Islam Itu Agama Tauhid

 Allah membuka pintu-pintu ilmu bagi hamba-hamba-Nya dengan diutusnya
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu pintu ibadah kepada Allah
serta pintu-pintu ilmu dalam mencari rizki di muka bumi ini dari sisi yang
halal. Maka tidak ada sesuatupun yang di butuhkan manusia untuk mengetahui
urusan dunia dan dalam agama kecuali Allah sudah jelaskan semua kepada
manusia, sehingga menjadilah mereka di atas jalan yang putih bersih,
malamnya seperti siangnya, dan tidaklah seseorang itu melenceng darinya
kecuali pasti binasa.

 Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, dan bersyukurlah
kepada-Nya atas nikmat yang di berikan kepada kalian, yaitu dengan
diutusnya seorang Rasul kepada kalian, yang mana Rasul tersebut membacakan
ayat-ayat Allah kepada kalian, serta mensucikan kalian, mengajari kalian
Al-Qur’an dan Al-Hikmah ( As-sunnah ).

Dengan Rasul tersebut Allah mengeluarkan kalian dari kegelapan kesyirikan
dan kekufuran menuju ke cahaya keadilan dan kebaikan, serta dari kegelapan
kesedihan hati dan sempitnya dada menuju kepada cahaya ketenangan dan
lapang dada.

Allah Ta’ala berfirman :



“ Maka apakah orang-orang yang di bukakan Allah hatinya untuk ( menerima )
agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhan-Nya ( sama dengan orang yang
membatu hatinya ) ? “ ( QS. Az-Zumar : 22 ).

Allah juga berfirman :



Alif lam raa. ( ini adalah ) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengerluarkan manusia dari gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, ( yaitu ) menuju jalan yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji. Allahlah yang memiliki segala apa yang ada di langit dan di
bumi, dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat
pedih. “( QS. Ibrahim : 1-2 ).

Allah mengutus nabi-nya Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan
manusia berada dalam kebodohan, lalu beliau membuka pintu-pintu ilmu dalam
mengenal Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat serta perbuatan-Nya. Dam juga
pintu-pintu ilmu untuk mengenal makhluk-Nya yaitu permulaan dan akhir dari
penciptaan manusia, serta hisab dan pembalasan ( di hari kiamat ).

Allah Ta’ala berfirman :



“Dan sesungguhnya kami menciptakan manusia dari suatu sari pati ( berasal )
dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu menjadi air mani ( yang
tersimpan ) dalam tempat yang kokoh ( yaitu rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu Kami jadikan dia
makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka Maha Suci Allah, penciptaan yang
paling baik. Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan ( dari
kuburmu ) di hari kiamat. “(QS. Al-Mu’minum:12-16 ).

Allah membuka pintu-pintu ilmu bagi hamba-hamba-Nya dengan diutusnya
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu pintu ibadah kepada Allah
serta pintu-pintu ilmu dalam mencari rizki di muka bumi ini dari sisi yang
halal. Maka tidak ada sesuatupun yang di butuhkan manusia untuk mengetahui
urusan dunia dan dalam agama kecuali Allah sudah jelaskan semua kepada
manusia, sehingga menjadilah mereka di atas jalan yang putih bersih,
malamnya seperti siangnya, dan tidaklah seseorang itu melenceng darinya
kecuali pasti binasa.

Allah Ta’ala mengutus Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika manusia
bergelimang dengan berbagai macam kesyirikan. Diantara mereka ada yang
menyembah berhala, ada juga yang menyembah Al-Masih ibnu Maryam ( Nabi Isa
‘alaihissalam ) dan ada yang menyembah pepohonan dan batu-batuan. Kemudian
Allah menyelamatkan mereka dari kebodohan ini, yaitu dari beribadah kepada
berhala-berhala untuk beribadah kepada Allah, mentauhidkan-Nya,
mengiklaskan ibadah hanya untuk Allah saja serta menunjukkan kecintaan dan
pengagungan kepada-Nya saja. Maka jadilah hamba tersebut ikhlas dalam
niatnya, ikhlas dalam mencintainya serta ikhlas dalam mengagungkannya, baik
lahir maupun batin.

Allah Ta’ala berfirman :

 “Katakanlah, sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidup dan matiku
hanyalah untuk Allah semesta alam”. ( QS. Al-An’am : 162 ).

 Dalam firman-Nya yang lain : “ Maka Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa, karena
itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. “ ( QS.Al-Hajj :34 ).

Demikanlah, Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
datang utntuk merealisasikan tauhid dan mensucikannya, ( yakni )
mensucikannya dari setiap kotoran-kotoran dan menutup segala pintu yang
dapat mengantarkan kepada kerusakan tauhid itu atau melemahkannya.
Sampai-sampai, ketika ada seseorang yang berkata kepada Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam : “Atas kehendak Allah dan kehendak anda.” Maka Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan : “Apakah kamu hendak menjadikan
aku sebagai tandingan bagi Allah ? Tetapi hendaknya kamu katakan : “Atas
kehendak Allah saja.” ( Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad ).

Dalam hadits ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari
laki-laki tersebut yang menggabungkan masyi’ah ( kehendak ) Allah dan huruf
yang menghendaki penyamaan antara keduanya ( yakni faedah wawu athof yang
berarti dan yang memberi faedah bahwa kata yang di gabungkan itu memiliki
nilai derajat atau kedudukan yang sama, ed ), dan menjadikan hal tersebut
termasuk mengadakan tandingan ( sekutu )bagi Allah, dan menjadikan
tandingan bagi Allah itu adalah menyekutukan-Nya ( berbuat syirik ).

Demikian pula Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengharamkan
seseorang bersumpah dengan selain Allah dan menjadikan perbuatan tersebut
termasuk ke syirikan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “
Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah kufur atau
syirik. “( hadits Shohib Riwayat Imam At-Tirmidzi ).Yang demikian itu
karena bersumpah dengan selain Allah berarti mengagungkan yang sesuai
dengannya. Maka tidak boleh bagi seorang muslim mengatakan ketika bersumpah
“ demi nabi “ atau “ demi kehidupan nabi “ atau juga “ demi kehidupan fulan
“, akan tetapi hendaknya bersumpah denngan Allah saja atau diam.

Demikian pula ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di tanya
tentang seorang yang bertemu dengan saudaranya lalu mengucapkan salam
padanya, apakah boleh membungkuk kepadanya ( ketika memberi salam ) ? Maka
beliau menjawab : “Tidak “. ( HR.At-Tirmidzi ).



Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang memberi salam sambil
membungkuk karena hal tersebut termasuk khudhu’ ( tunduk atau merendah )
yang tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah saja, Dialah satu-satunya
yang berhak di sujudi dan di ruku’i. Dan sujud ketika memberikan salam di
perbolehkan hanya pada syari’at sebelum kita. Akan tetapi syari’at ( Islam
) ini adalah syari’at yang sempurna, syari’atnya Muhammad shalallahu
‘alaihi wa sallam melarangnya dan mengharamkan kecuali untuk Allah saja.

Dan di dalam sebuah hadits di kisahkan bahwa Mu’adz bin jabal datang ke
syam dan menjumpai mereka ( penduduk syam ) bersujud ( yakni membungkuk
ketika salam,ed ) kepada pemimpin-pemimpin mereka, dan hal itu terjadi
sebelum mereka masuk Islam. Tatkala Mu’adz dari syam ( yakni ketika sampai
di madinah, ed ), dia sujud kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “ Apa ini wahai Mu’adz ? “ Lalu
Mu’adz berkata : “Aku melihat mereka ( penduduk Syam ) sujud kepada
pemimpin-pemimpin mereka, Anda lebih pantas untuk disujudi ( daripada
pemimpin-pemimpin mereka ) “. Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Seandainya aku ( dibolehkan ) memerintahkan seseorang untuk
sujud kepada orang lain, niscaya aku akan perintahkan perempuan ( yakni
para istri ) untuk sujud kepada suaminya. “( HR.Ibnu Majah ).
Hal tersebut di karenakan besarnya hak suami terhadap istrinya.

Imam An-Nasa’I meriwayatkan dengan sanad yang jayyid ( bagus ) dari Anas
bin Malik radhiyallahu anhu, bahwasanya sekelompok manusia datang kepada
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “ Wahai rasulullah, wahai
orang yang terbaik dan anaknya yang terbaik, wahai tuan kami dan anaknya
tuan kami.” Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wahai
manusia, ucapkanlah dengan ucapan kalian, dan janganlah syetan menggoda
kalian. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak senang
kalian mengangkat aku di atas kedudukanku yang telah Allah tentukan
bagiku.”

Dan di antara upaya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk menutup
jalan-jalan kesyirikan adalah tidak membiarkan di dalam rumah gambar-gambar
yang di sembah selain Allah atau yang di agungkan untuk di ibadahi. Dalam
Shahih Bukhori dari ‘Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata : “Tidaklah
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan dalam rumahnya sesuatu yang
di dalamnya ada salib kecuali menghancurkannya.”

Salib adalah tanda yang digunakan oleh orang-orang Nashoro sebagai syiar
agama mereka dan di sembah-sembah. Dan definisi salib sebagaimana terdapat
dalam kamus Al-Munjid adalah semua yang berbentuk dua garis yang saling
memotong dan maknanya adalah garis lurus ( vertical ) yang di potong oleh
garis yang kesamping ( horizontal ), sama yang di potong itu di tengah atau
di atas.

 Orang-orang Nashoro menyangka bahwa Al-Masih bin Maryam itu disalib
setelah dia di bunuh, maka Allah membantah anggapan tersebut dalam
firmannya :



“Tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula mereka menyalibnya, akan tetapi
( yang mereka bunuh adalah ) yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (
QS.An-Nisa : 157-158 ).

Orang-orang Nashoro mengagungkan salib, mereka meletakkannya di
mihrab-mihrab mereka dan menggantungkannya di leher-leher mereka. Padahal
termasuk dari petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah
menghilangkan apa saja yang ada salibnya dalam rangka menjaga tauhid dan
menjauhi penyerupaan kepada selain muslimin. Karena musuh-musuh Islam dalam
rangka menghancurkan Islam, mereka menyerang kaum muslimin, baik anak-anak
maupun orang dewasa ( bahkan musik dan lagu-lagu rohani orang-orang Nashoro
juga memenuhi perabot perabot rumah tangga dan mainan anak-anak,ed ) Laa
haula walaa quwwata illa billahi, inna lillahi wainna ilaihi raji’un.

Semoga Allah menjaga Agama kita serta menghidupkan hati kita yang telah
lalai. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Maraji’ : Majmu Fatawa Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin jilid VI.



Sumber: www.darussalaf.or.id

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke