Pak Sahlan,
 
Selamat atas kelahiran si kecilnya.
Sharing tentang cara meningkatkan produksi ASI istri bapak.
Resep meningkatkan jumlahnya yang paling sangat berperan yaitu : PERCAYA
DIRI, RILEKS, JANGAN STRESS....
Iya, Pak. Kunci utama dlm kesuksesan menyusui adalah percaya diri. Istri
bapak harus yakin bahwa dia akan dapat menyusui. Yakin ini memang tidak
semudah teorinya. Yakin bahwa kita sanggup,  sehingga timbul motivasi,
lalu jangan stress.
 
Ada satu hormon yang berperan dalam produksi ASI, yaitu hormon
oksitoksin. Hormon ini disebiut juga hormon 'cinta'. Kenapa? Karena
hormon ini bekerja jika perasaan sang ibu tenang rileks,  pede, yakin &
penuh cinta & kasih sayang ingin memberikan yang terbaik buat bayinya.
Hormon ini bekerja jika perasaan ibu senang terus, bahagia terus, maka
dari itu peran serta sang suami juga amat besar dalam kelancaran
memberikan ASI ini.
 
Tentang obat perangsang ASI, kalau menurut saya hanya untuk 'sugesti'
sang ibu saja. Karena dengan meminum obat tsb, lalu ibu jadi pede, jadi
yakin bahwa dia bisa memberikan ASI, dan akibatnya ASI jadi berlimpah.
Yang penting makan sehat saja, Pak... Tidak perlu suplemen macam2. Cukup
makan bergizi, banyak minum, rileks & pede, serta posisi menyusui yang
benar, insya Allah ASInya lancar...
 
Perlu diingat juga, ASI itu diproduksi based on demand. Segitu yang
diminta yang segitu itu yang diproduksi.
Jadi makin banyak jumlah yg diminta bayi, ya makin banyak juga yg
diproduksi.
 
Ini ada artikel ttg peran serta suami dalam menghasilkan ASI yang lebih
banyak. Dibaca yaa..
Semoga bermafaat. 
 
Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia
Campur Tangan Suami, Hasilkan ASI Lebih Banyak

Sumber
:http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0806/kes1.html
<http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0806/kes1.html> 

JAKARTA - Kondisi emosi yang stabil menentukan tingkat produksi ASI
yang dihasilkan ibu. Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang
ayah turut mendukung. Dengan memfasilitasi segala kebutuhan ibu yang
sedang menyusui.

Seharusnya proses pemberian susu pada bayi melibatkan tiga hubungan
insani. Ibu yang memberikan ASI, si anak yang diberikan dan ayah
sebagai penyeimbang hubungan. Namun pada kenyataannya banyak kaum ayah
yang merasa tidak terlibat dalam proses sosial ini. Cenderung
menyerahkan segala urusan pemberian ASI anak pada ibunya saja. Dan
merasa tidak perlu ikut campur dalam proses ini.
"Padahal keterlibatan seorang ayah dalam proses ini akan memberi
motivasi ibu untuk menyusui. Jika ibu sudah memiliki motivasi dan
optimistis bisa menyusui, air susu pun akan berhamburan," demikian
dikatakan dr Utami Roesli MD (Ped) MBA, Ketua Indonesia Breastfeeding
Center, di Jakarta, awal pekan.
Menurutnya, banyak kondisi produksi ASI seorang ibu dikarenakan oleh
kondisi emosi seorang ibu. Pada tahap inilah keterlibatan seorang ayah
berperan. Hingga apabila seorang ayah mampu memperlihatkan rasa sayang
dan perhatian terhadap ibu dan anak, bisa mengakibatkan seorang ibu
merasa lebih nyaman dan menghasilkan ASI yang berlimpah.

Namun kenyataan yang ada sekarang ini justru malah kebalikannya.
"Banyak ibu sekarang tidak menyusui bayinya karena merasa ASI yang
diproduksinya tidak cukup banyak, encer, atau malah tidak merasa
keluar sama sekali," tukas Utami. Padahal menurutnya, bila mengutip
dari penelitian WHO, hanya ada satu dari 1.000 orang ibu yang tidak
menyusui.

Masalah

Berbagai masalah mungkin saja timbul selain dari faktor ibu yang
menolak memberi ASI. Seperti masalah seorang bayi yang tidak bisa
menghisap, atau ibu yang merasa tak nyaman, lainnya seperti kasus ayah
dan lingkungan yang tak mendukung. Namun tetap Utami menyatakan bahwa
hampir tidak mungkin seorang ibu tidak mampu menyusui bayinya. "Seekor
marmut yang kecil pun mampu menyusui sampai 12 ekor anaknya,"
tambahnya memberikan contoh. Jadi menurutnya ASI itu memang diproduksi
sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Utami lagi, bahwa pemberian susu ini tidak akan bermasalah
bila dari awal proses pemberiannya tidak dihalangi. Seperti kasus
banyaknya rumah sakit yang memberikan susu formula dengan dot buatan
kepada bayi yang baru lahir, pada kelanjutannya menyebabkan bayi tidak
mau menghisap ASI, karena terasa tidak mengenal puting susu ibu.

"Bahkan di Swedia pernah ada penelitian. Ada seorang bayi yang baru
dilahirkan dan dipotong tali pusatnya. Bayi tersebut akan ditaruh di
atas perut ibunya tanpa dimandikan. Ternyata, si bayi secara naluriah
akan merangkak menuju puting susu ibu, dan tak sampai 20 menit si anak
sudah mencapai daerah dada si ibu. Dan tak sampai 50 menit, si anak
sudah menyusui," cerita Utami lagi. Ini menunjukkan betapa proses
pengenalan pertama seorang bayi pada ASI sudah seharusnya tak
dihalangi. Kasus seorang anak yang lahir karena operasi caesar yang
langsung dimandikan, akan menghilangkan refleksnya meminum susu hingga
100 persen besarnya.

Hormon

Teknik memberikan susu juga seharusnya diberitahukan kepada ibu dengan
benar. Seperti pengajaran kepada bayi tentang bagaimana menyusu yang
optimal. Bayi harus diajarkan bahwa menyusu haruslah memasukkan
seluruh daerah kecokelatan pada puting susu ke mulut bayi. Sebab jika
bayi hanya menghisap melalui puting susunya saja, maka ASI yang keluar
hanya sedikit sekali.
Jangan takut kehabisan produksi susu, karena pabrik susu melalui
hormon alveoli akan segera menghasilkan lagi. Alveoli yang berbentuk
bulat dan bergerombol seperti anggur, dikelilingi otot yang disebut
myoepithel. Otot myoepithel inilah yang nantinya akan memompa ASI
keluar dari alveoli dan berkumpul di gudang ASI, di bagian bawah
payudara.

Masalahnya otot myoepithel biasanya sangat bergantung pada hormon
oksitosin yang dikirim otak. Jika hormon ini keluar, maka otot akan
bekerja. Sedangkan oksitosin akan keluar hanya bila ibu merasa dalam
kondisi tenang dan nyaman. Di mana kondisi itu dapat tercapai bila
seorang ayah turut membantu di dalam prosesnya. "Biasanya hormon
tersebut disebut hormon kasih sayang. Karena bisa tercipta dari kasih
sayang yang diberikan suami kepada istrinya," ucap Utami lagi.
Selain memberikan perhatian kepada istri, peran suami juga berlaku
pada hal lain. Seperti menggendong anak, atau menggantikan popok,
menyendawakan, memandikan, memijat atau hal seperti meringankan ibu
dalam urusan rumah tangga, secara tak langsung juga memberikan
perasaan nyaman pada sang istri. Karena tiap keluarga pasti
menginginkan bayi sehat, yang bisa capai dengan memberikan ASI padanya
pada saat kecil.

Apabila ada keluarga yang menginginkan menyimpan ASI dalam jumlah
banyak sebagai persediaan. Hal tersebut juga sebenarnya bisa
dilakukan. "Sebaiknya ASI disimpan dalam botol berbahan stainless
steel. Namun, jika tak ada bisa juga memakai botol plastik atau
kantong plastik. Kalau bisa botol diberikan tanggal di bagian luarnya,
agar bisa menentukan ASI yang mana yang harus lebih dahulu diberikan.
Jika akan dipakai, kalau bisa ASI dihangatkan dahulu dengan
merendamnya dalam air panas. Jangan merebus langsung ASI di dalam
panci, karena akan ada zat antibodi yang rusak," urai Utami.

Untuk ASI simpanan yang tersisa, sebaiknya segera dibuang saja. Dan
harus diingat jangan memberikan ASI dengan menggunakan botol susu,
tetapi lebih disarankan menggunakan sendok. (SH/


________________________________

From: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 20, 2006 4:44 PM
To: milis-nakita List Member
Subject: [milis-nakita] TBC PADA BALITA {09}


Dear : Mama Diva / Nakita-ers
 
Thanks banget to Mama Diva and Nakita-ers yang udah bagi2 pengetahuan.
Saya baru aja 2 hari joint di Nakita-ers. sebut saja saya "sahlan". 
Jadi salam kenal lah gitu ..........
 
Saya baru aja dikaruniai putra pertama (Faiz) 3 minggu yang lalu, jadi
untuk 
masalah kesehatan anak, saya masih teramat awam.
 
Mohon pencerahan dari Nakita-ers ....
Sudah minggu ke-3 ini, tapi  mamanya FAIZ mengeluarkan ASI cuma sedikit
sehingga FAIZ harus di bantu dengan susu formula. Padahal obat
perangsang
ASI yang diberikan dokter sejak 3 minggu yang lalu masih terus di minum.
Kiranya ada cara lain (yang alami) untuk meningkatkan qty ASI ?
Sekali lagi mohon pencerahannya ....
 
regard,
Sahlan
 
 




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke