah lagi...
>
> Terima kasih,
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: Ali Muntaha <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Adi Ahmad Muhammad <
> [EMAIL PROTECTED]>; aL <[EMAIL PROTECTED]>; bal top <
> [EMAIL PROTECTED]>; Dina Ariana <[EMAIL PROTECTED]>; Eri Kusnadi <
> [EMAIL PROTECTED]>; iman iman <[EMAIL PROTECTED]>; inuk nugroho <
> [EMAIL PROTECTED]>; iwan rachmawan <[EMAIL PROTECTED]>; joky joky
> gokil <[EMAIL PROTECTED]>; mba dini-cikiwul <[EMAIL PROTECTED]>;
> media muslim <mediamusliminfo@googlegroups.com>; okta edp <
> [EMAIL PROTECTED]>; rachmad <[EMAIL PROTECTED]>; Risma-tabung <
> [EMAIL PROTECTED]>; Risma-tabung rismawati <[EMAIL PROTECTED]>; Tanjung
> Pambudi <[EMAIL PROTECTED]>; Teguh Wibowo <[EMAIL PROTECTED]>; Toto
> <[EMAIL PROTECTED]>; uswandi irsyard <[EMAIL PROTECTED]>; yudie sableng
> gendeng <[EMAIL PROTECTED]>
> Terkirim: Selasa, 4 Desember, 2007 1:25:05
> Topik: [mediamusliminfo] Ayah, Maafkanlah aku...
>
> Ayah, maafkanlah Aku...
>
> Agustus 9, 2007 oleh Ishak<http://elmahari.wordpress.com/author/ishakahmad/>
>
>
>
> Entah sudah berapa kali aku menerima kiriman email berisi cerita berikut
> ini. Namun setiap kali aku membacanya, air mata ini tak terasa selalu
> berlinang. Semoga bisa jadi nasehat bagiku, dalam mendidik anak ku. Berikut
> ceritanya…..
>
> *Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar
> meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal
> pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di
> rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
> Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya,
> ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.*
>
> *Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai
> tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari
> marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya.
> Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi
> anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.*
>
> *Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin
> menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia
> beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya
> sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
> Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah. *
>
> *Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil
> yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya.
> Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan
> siapa ini !!!" …. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari
> keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat
> wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia
> terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa
> saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.*
>
> *Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
> kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu
> ayahhh.. cantik …kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja
> seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang
> ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke
> telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan,
> pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula
> belakang tangan anaknya.*
>
> *Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas
> dengan hukuman yang dikenakan.
> Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama
> memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah
> si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong
> anak kecil itu, membawanya ke kamar.*
>
> *Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil
> luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil
> menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga
> menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu
> rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur
> bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak
> bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab
> bapak si anak.*
>
> *Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang
> menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran
> pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya
> sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu
> rumah. "Dita demam, Bu"…jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja
> ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar
> pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia
> menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah
> memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita
> bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai
> saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar
> ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa
> hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada
> pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu
> dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…"Ini sudah
> bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong
> dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena
> halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa
> yg dapat dikatakan lagi.*
>
> *Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata
> isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan
> pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan
> habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua
> tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke
> wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.
> Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
> "Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah
> pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya
> berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga
> sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus
> membuat wanita itu meraung histeris.*
>
> *"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan
> mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita
> mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya
> berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya.
> Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat
> menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu
> meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa
> tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…*
>
> *Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran
> bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan
> wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…,
> Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap
> hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..*
>
> **
>
> *"Sangat patut jadi renungan. Saya harap dapat disebarluaskan"*
>
> **
>
> ------------------------------
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!
> Answers<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http://id.answers.yahoo.com/>
>
>
>
> ------------------------------
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!
> Answers<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http://id.answers.yahoo.com/>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Antum menerima E-Mail ini karena antum tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs http://www.mediamuslim.info). Kirim artikel, 
pendapat/opini, informasi dan lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke