Ancaman Bagi Pihak yang Mengabaikan Penerapan Syariat Islam


Telah kita ketahui bersama bahwa Allah tidak rela jika hamba-hamba-Nya
menjadikan selain hukum-Nya sebagai sumber hukum yang mengatur kehidupan
mereka. Maka dari itu, Allah mengancam orang-orang yang enggan berhukum
dengan syariat-Nya dengan berbagai ancaman yang akan membuat seorang hamba
yang beriman dengan sebenar-benar iman bertaubat dari kebiasaan berhukum
kepada selain hukum Allah.

Beberapa ancaman tersebut antara lain:



*Kehidupan yang Sempit di Dunia dan Akhirat*



Kita sebagai umat Islam sering mengeluhkan kesempitan hidup, kekurangan
lapangan pekerjaan, kemerosotan ekonomi dan moral bangsa, instabilitas
politik dan keamanan nasional, semakin maraknya kemaksiatan dengan segala
bentuknya, pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, kezaliman penguasa,
dan lain-lain.



Kalau kita mau jujur mengoreksi kembali perjalanan hidup kita, pasti kita
akan mengetahui bahwa ternyata semua kesempitan dan problem di atas tidak
lain disebabkan oleh dosa-dosa kita dan keengganan kita untuk menerapkan
syariat dan hukum Islam pada diri kita masing-masing.



Allah berfirman:



“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya
penghidupan yang sempit, dan sungguh Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: Wahai Rabbku, mengapa Engkau
himpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulu adalah seorang yang
melihat? Allah berkata: Demikianlah, sungguh telah datang kepadamu
ayat-ayat Kami, kemudian kamu melupakannya, maka begitu pula pada hari ini
kamupun dilupakan. Demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan
tidak percaya kepada ayat-ayat Rabbnya, dan sesungguhnya azab di akhirat
itu lebih berat dan lebih kekal.” (Thaha: 124—127)



*Kekalahan dan Kegagalan*



Di antara akibat dari sikap enggan menerapkan syariat Islam adalah
kekalahan kaum muslimin dari musuh-musuhnya dan kegagalan untuk menerapkan
syariat Islam di bumi mereka. Tidak dapat dimungkiri bahwa kemenangan kita
terhadap seluruh musuh-musuh kita, serta keberhasilan kita untuk menegakkan
syariat Islam di bumi kita ini tidak mungkin terwujud selain dengan
pertolongan Allah.



Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin al-’Abbad, mantan Rektor Universitas Islam
Madinah, dalam salah satu karyanya yang berjudul Luzumu Iltizamil Muslim bi
Ahkamisy Syari’ah Al-Islamiyyah (Kewajiban setiap muslim untuk berpegang
teguh dengan hukum syariat Islam) berkata, “Jika kaum muslimin berpegang
teguh kepada hukum-hukum syariat mereka yang hanif (lurus) dan
ketentuan-ketentuan agamanya yang lurus ini, sungguh itu adalah pokok dasar
kesuksesan dan tanda kebahagiaan mereka, serta sebab kemuliaan dan
kemenangan mereka atas musuh-musuhnya. Hal itu juga merupakan sumber
keamanan dan ketenteraman hidup mereka. Namun, apabila kondisi kaum
muslimin ini berbalik, pasti mereka akan mengalami kerugian dan kehancuran,
serta kehinaan dan kekalahan. Sungguh, Allah telah bersumpah dengan masa
bahwa kerugian akan menimpa setiap anak manusia kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran.



Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya telah dipenuhi oleh berbagai nash yang
menjelaskan realitas ini. Begitu pula pelajaran yang dicatat oleh sejarah
tentang terwujudnya kemuliaan bagi orang-orang yang taat kepada Allah.
Sejarah telah mencatat pula bahwa kehinaan akan dialami oleh orang-orang
yang bermaksiat kepada-Nya. Tentu realitas yang kita saksikan dan kita
alami adalah sebaik-baik bukti. Allah berfirman:



“Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka sesungguhnya
ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Ali ‘Imran: 101)



“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.” (Muhammad: 7)



“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa, (yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan.” (al-Hajj: 40—41)



Kemudian beliau melanjutkan, “Jika seorang yang berakal di masa ini ingin
mengetahui bukti-bukti sejarah yang menunjukkan kebenaran berbagai hakekat
tersebut—bahwa kaum muslimin menang disebabkan sikap berpegang teguh mereka
terhadap syariat Islam yang telah dipilih oleh Allah untuk mereka, dan
kalah ketika enggan beramal dengan syariat Islam serta jauhnya dari
aturan-aturannya—sungguh orang tersebut tidak akan mendapatkan bukti yang
lebih jelas dibandingkan munculnya akibat buruk dari peperangan yang
terjadi antara negara-negara Arab melawan Yahudi yang telah benar-benar
tampak hakekatnya. Negara-negara Arab dahulu telah dimuliakan oleh Allah
dengan sebab Islam. Namun, ketika mereka pada masa ini tidak mau lagi
berpegang teguh kepada syariat Allah—selain negara-negara tertentu saja
yang Allah kehendaki—dan tidak mau lagi berhukum dengan wahyu yang dibawa
oleh Jibril dari Allah, bahkan cenderung memilih berhukum kepada
hukum-hukum buatan (manusia) yang Allah tidak menurunkan satu keterangan
pun (yang membenarkannya), kekalahan dan kehinaan pun menimpa mereka di
hadapan suatu kaum yang sebenarnya telah dihinakan oleh Allah (yakni
Yahudi).



Adakah bentuk kehinaan dan kerendahan yang lebih parah dibandingkan
kehinaan dan kerendahan ini? Sungguh, sejarah akan mencatat hal tersebut
untuk pelajaran bagi generasi yang akan datang, sebagaimana sejarah juga
mencatat segala kebaikan atau keburukan yang terjadi pada generasi sebelum
ini. Sungguh, tidak akan pernah tegak (negara Islam) bagi kaum muslimin
melainkan jika mereka semua mau kembali berpegang teguh kepada agama Allah
serta mengamalkan syariatnya.



Aku memohon kepada Allah Yang Mahamulia, Rabb ‘Arsy yang agung, agar
membimbing seluruh kaum muslimin di setiap tempat kepada sebab-sebab yang
mengantarkan mereka kepada kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan (doa).” –Selesai
perkataan asy-Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad–.



Sumber: http://asysyariah.com/

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke