Kebencian Yahudi Terhadap Jibril, Malaikat yang Menjadi Wali Para Nabi


Anas bin Malik berkata: Abdullah bin Salam berkata kepada Nabi:
“Sesungguhnya Jibril adalah musuh bagi Yahudi dari kalangan malaikat.”



Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya (no. 12502,
12728, 13365), Al-Imam Al-Bukhari dalam Kitab Bad`ul Khalq bab Dzikru
Malaikat, Kitab Ahaditsul Anbiya` (no. 3329), Kitab Manaqib Al-Anshar (no.
3911, 3938), Kitab Tafsir (no. 4480).



Hadits di atas merupakan bagian dari hadits yang lengkapnya sebagai berikut:



Dari Anas, dia berkata: “Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah
dan ia tengah berada di sebuah kebun sedang memetik buah (kurma). Datanglah
ia kepada Nabi dan berkata: ‘Sesungguhnya saya akan bertanya kepadamu
tentang tiga hal, tidak ada yang mengetahuinya kecuali seorang nabi: Apa
awal tanda datangnya hari kiamat? Makanan apakah yang pertama kali bagi
penduduk Jannah (surga)? Apakah yang menyebabkan anak dapat serupa dengan
ayah atau ibunya?’ Rasulullah bersabda: ‘Baru saja Jibril memberitakan
kepadaku (jawaban) tiga perkara itu.’ Abdullah bin Salam bertanya:
‘Jibril?!’ Beliau menjawab: ‘Iya.’ Maka ia berkata: ‘Itu adalah musuh
Yahudi dari kalangan para malaikat.’ Kemudian beliau membaca ayat:



‘(Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril maka Jibril itu telah menurunkannya
(Al-Qur`an) ke dalam hatimu). Adapun awal tanda hari kiamat adalah
munculnya api yang menghimpun manusia dari Masyriq (Timur) ke Maghrib
(Barat). Adapun makanan yang pertama bagi penghuni Jannah adalah potongan
yang menempel pada hati ikan. Apabila memancarnya air mani laki-laki
mendahului air mani wanita maka anak yang akan lahir serupa dengan ayahnya
(laki-laki), dan apabila air mani wanita mendahului maka anak yang akan
lahir serupa dengan ibunya (wanita).’



Abdullah bin Salam berkata: ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak
disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah.
Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah suatu kaum yang
mengada-adakan kebohongan. Sesungguhnya jika mereka mengetahui keislamanku
sebelum engkau bertanya kepada mereka, pasti mereka akan membuat kebohongan
atas diriku.’ Datanglah orang-orang Yahudi. Nabi pun bertanya: ‘Bagaimana
menurut kalian seorang laki-laki yang bernama Abdullah?’ Mereka menjawab:
“Dia orang yang terbaik di antara kami, anak seorang yang terbaik di antara
kami, pemuka kami, anak seorang pemuka kami.’ Beliau bertanya: ‘Bagaimana
pendapat kalian jika Abdullah bin Salam masuk Islam?’ Mereka menjawab:
‘Semoga Allah melindunginya dari perkara itu.’ Keluarlah Abdullah dan
berkata:



“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bahwa Muhammad adalah utusan
Allah”.



Kemudian mereka berkata: ‘Dia orang yang terburuk di antara kami dan anak
seorang terburuk di antara kami,’ dan menjelek-jelekkannya. Abdullah
berkata: ‘Inilah yang aku khawatirkan, wahai Rasulullah’.”



*Sebab-Sebab Kebencian Orang Yahudi terhadap Malaikat Jibril*



Ats-Tsa’labi menghikayatkan dari Ibnu ‘Abbas tentang sebab kebencian orang
Yahudi terhadap Jibril. Yaitu, salah seorang nabi mereka memberitakan bahwa
Bukhtanashar (Nebukadnezar, red.) akan menghancurkan Baitul Maqdis.
Kemudian mereka mengutus seorang laki-laki untuk membunuhnya. Ketika
dijumpainya (Bukhtanashar) adalah seorang pemuda yang lemah, maka Jibril
menghalangi upaya laki-laki tadi untuk membunuhnya dan berkata kepada
laki-laki tersebut: “Kalau Allah menghendaki untuk membinasakan kalian
melalui tangannya (kekuatan Bukhtanashar), kalian tidak akan mampu
mencegahnya. Dan jika Allah menghendaki bukan dia yang berbuat, maka dengan
hak apakah kalian akan membunuhnya?” Maka laki-laki tadi meninggalkannya.
Kemudian bertakbirlah Bukhtanashar dan memerangi mereka serta menghancurkan
Baitul Maqdis. Karena itulah mereka membenci malaikat Jibril. (lihat Fathul
Bari, 8/207)



Al-Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan An-Nasa`i telah meriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah. Mereka berkata:
“Wahai Abal Qasim (kunyah Rasulullah, pent.), kami akan bertanya kepadamu
tentang lima perkara. Jika engkau memberitakan kepada kami perkara itu,
kami akan memercayai bahwa engkau seorang nabi dan kami akan mengikutimu
(masuk Islam). Di antara lima perkara yang ditanyakan adalah: Siapakah yang
selalu datang kepadamu dari kalangan malaikat? Beliau menjawab: “Jibril,
tidaklah Allah mengutus setiap nabi kecuali dia (Jibril) yang menjadi wali
(penolongnya).” Merekapun menjawab: “Di sisi inilah kami tidak sependapat.
Kalau saja penolongmu selain Jibril, pasti kami akan mengikutimu dan
membenarkannya.” Maka Rasulullah bertanya: “Apa yang menghalangi kalian
untuk tidak membenarkannya?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya dia adalah
musuh kami.”



Pada riwayat yang lain mereka berkata: “Jibril yang turun dengan membawa
peperangan, pembunuhan, dan adzab. Kalau saja yang menyertaimu adalah
Mikail, dialah yang turun membawa rahmat, menumbuhkan tanaman, dan
menurunkan hujan.” Kemudian Rasulullah membaca ayat:



“Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya
(Al-Qur`an) ke dalam hatimu.” (Al-Baqarah: 97) (lihat Fathul Bari 8/206)



Pada riwayat yang terakhir –jika shahih– yaitu kalau saja yang menolong
Rasulullah adalah Mikail mereka akan masuk Islam. Dan kalau saja mereka
mengetahui bahwa Mikail juga membantu dalam sebuah peperangan bersama
Rasulullah, pasti mereka juga akan memusuhi Mikail, dan tetap mereka berada
pada tipu muslihat dan kebohongan yang diada-adakannya.



Dari Sa’d bin Abi Waqqash beliau berkata: “Aku melihat dua orang laki-laki
memakai baju putih di sebelah kanan dan sebelah kiri Rasulullah pada perang
Uhud. Aku sama sekali belum pernah melihat kedua orang itu sebelum maupun
sesudahnya, yaitu Jibril dan Mikail.” (HR. Al-Bukhari no. 4054 dan Muslim
no. 2306)



Inilah sesungguhnya karakter mereka, mengetahui kebenaran tapi tidak
mengamalkan apa yang telah mereka ketahui. Perhatikanlah kisah tipu
muslihat mereka terhadap Nabi Musa ketika Allah perintahkan untuk
menyembelih sapi betina di mana hampir-hampir mereka tidak melaksanakannya.
Demikian pula kebencian mereka yang luar biasa terhadap kebenaran dan
pembawanya (Jibril dan para nabi) serta para pengikut kebenaran (kaum
muslimin).



“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang
musyrik.” (Al-Ma`idah: 82)



Secara umum, manusia yang paling besar permusuhannya kepada Islam dan kaum
muslimin adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Bahkan mereka
berusaha dengan segala daya dan upaya untuk mencapai tujuan mereka, yaitu
memberikan mudarat kepada kaum muslimin. Semua itu disebabkan kebencian,
kedengkian, dan hasad mereka yang luar biasa kepada kaum muslimin serta
penentangan, kekufurannya terhadap kebenaran. (Tafsir As-Sa’di hal. 241)



Wallahu a’lam bish-shawab.



Sumber: www.asysyariah.com

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke