Aneka Berhala & Kesyirikan

 Petaka demi petaka melanda, hati manusia pun luluh karenanya, aqidah
dikorbankan, agama dilupakan, syariat hilang sedikit demi sedikit. Maka
malapetaka apakah yang lebih dahsyat dibandingkan dengan malapetaka yang
menimpa iman? Dialah kesyirikan. Bagaimana tidak, sedang Allah telah
berfirman,



"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti
Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka; tidaklah ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun". (QS.Al-Maa’idah :72).



Adapun malapetaka ini, kebanyakan orang hanya mengetahuinya secara global
saja. Adapun kesyirikan secara terperinci, kebanyakan mereka tidak
mengetahuinya. Orang-orang hanya mengetahui bahwa syirik itu, ketika
seseorang menduakan Allah dalam penciptaan; atau ketika seseorang menyembah
patung-patung. Adapun menyembah orang sholeh, dan lainnya, dalam arti
berdo’a, meminta pertolongan kepada orang sholeh atau wali-wali, memohon
syafa’at, kesembuhan, jodoh, rejeki, dan lainnya kepada mereka, maka ini
tidak dianggap syirik !! Ini tentunya keliru !! Syirik bukan terbatas pada
penyembahan berhala. Tapi penyembahan segala sesuatu dari selain Allah,
baik itu arca, nabi, malaikat, orang sholeh, pohon, kuburan, dan lainnya.
Makhluk-makhluk yang disembah ini biasa kita istilahkan dengan "berhala".



Mereka keliru dalam membatasi kesyirikan hanya khusus pada penyembahan
arca-arca, karena mereka menyangka bahwa orang-orang musyrikin di zaman
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah kaum yang menyembah
patung-patung saja, tanpa yang lainnya. Padahal jika membuka Kitabullah,
dan kitab-kitab hadits, maka kita akan mendapat keterangan bahwa kaum
musyrikin dahulu bukan hanya menyembah patung saja, bahkan ada yang
menyembah kuburan, pohon, orang-orang sholeh. Silakan dengarkan penuturan
seorang ulama Islam ketika menjelaskan jemis-jenis sembahan kaum musyrikin
jahiliyyah:



Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan-hafizhahullah- berkata saat menjelaskan
sembahan-sembahan kaum musyrikin, "Kata Lata -tanpa dobel huruf t -, adalah
nama berhala di Tho’if .Dia berupa batu yang dipahat, yang dibangun sebuah
rumah di atasnya. Padanya ada tirai-tirai yang menyamai ka’bah. Di
sekelilingnya ada halaman, dan di mempunyai pelayan (penjaga). Orang-orang
jahiliyah menyembahnya sebagai sekutu selain Allah -Subhanahu wa Ta’la-.
Berhala ini milik kabilah Tsaqif dan kabilah-kabilah yang ada disekitar
mereka. Mereka amat membanggakan berhala. Sebagian qira’ah membaca firman
Allah,



“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap *Al Lata dan
Al Uzza, dan Manah* yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak
perempuan Allah)?” (QS.An Najm: 19-20)



Dengan dobel huruf t sebagai isim fa’il (Latta) dari kata kerja
latta-yaluttu. *Dia (Latta)* adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa
mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah haji. Ketika dia meninggal,
orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya, dan menutupinya
dengan tirai-tirai. Akhirnya mereka menyembahnya sebagai sekutu selain
Allah -Subhanahu wa Ta’la- . Inilah Latta ! *Adapun Uzza*, dia adalah pohon
dari Sallam yang terletak di lembah Nakhlah yang terletak antara Mekah dan
Tho’if. Di sekitarnya terdapat bangunan, dan tirai-tirai. Berhala ini juga
mempunyai pelayan-pelayan (penjaga-penjaga).Di pohon ini terdapat
setan-setan yang berbicara kepada menusia. Orang-orang bodoh menyangka
bahwa yang berbicara kepada mereka adalah pohon-pohon itu atau rumah-rumah
yang mereka bangun. Padahal yang berbicara kepada mereka adalah setan-setan
untuk menyesatkan mereka dari jalan Allah. Uzza ini adalah berhala milik
suku Quraisy, penduduk mekah serta suku-suku yang ada di sekitarnya. *Adapun
Manaat*, dia adalah batu besar yang terletak tak jauh di Gunung Qudaid yang
terletak antara Mekah dan Madinah. Berhala ini adalah milik suku Khuza’ah,
Aus, dan Khozroj. (Jika ingin haji), mereka berihram di sisinya, dan mereka
menyembahnya sebagai sekutu bagi Allah". [Coba lihat Syarh Al-Qowa’id
Al-Ar-ba’ (hal. 31)]



Inilah tiga berhala yang merupakan berhala terbesarnya Bangsa arab. Maka
penyembahan kepada arca, batu, orang sholeh dan pohon adalah sesuatu yang
jelas kalau itu adalah kesyirikan. Tapi, sedikit yang menyadari bahwa
menyembah orang-orang shalih yang telah meninggal juga adalah kesyirikan.
Dialah berhala Latta bagi orang-orang Tsaqit dan kabilah-kabilah di
sekitarnya.



Pembaca yang budiman, mungkin kita bertanya, "Bagaimanakah bentuk
penyembahan mereka terhadap orang-orang shalih ini sehingga dikatakan
sebagai suatu kesyirikan?" Perhatikanlah ucapan Syaikh Al-Fauzan di atas!
Mereka menyembahnya bukan ketika orang shalih itu masih hidup tetapi
setelah meninggalnya. Mereka bangun kuburannya, buatkan sebuah rumah di
atasnya, dipasangi tirai/kelambu, dijaga oleh satu atau dua orang atau
bahkan lebih. Kemudian orang-orang pun mendatanginya, menyampaikan hajat,
berdo’a kepadanya atau minta dido’akan. Bukan kepada penjaga kuburan
tersebut tetapi kepada orang shalih yang telah meninggal itu. Inilah
keadaan mereka.



Allah mengabarkan perbuatan mereka dalam firman-Nya,



"Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan
orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat- dekatnya". (QS. Az-Zumar : 3)



Kesyirikan semacam ini tidak hanya terjadi di zaman nabi -Shollallahu
‘alaihi wasallam- bahkan jauh sebelumnya telah terjadi pada kaum Nuh
-alaihis salam-. Allah berfirman saat mengisahkan perkataan mereka,



"Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) *Wadd*, dan jangan pula *Suwa’*, *Yaghuts*, *Ya’uq* dan *Nasr*
". (QS.Nuh :23 ).



Penafsir Ulung Al-Qur’an, Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata dalam
menafsirkan ayat ini, "Ini adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nuh.
Ketika mereka telah meninggal, setan pun datang mewahyukan kepada kaum
meraka untuk mendirikan patung-patung itu dengan nama orang-orang shalih,
mereka pun melakukannya, tetapi orang-orang sholih itu belum disembah.
Tatkala mereka meninggal dan ilmu telah dilupakan, maka patung-patung orang
shalih itu pun disembah". [HR. Al-Bukhariy dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an
(4920)]



Demikianlah pelaku kesyirikan, saling mewarisi dari zaman ke zaman;
bentuknya kadang beda, tapi hakikatnya sama. Jaman nabi Nuh, orang shalih
yang didatangi adalah dalam patung-patungnya, sedangkan jaman Nabi Muhammad
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang didatangi adalah kuburannya. Adapun
jaman kita sekarang, maka setiap tempat berbeda. Kadang di tempat ini, yang
didatangi, dan disembah adalah patung atau pohon. Tetapi di tempat yang
lain adalah kuburan. Mereka meminta dan mengharap darinya.



Mereka menjadikan orang-orang shalih sebagai berhala yang disembah selain
Allah dalam bentuk mendatangi patung atau kuburannya, berdo’a kepada
mereka, menyampaikan hajat-hajat keseharian kepada mereka, mengharap dan
takut kepadanya, bernazar dan berkurban di sisinya. Semua ini adalah
kesyirikan !!



Semua ini adalah perbuatan setan yang hendak menyesatkan manusia . Padahal
jika kita memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, kelak pada hari kiamat nanti,
orang-orang shalih yang mereka sembah itu akan ditanya tentang penyembahan
manusia kepadanya. Namun orang-orang shalih itu pun berlepas diri dari
perbuatan mereka. Sebagai contoh, Nabi Isa –alaihis salam- dan ibunya yang
dijadikan berhala oleh orang-orang nashrani. Allah -Ta’ala- berfirman,



"Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman, "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia, "Jadikanlah Aku dan ibuku, dua orang tuhan
selain Allah?". Isa menjawab, "Maha Suci Engkau. Tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah
mengatakannya, maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha
mengetahui perkara-perkara ghaib". (QS.Al-Maidah:116)



Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata, "Ini
juga merupakan perkara yang Allah bicarakan tentangnya kepada hambam dan
Rasul-Nya, Isa bin Maryam -alaihis salam- seraya berfirman kepadanya pada
hari kiamat di depam orang-orang yang menjadikannya, dan ibunya sebagai dua
sembahan selan Allah, "Adakah kamu mengatakan kepada manusia, "Jadikanlah
Aku dan ibuku, dua orang tuhan selain Allah?". Ini merupakan ancaman bagi
orang-orang Nasrani, celaan, dan kecaman kepada mereka di depan seluruh
makhluk". [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (2/164)]



Al-Allamah Abdur Rahman bin Ali Ibnul Jauziy-rahimahullah- berkata dalam
tafsirnya, "Lafazh ayat ini berupa pertanyaan. Sedang maknanya adalah
kecaman bagi orang yang mendakwakan ketuhanan Isa". [Lihat Zadul Masir fi
Ilm At-Tafsir (2/463)]



Selain menyembah orang sholeh, sebagian manusia menyembah malaikat. Ini
juga merupakan kesyirikan dan pelakunya musyrik. Allah -Ta’ala- berfirman,



"Dan (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya
Kemudian Allah berfirman kepada malaikat, "Apakah mereka ini dahulu
menyembah kamu?". Malaikat-malaikat itu menjawab, "Maha Suci Engkau.
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka Telah menyembah jin;
kebanyakan mereka beriman kepada jin itu". (QS.Saba’ :40-41 ).



Allah -Ta’ala- juga berfirman,



"Dan (Tidak wajar pula bagi-Nya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para
nabi sebagai tuhan. apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di
waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?". (QS. Ali Imran: 80 ).



Diantara bentuk kesyirikan, penyembahan matahari, rembulan, dan
bintang-bintang. Allah -Ta’ala- berfirman,



" Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan
syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka
lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat
petunjuk". (QS. An-Naml :24 ).



Allah -Ta’ala- juga berfirman,



"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang
menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah . (QS. Fushshilat :37 ).



Dalam ayat-ayat ini terdapat faedah bahwa kemusyrikan bukan hanya terbatas
pada penyembahan arca sebagaimana yang dipahami oleh orang-orang jahil,
bahkan menyembah orang sholeh (baik ia malaikat, nabi atau wali) pohon,
bebatuan dan lainnya, semuanya termasuk kesyirikan. Semua bentuk kesyirikan
telah ada di zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.



Olehnya, Syaikh Muhammad bin Sulaiman At-Tamimiy An-Najdiy -rahimahullah-
berkata dalam Al-Qowa’id Al-Arba’ , "Sesungguhnya Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wa sallam- muncul di tengah manusia yang berbeda-beda dalam peribadatan
mereka. Diantara mereka, ada yang mengibadahi malaikat, ada yang
mengibadahi nab-nabi, orang sholeh, ada yang menyembah batu dan pohon; ada
yang menyembah matahari dan rembulan". [Lihat Al-Majmu’ Al-Mufid fi Naqd
Al-Quburiyyah wa Nushroh At-Tauhid (hal.609)]



Sumber :
http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/aneka-berhala-kesyirikan.html

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke