*Kisah-kisah Teladan Menakjubkan Tentang Semangat Menuntut Ilmu*


Berikut ini adalah sepenggal kisah-kisah menakjubkan tentang kesungguhan
para Ulama dalam menuntut ilmu. Semoga bisa menjadi pelajaran dan teladan
bagi kita untuk bersemangat menjalankan aktifitas ilmiyyah : menempuh
perjalanan menghadiri majelis ilmu, mencatat, murojaah (mengingat kembali
pelajaran yang sudah didapat), membaca buku-buku para Ulama’, merangkum,
meringkas, menyadur dan menyalin tulisan para ulama, mencatat faidah-faidah
ilmu yang kita lihat dan dengar, mendengarkan rekaman ceramah-ceramah
ilmiyyah melalui file-file audio, dan semisalnya.



Sesungguhnya menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan menurut al-Imam
asy-Syafi’i:

Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan sholat Sunnah (Musnad asySyafi’i
(1/249), Tafsir alBaghowy (4/113), Faidhul Qodiir (4/355))



Kisah-kisah nyata berikut ini sebagian besar disarikan dari kitab
alMusyawwaq ilal Qiro-ah wa tholabil ‘ilm karya Ali bin Muhammad al-‘Imran.



*1. Kesabaran Dan Kesungguhan Menuntut Ilmu*



Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : Aku dua kali kencing darah dalam menuntut
ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan
bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam
menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku



*2. Belajar Setiap Hari*



Al-Imam anNawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh,
Hadits, Tafsir, dsb..)



*3. Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk*



Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan
semestinya. Sehingga beliau bisa segar kembali.



*4. Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski Di Kamar Mandi*



Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan
masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: Bacalah
kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi.



*5. 40 Tahun Tidaklah Tidur Kecuali Kitab Berada Di Atas Dadanya*



Al-Hasan alLu’lu-i selama 40 tahun tidaklah tidur kecuali kitab berada di
atas dadanya.



*6. Tidaklah Berjalan Kecuali Bersamanya Ada Kitab*



Al-Hafidz alKhothib tidaklah berjalan kecuali bersamanya kitab yang dibaca,
demikian juga Abu Nu’aim alAsbahaany (penulis kitab Hilyatul Awliyaa’)



*7. Menjual Rumah Untuk Membeli Kitab*



Al-Hafidz Abul ‘Alaa a-Hamadzaaniy menjual rumahnya seharga 60 dinar untuk
membeli kitab-kitab Ibnul Jawaaliiqy



*8. Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa*



Ibnul Jauzy sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab



Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3
malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)

Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata
dalam satu kali majelis (satu malam) dibaca 2336 hadits.



Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih
Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di
masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.

Catatan : Shahih Muslim terdiri dari  5362 hadits



Al-Hafidz Zainuddin al-Iraqy membaca Musnad Ahmad dalam 30 majelis
(pertemuan)

Catatan : Musnad Ahmad terdiri dari 26.363 hadits, sehingga rata-rata dalam
sekali majelis membacakan lebih dari 878 hadits.



Al-‘Izz bin Abdissalaam membaca kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid dalam
tiga hari (Rabu, Kamis, dan Jumat) di masjid.



Al-Mu’taman as-Saaji membaca kitab al-Fashil 465 halaman (kitab pertama
tentang Mustholah hadits) dalam 1 majelis.



Salah seorang penuntut ilmu membacakan di hadapan Syaikh Bin Baz Sunan
anNasaa’i selama 27 majelis

Catatan : jika yang dimaksud adalah Sunan anNasaai as-Sughra terdiri dari
5662 hadits, sehingga rata-rata lebih dari 209 hadits dalam satu majelis.



Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany rata-rata menghabiskan waktu selama
12 jam sehari untuk membaca buku-buku hadits di perpustakaan.



*9. Mengulang-Ulang Membaca Suatu Kitab Hingga Berkali-Kali*



Al-Muzani berkata: Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i)
sejak 50 tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang
tidak ditemukan sebelumnya.



Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih
alBukhari sebanyak 700 kali.



*10. Kesungguhan Menulis*



Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.



Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/ menyalin lebih dari 2000
jilid kitab-kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9
buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.



Ibnu Thahir berkata: saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan
Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali



Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku



Muhammad bin Mukarrom yang lebih dikenal dengan Ibnu Mandzhur –penulis
Lisaanul Arab- ketika meninggal mewariskan 500 jilid buku tulisan tangan



Abu Abdillah alHusain bin Ahmad alBaihaqy adalah seseorang yang cacat
sehingga tidak memiliki jari tangan, namun ia berusaha untuk menulis dengan
meletakkan kertas di tanah dan menahannya dengan kakinya, kemudian menulis
dengan bantuan 2 telapak tangannya. Ia bisa menghasilkan tulisan yang jelas
dan bisa dibaca. Kadangkala dalam sehari ia bisa menyelesaikan tulisan
sebanyak 50-an kertas.



*11. Sangat Bersemangat Dalam Mencatat Faidah*



Al-Imam anNawawy berkata: Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu
faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan
sering-sering mengulang kembali.



Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu,
menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur,
terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18 kali.



Abul Qosim bin Ward atTamiimy jika diberikan kepada beliau suatu kitab
beliau akan membaca dari atas hingga bawah, jika menemukan faidah baru
beliau tulis dalam kertas tersendiri hingga terkumpul suatu pokok bahasan
khusus.



*12. Bersama Ilmu Hingga Menjelang Ajal*



Abu Zur’ah arRaaziy ketika menjelang ajal dijenguk oleh sahabat-sahabatnya
ahlul hadits mereka mengisyaratkan hadits tentang talqin Laa Ilaaha
Illallaah. Hingga Abu Zur’ah berkata:



Abdul Humaid bin Ja’far meriwayatkan dari Sholih bin Abi Uraib dari Katsir
bin Murroh dari Muadz dari Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam: Barangsiapa
yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallaah maka ia masuk surga.
Kemudian Abu Zur’ah meninggal dunia



Ibn Abi Hatim berkata: Aku masuk ke ruangan ayahku (Abu Hatim arRaziy)
ketika beliau menjelang ajal dalam keadaan aku tidak mengetahuinya aku
bertanya kepadanya tentang Uqbah bin Abdil Ghofir apakah ia adalah Sahabat
Nabi? Ayahku menggeleng. Aku bertanya: Apakah ia Sahabat Nabi? Ayahku
berkata: Bukan. Ia adalah tabi’in. Tidak berapa lama kemudian Abu Hatim
meninggal dunia



Sumber:
http://www.salafy.or.id/kisah-kisah-teladan-menakjubkan-tentang-semangat-menuntut-ilmu/

-- 
-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com
--- 
You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"MediaMuslimINFO Group" group.
To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an email 
to mediamusliminfo+unsubscr...@googlegroups.com.
For more options, visit https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke