Bentuk-Bentuk Sesembahan Yang Harus Dijauhi Oleh Ahlut Tauhid


Saudaraku muslimin, pada beberapa edisi buletin kita yang telah lalu, Anda
tentu telah paham apa konsekuensi (tanggung jawab moral) yang mesti
dilakukan oleh orang yang benar-benar bertauhid (mengesakan Allah Subhanahu
wa Ta’ala dalam beribadah). Yakni kita wajib beribadah hanya kepada Allah
Ta’ala saja, dan wajib pula meninggalkan seluruh jenis peribadatan kepada
selain Allah.

Kemudian, hal terpenting lainnya yang juga perlu anda ketahui sekarang
adalah apa saja bentuk – bentuk sesembahan (berhala – berhala) yang harus
di jauhi oleh orang – orang yang bertauhid itu.

Saudaraku, di dunia ini banyak sekali bentuk-bentuk berhala atau sesembahan
yang di agungkan dan di puja-puja oleh umat manusia. Padahal, inilah yang
seharusnya diperangi dan di jauhi oleh Ahlut Tauhid (orang-orang yang
benar-benar bertauhid). Adapun bentuk-bentuk berhala atau sesembahan
tersebut adalah :

*Pertama : Al-Ilaahatu min Duunillah (semua bentuk sesembahan atau yang di
pertuhankan selain Allah)*, yaitu segala sesuatu yang diminta tolong untuk
mendatangkan manfaat atau menolak bala’ (marabahaya) selain Allah.
Bentuknya banyak sekali, diantaranya : Pohon-pohon yang di keramatkan,
batu-batuan (arca atau patung) yang disembah, jin-jin dan setan,
orang-orang yang telah mati, kuburan-kuburan para wali atau kyai yang di
keramatkan, keris pusaka, cincin akik dan segala jenis jimat, dan lain-lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu, apabila di katakan kepada mereka :
“(Ucapkanlah) Laa ilaaha illalloh (tidak ada tuhan yang berhak di sembah
selain Allah)”, maka mereka menyombongkan diri seraya berkata : “Apakah
kita harus meninggalkan sesembahan (tuhan-tuhan) kita (selain Allah), hanya
untuk menuruti penyair yang gila ini ? “ (QS. Ash-Shoffaat : 35-36).

Dalam ayat yang mulia ini, kita tahu bahwa orang-orang musyrik itu memiliki
banyak tuhan. Dan ketika mereka di ajak untuk menjauhi segala bentuk
sesembahan atau tuhan-tuhan selain Allah itu, mereka enggan dan
menyombongkan diri, karena hati mereka telah terpaut dengan sesembahan itu.

*Kedua : “At-Thowaaghiit “(para thoghut), yakni segala sesuatu yang di
sembah, di ikuti dan di taati melebihi batas kedudukannya sebagai hamba
Allah.* Bentuknya banyak sekali, tetapi tokoh – tokoh utamanya ada lima,
yakni :

1. Iblis la’natullah ‘alaih ( semoga Allah terus menerus melaknatinya )
2. Orang yang di sembah, diagungkan dan di puja-puja oleh orang lain dan
dia ridha (senang) dengan perbuatan tersebut, baik orangnya ini masih hidup
atau sudah mati.
3. Orang yang mengajak atau memerintahkan orang lain untuk menyembah
dirinya (menyembah orang yang memerintahnya), baik ajakannya ini disambut /
di ikuti oleh orang atau tidak.
4. Orang yang mengaku-ngaku tahu hal-hal yang ghoib. Namanya banyak sekali,
baik itu tukang dukun, tukang ramal, paranormal, orang pinter, orang yang
sakti mandra guna dan yang sejenisnya.
5. Orang yang menghukumi sesuatu selain dengan hukum Allah Subhanahu wa
Ta’ala. (lihat penjelasan tokoh – tokoh utama thoghut ini dalam kitab Syarh
Tsalatsatil Ushul, hal. 153 – 155, karya Syaikh Muhammad bin Sholeh
Al-Utsaimin rahimahullah).

Sementara itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “……(karena itu) barang
siapa kufur (ingkar) kepada thoghut, dan hanya beriman kepada Allah saja,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada ikatan tali yang amat kuat
(yakni kalimat Laa ilaaha illalloh), yang tidak akan putus …..” (QS.
Al-Baqoroh : 256).

*Ketiga : Al – Andaad (sekutu-sekutu atau tandingan-tandingan selain Allah
dalam hal ibadah), yakni segala sesuatu yang menghalangi seseorang yang
melaksanakan ajaran agama Islam dengan benar, yang di cintai seperti
mencintai Allah.* Bentuknya banyak sekali, diantaranya : Istri-istri,
anak-anak, tempat tinggal, keluarga, harta benda, jabatan dan lain-lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan diantara sebagian manusia, ada
yang mengambil (menjadikan) selain Allah sebagai tandingan-tandingan
(sekutu), mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti layaknya
mencintai Allah, sedangkan orang-orang yang beriman itu sangat cinta kepada
Allah….” (QS. Al-Baqoroh : 165).

Rasulullah Sholallahu ‘alahi wa sallam bersabda : “Barang siapa mati dalam
keadaan masih menyembah kepada tandingan / sekutu selain Allah, niscaya dia
masuk neraka. “(HR. Bukhori).

Begitulah akibat yang harus ditanggung oleh orang yang mencintai
tandingan-tandingan selain Allah, Kita lihat, banyak orang yang mencintai
keluarga, harta benda, jabatan atau kekuasaan dan lain-lain, hingga
melalaikan kewajiban ibadah kepada Allah, atau bahkan mengabaikan hak – hak
Allah sama sekali. Wal ‘iyyadzu billah.

*Keempat : Al-Arbaab (tuhan-tuhan), yakni orang-orang yang membuat syariat
baru (yang menyelisihi syari’at Allah), yang isinya menghalalkan apa yang
di haramkan apa yang di halalkan oleh-Nya, lalu syari’atnya ini diikuti
oleh para pengikutnya.* (Lihat Kitab Al-Qoulul Mufid ‘alaa
KitabAt-Tauhid(2/260), karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin
rahimahullah).

Allah menceritakan tentang hal ini dalam firman – Nya : “…..mereka
(orang-orang yang Nasrani itu) menjadikan Ahbar (pendeta/pendeta / alim
ulama) mereka dan Ruhban (rahib-rahib / biarawan / para ahli ibadah) mereka
sebagai tuhan-tuhan selain Allah….”(QS. At-Taubah : 31).

Maksudnya, orang – orang nasrani telah mengangkat pendeta-pendeta dan
biarawan-biarawan mereka sebagai tuhan – tuhan selain Allah, karena ketika
para pendeta itu mengharamkan apa yang di halalkan oleh Allah, maka mereka
(umat nasrani itu) pun mematuhinya. Contohnya : Para pendeta itu
mengharamkan nikah bagi para biarawan agar menjadi ahli ibadah, maka
merekapun taat kepadanya. Para pendeta itu pun juga berani menghalalkan apa
yang diharamkan oleh Allah, seperti memakan daging babi, meminum-minuman
keras dan lain-lain., maka orang-orang nasrani yang dungu itupun
mengikutinya. Sikap taklid mereka seperti itu sama artinya dengan
menjadikan para pendeta dan para biarawan itu sebagai tuhan-tuhan selain
Allah.

Dan di kalangan umat Islam inipun ada orang-orang yang menyerupai perbuatan
orang-orang nasrani. Mereka menjadikan para ulama, kyai, pemimpin agama
atau tokoh-tokoh masyarakat mereka yang sesat sebagai sebagai tuhan-tuhan
selain Allah. Ketika para kyai itu berani menghalalkan yang haram atau
mengharamkan yang di halalkan oleh Allah, maka orang-orang yang awwam dan
bodoh tentang agama ini pun mengikutinya. Inna lillahi wa inna ilaihi
roji’un.

Saudaraku muslimin, itulah empat macam atau empat bentuk sesembahan
(tuhan-tuhan yang di puja selain Allah) yang harus kita jauhi, bila kita
benar-benar Ahlut Tauhid. Karena itu waspadalah darinya. Semoga kita
termasuk golongan orang-orang yang di sabdakan oleh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallam :



“Barang siapa mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illalloh”’ lalu mengingkari
apa saja yang di sembah selain Allah, maka ia akan masuk surga.” (HR.
Muslim, Ahmad dan At-Thobroni)

 Wallahu a’lamu bish showwab !



Buletin Dakwah At-Tashfiyyah



Sumber : www.darussalaf.or.id

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke