Dear nakita-ers, Semoga membantu Salam, Uttiek Sedapat mungkin gunakan saja
pengusir nyamuk berbahan alami.
Obat antinyamuk yang disemprot, dibakar,
dipanaskan (dengan listrik), maupun yang dioleskan ke tubuh semuanya
tak menjamin keamanan bagi kesehatan kita, terutama anak. Mengapa obat
antinyamuk tak aman? Karena terbuat dari bahan kimia sintetik seperti
senyawa kimia organofosfat dan karbamat, yang termasuk dalam golongan
pestisida. Kedua bahan kimia
tersebut bisa menghambat kerja enzim acetylcholinesterase
(AChE), yaitu enzim yang bekerja pada sistem sawar otak dan dapat
memicu transfer sinyal (neurotransmitter) pada saraf manusia.
"Jika enzim itu terganggu, ciri yang bisa diketahui awam adalah sering
pusing dan mual, sehingga mengganggu daya pikir," ungkap Dr. rer.
nat. Budiawan. Pada anak,
lanjutnya, jika kerja enzim ini sampai terganggu, maka perkembangan dan
kerja otak anak kemungkinan besar juga akan terganggu. "Sederhananya
begini. Menerima dan memproses informasi yang merupakan bagian penentu
kepintaran anak, sangat dipengaruhi oleh pergerakan neurotransmitter
yang paling bertanggung jawab dalam sistem kerja otak.
Nah, bagaimana mau terjadi loncatan neurotransmitter
jika AChE-nya terganggu?" Selain bahan kimia
organofosfat (antara lain, diklorvos/DDVP) dan karbamat (antara lain,
propoxur), kebanyakan obat antinyamuk yang beredar saat ini mengandung
bahan kimia aktif golongan pyrethroid, diantaranya allethrin,
bioallethrin dan transflutrin. "Tentu semua bahan
insektisida pada prinsipnya sangat berbahaya. Apalagi jika digunakan
secara tidak proporsional, dapat emicu terjadinya kerusakan sistem
saraf." Belum lagi jika ke
dalam obat antinyamuk tersebut ditambahkan S2 (octachloro dipropyl
ether) supaya lebih ampuh membunuh segala nyamuk dan serangga
lainnya sepert kecoa, lalat, semut. "Jadinya jauh lebih berbahaya,
karena jika dibakar, bahan tersebut dapat menghasilkan BCME (bischloromethyl
ether) yang berisiko memicu kanker paru-paru," papar Direktur Pusat
Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan FMIPA, Universitas Indonesia
(Puska RKL UI) ini, yang juga peneliti dan dosen Toksikologi pada
Departemen Kimia FMIPA UI. MEDIA
PENGHANTAR Karena itulah Budi
mengingatkan kita semua untuk berhati-hati terhadap obat antinyamuk.
"Usahakan jangan sampai berulang walaupun sedikit masuk ke dalam tubuh
kita. Baik lewat pernapasan, kulit, atau media lain yang bisa
menghantarkan, seperti makanan dan minuman." Penting
diperhatikan, semua benda di ruangan yang menggunakan obat antinyamuk
bisa menjadi media penghantar masuknya zat berbahaya tersebut ke dalam
tubuh. Kok, bisa? Sebab, obat antinyamuk yang berada di ruangan
tersebut sebenarnya tak langsung hilang menguap. Zat kimia tersebut
menempel pada benda yang ada, termasuk seprai, furnitur, lantai,
tembok, kusen, dan lainnya. Dengan demikian, lapisan zat kimia yang
tertinggal mungkin masuk ke dalam tubuh lewat tangan yang memasukkan
makanan ke dalam mulut, menyerap langsung ke dalam kulit setelah
sebelumnya bersentuhan dengan media-media terkontaminasi, atau terhirup
lewat hidung dan mulut karena kita tidur di atas media yang sudah
terkontaminasi. ADA
APA, SIH, DI DALAM OBAT ANTINYAMUK Di bawah ini Budi
membeberkan apa saja yang terkandung di setiap jenis obat
antinyamuk. * Obat antinyamuk
semprot Biasa disebut juga
dengan obat nyamuk cair yang penggunaannya disemprotkan. Meski
bentuknya berubah saat digunakan, tetapi zat aktifnya tidak hilang atau
menyatu dengan oksigen karena zat aktif yang disemprotkan lebih berat
dari oksigen. Setelah disemprotkan, zat aktif antinyamuk ini akan
berjatuhan di setiap tempat dan benda yang ada di rungan tersebut lalu
menjadi media penghantarnya masuk ke dalam tubuh. * Obat antinyamuk
bakar Jenis ini
mengandung zat kimia sintetik aktif (alletrin, transflutrin,
pralethrin, bioallethrin, esbiothrin, dan lain-lain) yang
sudah dibentuk sedemikian rupa, sehingga mampu dihantarkan asap untuk
membunuh nyamuk dan serangga lainnya. Karena dipanaskan, tak menutup
kemungkinan bahan aktif itu terurai menjadi senyawa-senyawa lain yang
jauh lebih reaktif dari sebelumnya. Tentu jadi jauh lebih berbahaya
dampaknya. Lebih menyedihkan
lagi obat antinyamuk bakar sering digunakan dalam ruang tertutup.
Alasannya, menjadi percuma jika digunakan di tempat terbuka. Padahal
kalau seperti ini, tentu senyawa aktif dan senyawa baru yang terbentuk
dari proses pembakaran berada dalam jangkauan pernapasan kita. Jadinya tak menutup
kemungkinan jika kita memasang obat antinyamuk itu semalaman, selama
itu pula kita memasukan zat berbahaya ke dalam tubuh. Bayangkan berapa
banyak zat kimia berbahaya yang ada dalam tubuh kita. Itu baru satu
obat anti nyamuk dalam satu malam, lo. Apa jadinya bila kita
menggunakan lebih dari satu selama bertahun-tahun pula? Karena bahan kimia
sintetik antinyamuk ini dilepas dalam bentuk gas (aerosol), dia
bisa mendesak oksigen sehingga distribusi oksigen dalam ruangan tidak
merata. Tak heran bila kita menggunakan obat antinyamuk bakar dalam
ruangan, napas terasa agak berat. Dari fakta ini, ada anggapan obat
antinyamuk bakar bisa mengurangi proporsi kandungan oksigen dalam
ruangan. * Obat antinyamuk
listrik (mat) Bentuk mat tak jauh
berbeda dari obat antinyamuk bakar. Keduanya baru bisa efektif bekerja
setelah ada penguapan dengan cara dipanaskan. Obat antinyamuk jenis ini
menggunakan juga bahan aktif (seperti alletrin, transflutrin,
atau pralethrin) pada pulpnya, bahan penstabil, dan bahan kimia
organik tertentu yang menguap jika dipanaskan. Fungsi bahan organik ini
untuk menguapkan atau menghantarkan bahan-bahan aktif antinyamuk
sehingga dapat bekerja. Karena jenis ini
tidak kasat mata dan sering ditambah wewangian tertentu, pengguna
sering tak sadar bahwa dirinya sedang menghirup senyawa berisiko bagi
tubuhnya. Pada jenis bakar, karena kasat mata dan sangat terasa, si
pengguna bisa menghindari kontak langsung. Juga akan melakukan tindakan
melindungi diri, membuka jendela lebar-lebar atau mematikan obat
antinyamuk manakala matanya perih atau napasnya makin sesak. Nah, pada obat
antinyamuk listrik, gangguan tidak terasa langsung. Sebab, penciuman
tertipu oleh sedapnya wewangian yang dikeluarkan, juga tak menimbulkan
iritasi langsung pada mata. Jadi bisa dibilang obat antinyamuk jenis
ini lebih berbahaya dari obat antinyamuk lainya. Seperti halnya obat
antinyamuk bakar, obat antinyamuk listrik pun bisa membuat napas kita
jadi berat hingga sesak. * Obat antinyamuk
losion Obat antinyamuk
jenis ini menggunakan campuran yang memudahkannya meresap ke dalam
kulit. Mediator antinyamuk jenis ini adalah kulit kita sendiri, bukan
dibakar, dipanaskan atau disemprot. Ini yang harus diwaspadai, karena
pastinya, bahan campuran itu bisa dengan mudah meresap dan kuat
menempel di kulit. Padahal bahan kimia sintetik tidak aman untuk
kesehatan. Belum lagi, obat
antinyamuk jenis ini ada yang menggunakan campuran diethyltoluamide
(DEET) yang sifatnya korosif. Tentu bukan tak mungkin keberadaannya
bisa mengikis lapisan-lapisan kulit kita. Jangankan kulit manusia, DEET
ini juga sangat mampu mengikis plastik PVC. EFEK
JANGKA PENDEK & PANJANG Efek yang bisa
dirasakan langsung akibat obat antinyamuk akan berbeda-beda pada tiap
anak. Tetapi umumnya, anak merasa sesak napas, alergi dalam bentuk
gangguan di kulit, kulit teriritasi, batuk-batuk, pusing, mual, muntah,
bahkan pingsan. Lebih jauh, mungkin saja perkembangan otak anak akan
terhambat. Untuk jangka
panjang, Budi menambahkan, kontak dengan obat antinyamuk setiap
hari dan kontinyu dapat menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit
(dari jenis losion) pada 5-10 tahun ke depan. Jangka pendeknya bisa
mengiritasi kulit, kulit terasa panas dan perih. Jika terdapat
tanda-tanda efek jangka pendek pada anak, segera bawa ia ke luar
ruangan. Tidurkan anak di tempat terbuka, biarkan ia menghirup udara
sebanyak mungkin. Setelah itu, sesegera mungkin bawa anak ke ke dokter. JIKA
TERPAKSA BOLEH GUNAKAN, ASAL... Memang, semua obat
antinyamuk tidak aman untuk kesehatan. Tetapi dengan adanya fakta
penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk seperti demam berdarah,
tampaknya sulit untuk tidak menggunakan obat antinyamuk. Karena itulah,
dr. Endang Lestari, SpA(K) dari RSAB Harapan Kita,
Jakarta, berpendapat, boleh saja menggunakan obat antinyamuk tapi
dengan catatan harus secara hati-hati. Seperti apa? Simak sejumlah tip
dari Endang dan Budi: * Penggunaan obat nyamuk bakar sebaiknya
dihindari. Jikapun terpaksa, gunakan di tempat yang berventilasi lebar
atau ruang terbuka. * Untuk obat antinyamuk semprot, penggunaannya
minimal 2 jam sebelum seseorang masuk ke ruangan. Ruangan ini pun harus
berventilasi yang baik. Selain itu, si penyemprot harus menggunakan
masker antipolusi. Idealnya, semua barang di ruangan yang disemprot
setelahnya dilap dengan kain basah. Sedangkan bahan yang terbuat dari
kain atau sejenisnya yang menyerap zat kimia agar diganti. Bisa juga
dengan menutup semua benda yang ada di ruangan tersebut sebelum
disemprot. * Untuk obat antinyamuk listrik, 2 jam sebelum
penghuni ruangan masuk harus sudah dinonaktifkan. * Obat antinyamuk losion yang menggunakan bahan
kimia sintetik dan bahan aktif DEET sebaiknya tidak digunakan oleh
anak, ibu hamil, dan ibu menyusui karena kandungannya yang bersifat
korosif dapat diserap kulit. Anak balita yang berkulit sensitif dapat
mengalami alergi. Atau anak mungkin keracunan karena ia memasukkan jari
yang diolesi losion antinyamuk itu ke mulutnya. * Bagi orang dewasa, jika ingin menggunakan
losion pengusir nyamuk, maka gunakanlah sesedikit mungkin. Jika kulit
terasa panas, perih, merah, gatal, atau tidak nyaman segera hentikan,
basuh dengan air bersih, dan jangan gunakan lagi. * Jangan menggunakan obat antinyamuk setiap
hari karena peluangnya makin besar bagi bahan insektisida untuk masuk
ke dalam tubuh. Kalau sudah masuk, sulit sekali dikeluarkan, dan
tentunya akan menjadi racun bagi tubuh. TANAMAN
ANTINYAMUK ALTERNATIF YANG AMAN Ketimbang
menggunakan obat antinyamuk modern, lebih baik gunakan obat antinyamuk
tradisional yang bahan bakunya diambil dari alam seperti tanaman.
Contoh, minyak kayu putih sejak berabad-abad lalu telah digunakan untuk
membaluri kulit bayi dan orang dewasa agar tidak digigit nyamuk.
Akan tetapi, apakah
obat antinyamuk tradisional juga ampuh mengusir nyamuk zaman modern?
Jangan khawatir! Seperti dikemukakan oleh Dr. Setiawan Dalimartha
dari Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T)
DKI Jakarta, "Tanaman-tanaman pengusir nyamuk tak kalah ampuhnya dengan
obat nyamuk kimiawi dalam mengusir nyamuk." Malah, tambahnya,
tanaman-tanaman ini memiliki keunggulan, yaitu, "Sama sekali tidak
beracun dan membahayakan kesehatan manusia untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Tak seperti obat antinyamuk kimiawi yang bisa
menyebabkan kanker." BAGAIMANA
CARANYA? Tanaman-tanaman
pengusir nyamuk ini, bisa digunakan dengan mengolahnya menjadi suatu
ramuan pembalur ataupun minyak esensial. "Kita pun bisa meletakkannya
begitu saja di ruangan, maka ruangan tersebut tak dihampiri nyamuk,"
tambah Dalimartha. Itu karena bau yang dikeluarkan oleh tanaman
tersebut menyebabkan nyamuk atau serangga tak ingin berada di
dekat-dekat tanaman. Tanaman-tanaman
yang dimaksud adalah kemangi (Ocimum basilicum), thyme (Thymus
vulgaris), serai, zodia, geranium (Pelargonium sp.), kayu
putih (Melaleuca leucadendra L.), dan lavender (Lavandula
officinalis). Tanaman-tanaman ini mengandung minyak asiri yang
dapat diborehkan ke kulit sehingga nyamuk tidak mau menggigit. Cukup
dengan meremas-remas atau menumbuk daunnya, lalu dibalurkan ke kulit. Jika ingin
menggunakan tanaman tersebut secara utuh, letakkan di dalam ruangan
supaya efektif daya halaunya. Perbandingan ruangan dengan tanaman, kata
Dalimartha, "Sebagai contoh, ruangan 2x3 meter cukup dengan 1 tanaman
zodia dengan tinggi 1/2 meter. Jika lebih dari itu luas ruangannya
tentu tanamannya harus lebih banyak." Minyak asiri
tanaman-tanaman tersebut juga dapat diperoleh dalam bentuk minyak
esensial yang sudah dikemas. Selanjutnya uapkan dengan tungku
aromaterapi yang akan menebarkan aromanya ke seluruh ruangan dan
membuat serangga seperti nyamuk enggan mendekat. Hanya saja, pastikan
proses pembakaran dengan tungku ini berlangsung baik sehingga tidak
menimbulkan asap yang mungkin dapat menyesakkan napas. Cara aman lainnya,
rajinlah melakukan aksi 3M (menguras, mengubur, dan menutup) terhadap
benda-benda di lingkungan rumah agar tak menjadi sarang nyamuk. Selain
itu, pasanglah kasa nyamuk pada setiap lubang ventilasi. Kusen-kusen
rumah dapat pula dipasangi daun jendela dan pintu aluminium
berpenampang kasa nyamuk. Agar tidur bisa nyenyak, gunakan kelambu di
atas semua tempat tidur di rumah terutama boks bayi. Gazali Solahuddin =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED] |