Pertanyaan yang Tidak Mungkin Dapat Dijawab dengan Benar Oleh Pelaku Bid’ah
‘Hasanah’

📥 Apakah Bid’ah yang Anda Lakukan Adalah Kebaikan (Hasanah) yang Sudah
Diketahui Oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam?

📤 Apabila jawabannya: Ya, beliau sudah mengetahui kebaikan tersebut.

Maka jawaban ini mengandung tuduhan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam sebagai orang yang tidak amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai
rasul, yaitu mengajarkan kepada umatnya seluruh kebaikan yang beliau
ketahui. Karena ternyata ada kebaikan yang beliau sudah ketahui dan belum
beliau ajarkan kepada umat. Inilah bahaya menganggap bid’ah sebagai
‘hasanah’.
Al-Imam Malik rahimahullah berkata,
ﻣَﻦِ ﺍﺑْﺘَﺪَﻉَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺑِﺪْﻋَﺔً ﻳَﺮَﺍﻫَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻥَّ
ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺧَﺎﻥَ ﺍﻟﺮِّﺳَﺎﻟَﺔَ، ﻟِﺄَﻥَّ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : } ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ { ‏[ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ : 3
‏] ، ﻓَﻤَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﺩِﻳﻨًﺎ، ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ
“Barangsiapa berbuat bid’ah dalam Islam yang ia anggap sebagai bid’ah
hasanah, maka ia telah menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
telah mengkhianati tugas kerasulan, karena Allah ta’ala berfirman,
ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu” (Al-Maidah: 3)
Sehingga apa yang hari itu bukan ajaran agama, maka pada hari ini juga
bukan ajaran agama.” [Al-I’tishom lisy Syaathibi rahimahullah, 1/65-66]

Andai orang yang mengatakannya bermaksud demikian maka termasuk kekafiran,
karena itu berarti pengingkaran terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan
pengingkaran terhadap kenabian dan kerasulan beliau.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻧَﺒِﻲٌّ ﻗَﺒْﻠِﻲ ﺇِﻟَّﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻘًّﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻥْ
ﻳَﺪُﻝَّ ﺃُﻣَّﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻟَﻬُﻢْ، ﻭَﻳُﻨْﺬِﺭَﻫُﻢْ ﺷَﺮَّ
ﻣَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻟَﻬُﻢْ
“Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib atasnya
menunjukkan kepada umatnya kebaikan yang ia ketahui dan mengingatkan mereka
kejelekan yang ia ketahui.” [HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash
radhiyallahu’anhuma]

Ketika seseorang berkata kepada Sahabat yang Mulia Salman Al-Farisi
radhiyallahu’anhu,
ﻗَﺪْ ﻋَﻠَّﻤَﻜُﻢْ ﻧَﺒِﻴُّﻜُﻢْ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻛُﻞَّ ﺷَﻰْﺀٍ ﺣَﺘَّﻰ
ﺍﻟْﺨِﺮَﺍﺀَﺓَ . ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﺟَﻞْ ﻟَﻘَﺪْ ﻧَﻬَﺎﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻧَﺴْﺘَﻘْﺒِﻞَ
ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔَ ﻟِﻐَﺎﺋِﻂٍ ﺃَﻭْ ﺑَﻮْﻝٍ ﺃَﻭْ ﺃَﻥْ ﻧَﺴْﺘَﻨْﺠِﻰَ ﺑِﺎﻟْﻴَﻤِﻴﻦِ ﺃَﻭْ
ﺃَﻥْ ﻧَﺴْﺘَﻨْﺠِﻰَ ﺑِﺄَﻗَﻞَّ ﻣِﻦْ ﺛَﻼَﺛَﺔِ ﺃَﺣْﺠَﺎﺭٍ ﺃَﻭْ ﺃَﻥْ ﻧَﺴْﺘَﻨْﺠِﻰَ
ﺑِﺮَﺟِﻴﻊٍ ﺃَﻭْ ﺑِﻌَﻈْﻢٍ
“Sungguh Nabi kalian –shallallahu’alaihi wa sallam- telah mengajari kalian
segala sesuatu sampai cara buang hajat. Maka beliau berkata: Benar,
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang kami menghadap kiblat
ketika buang air besar atau kecil, beliau juga melarang kami membersihkan
kemaluan setelah buang hajat (istinja’) dengan tangan kanan, dengan kurang
dari tiga buah batu, dengan kotoran hewan atau tulang.” [HR. Muslim]

Sahabat yang mulia Abu Dzar radhiyallahu’anhu berkata,
ﺗَﺮَﻛْﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﻣَﺎ ﻃَﺎﺋِﺮٌ
ﻳُﻘَﻠِّﺐُ ﺟَﻨَﺎﺣَﻴْﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻬَﻮَﺍﺀِ، ﺇِﻻ ﻭَﻫُﻮَ ﻳُﺬَﻛِّﺮُﻧَﺎ ﻣِﻨْﻪُ
ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣَﺎ ﺑَﻘِﻲَ
ﺷَﻲْﺀٌ ﻳُﻘَﺮِّﺏُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭﻳُﺒَﺎﻋِﺪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ، ﺇِﻻ ﻭَﻗَﺪْ
ﺑُﻴِّﻦَ ﻟَﻜُﻢْ
“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam meninggalkan kami, dalam keadaan
tidaklah seekor burung kecil mengepakkan dua sayapnya di udara, kecuali
beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentang hal itu.” Beliau
-shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda, “Tidak tersisa sedikit pun yang
bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah
dijelaskan kepada kalian.” [HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari
Abu Dzar radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1803]

📤 Apabila jawabannya: Tidak, beliau belum mengetahui kebaikan tersebut.

Maka jawaban ini mengandung kesombongan dan penyelisihan terhadap petunjuk
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, karena kalau begitu orang yang
berbuat bid’ah itu secara tidak langsung menganggap dirinya lebih baik dari
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, sebab ia telah mampu mengetahui
dan mengamalkan satu kebaikan yang Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
tidak mengetahuinya dan tidak pula mengamalkannya.

Ketika seseorang berkata kepada Al-Imam Malik rahimahullah,
ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﺃﺣﺮﻡ؟ ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﺫﻱ ﺍﻟْﺤُﻠَﻴْﻔَﺔِ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ
ﺃَﺣْﺮَﻡَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ . ﻓَﻘَﺎﻝَ :
ﺇِﻧِّﻲ ﺃُﺭِﻳﺪُ ﺃَﻥْ ﺃُﺣْﺮِﻡَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻟَﺎ ﺗَﻔْﻌَﻞْ،
ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺃُﺭِﻳﺪُ ﺃَﻥْ ﺃُﺣْﺮِﻡَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ
ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﺎ ﺗَﻔْﻌَﻞْ، ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺃَﺧْﺸَﻰ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ، ﻓﻘﺎﻝ ﻭﺃﻱ
ﻓﺘﻨﺔ ﻓﻲ ﻫَﺬِﻩِ؟ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫِﻲَ ﺃَﻣْﻴَﺎﻝٌ ﺃَﺯِﻳﺪُﻫَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﺃَﻱُّ ﻓﺘﻨﺔ
ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺗﺮﻯ ﺃﻧﻚ ﺳﺒﻘﺖ ﺇِﻟَﻰ ﻓَﻀِﻴﻠَﺔٍ ﻗَﺼَّﺮَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ؟ ﺇِﻧِّﻲ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : }
ﻓَﻠْﻴَﺤْﺬَﺭِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺨَﺎﻟِﻔُﻮﻥَ ﻋَﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻥْ ﺗُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ
ﺃَﻭْ ﻳُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ }
“Wahai Abu Abdillah dari mana saya mulai ber-ihram? Beliau berkata: Dari
Dzul Hulaifah, dari tempat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
ber-ihram. Orang itu berkata: Sungguh aku ingin ber-ihram dari Masjid
Nabawi. Beliau berkata: Jangan kamu lakukan. Orang itu berkata lagi:
Sungguh aku ingin ber-ihram dari Masjid Nabawi. Beliau berkata: Jangan kamu
lakukan, sungguh aku khawatir kamu akan tertimpa fitnah (bencana). Orang
itu berkata: Fitnah apakah dalam perkara ini? Padahal aku hanyalah menambah
beberapa mil saja! Beliau berkata: Fitnah apakah yang lebih besar dari
engkau menganggap dirimu mampu mendahului Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam untuk melakukan satu kebaikan yang tidak beliau lakukan?!
Sesungguhnya aku mendengar firman Allah ta’ala,
ﻓَﻠْﻴَﺤْﺬَﺭِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺨَﺎﻟِﻔُﻮﻥَ ﻋَﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻥْ ﺗُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ
ﺃَﻭْ ﻳُﺼِﻴﺒَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul itu takut akan
ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nur: 63) [Al-I’tishom
lisy Syaathibi rahimahullah, 1/231-232]

Fitnah dalam ayat yang mulia ini maknanya adalah kesesatan dan puncaknya
adalah kesyirikan. Inilah azab pertama yang Allah ‘azza wa jalla akan
timpakan terhadap orang-orang yang menyelisihi petunjuk Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam dengan cara melakukan amalan yang tidak beliau
contohkan, yaitu ia akan ditimpa azab pada hatinya. Kemudian disusul dengan
azab yang kedua, yaitu azab yang akan ditimpakan pada fisiknya, wal’iyaadzu
billaah.
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,
ﺍﻟﻔﺘﻨﺔ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻟﻌﻠﻪ ﺇﺫﺍ ﺭﺩ ﺑﻌﺾ ﻗﻮﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻊ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻳﻎ ﻓﻴﻬﻠﻚ
“Fitnah adalah kesyirikan, bisa jadi jika ia menolak sebagian ucapan
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka muncul dalam hatinya satu
bentuk kesesatan, lalu membinasakannya.” [Lihat Ash-Shorim Al-Maslul (1/59)
dan Taisirul ‘Azizil Hamid, hal. 483]

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Allah ta’ala memulai pertama kali (dalam ayat ini) dengan azab berupa
fitnah sebelum azab yang pedih (yang akan menimpa badan), sebagai isyarat
terhadap munculnya penyakit hati dan fitnah bagi hati, lebih keras
dibanding azab yang pedih (yang menimpa badan) berupa kekeringan, gempa
bumi, banjir dan semisalnya yang diakibatkan karena penyelisihan terhadap
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” [Syarhul Ushul min ‘Ilmil Ushul,
hal. 151]

══════ ❁✿❁ ══════
Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama⤵
📡Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam:
📮Gabung Channel Telegram: http://goo.gl/
6bYB1k
📲Gabung Group WA: 08111377787
🌍 www.facebook.com/taawundakwah
🌐 www.taawundakwah.com
📱PIN BB: 5D4F8547

-- 
-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan lain-lainnya 
ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com
--- 
You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"MediaMuslimINFO Group" group.
To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an email 
to mediamusliminfo+unsubscr...@googlegroups.com.
For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke