PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR
Agar si kecil bisa mencapai dan melewati perkembangannya dengan normal,
perlu diberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya.
Idealnya, perkembangan motorik kasar dan halus si kecil akan diamati
setiap berkunjung ke dokter spesialis anak dengan melakukan beberapa
tes; apakah anak sudah bisa melakukan suatu gerakan A, misal. Dengan
begitu, ketika ada keterlambatan, dokter langsung dapat mengintervensi
dan memberi saran pada orang tua.
Tes yang umum dilakukan untuk memantau perkembangan motorik adalah tes
Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan
personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar
dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan
sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2
tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali.
Tes Denver ini, terang Ika Widiawati, lulusan Fakultas Psikologi UI,
semacam checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak.
Apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.
"Kalau misalnya anak terlambat, kita harus tahu pasti, bagian mana yang
terlambat. Apakah perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa atau
personal sosialnya." Bila sudah diketahui, misal, "O, anak ini hanya
perkembangan motoriknya saja yang terganggu, yang lain sesuai." Maka
terapinya akan ditekankan ke situ.
Namun, jangan buru-buru menganggap si kecil mengalami kelainan, karena
siapa tahu yang jadi penyebab justru kurangnya stimulasi. Itu sebab,
bila terjadi keterlambatan, kita harus tahu persis penyebabnya. "Tak
heran seorang psikolog akan bertanya bagaimana pola pengasuhan orang tua
terhadap anaknya. Bukan tak mungkin orang tua yang overprotective akan
membuat anak sulit berkembang. Kalau ini masalahnya, jelas orang tuanya
yang perlu diterapi. Harus di beri penjelasan tentang dan cara-cara
melakukan stimulasi pada anak."
Tapi kalau semua perkembangan anak terlambat, dari perkembangan bahasa,
personal sosial, motorik kasar dan halusnya, maka anak dinyatakan
mengalami retardasi mental/keterbelakangan mental. Misal, anak usia 3
tahun namun kemampuan motorik halus, kasar, termasuk berbahasa dan
sosialnya, masih setara dengan anak usia 1 tahun 8 bulan.
Yang jelas, bila masalahnya berhubungan dengan motorik kasar, anak akan
menjalani fisioterapi. Sedangkan jika masalahnya pada motorik halus, ia
akan menjalani terapi okupasi. Untuk keterlambatan bahasa, tentu anak
akan menjalani terapi wicara, dan sebagainya.
Nah, seperti apa perkembangan motorik kasar dan halus si batita? Yuk,
kita, simak bersama di bawah ini, merunut tes Denver yang sudah
dimodifikasi. Selanjutnya, amati apakah perkembangan si kecil sudah
sesuai. Jangan lupa, beri stimulus agar ia bisa mencapai tahap-tahap
perkembangan yang harus dilaluinya. Tentunya dilakukan sambil bermain,
ya, Bu-Pak.
Faras Handayani.Foto: Iman Dharma (nakita)
Sampai Usia 2 Tahun 9 Bulan Harus Bisa Membuat Menara Hingga 6 Kubus
Perkembangan motorik halus si kecil pun bisa diamati dengan mudah di
rumah. Untuk membantu tes motorik halus, saran Ika, sediakan beberapa
peralatan seperti kertas, mainan kubus, bola, cangkir, beberapa butir
kismis dan pinsil warna. Pemilihan pinsil warna sebaiknya dicocokkan
dengan tangan si kecil yang masih mungil. Jadi, hindari pensil yang
terlalu kecil karena ia belum bisa memegangnya dengan benar. Yang baik,
pensil khusus yang dirancang bagi pemula atau krayon besar hingga enak
dipegang.
* Usia 1 Tahun
Si kecil harus sudah bisa mengambil dua buah kubus, membenturkan kubus
tersebut, serta memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk (menjumput
kismis, misal). Orang tua perlu waspada ketika menginjak 1 tahun 2
bulan, anak belum dapat menaruh kubus di dalam cangkir. Sebab, memasuki
usia ini, ia sebenarnya harus sudah bisa melakukan itu.
* Usia 1 Tahun 3 Bulan
Yang perlu dicermati bila si kecil belum bisa mencorat-coret. Normalnya,
di usia ini bila diberi kertas dan pensil, ia akan langsung tertarik
untuk menorehkan coretan di atas kertas. Walau tentu hasilnya masih
amburadul dan cara memegang pensilnya pun masih salah.
* Usia 1 Tahun 4 Bulan
Perkembangan motorik halus anak usia ini dinyatakan terlambat bila belum
bisa menjumput kismis, membenturkan dua kubus, dan menaruh kubus dalam
cangkir.
* Usia 1 Tahun 5 Bulan
Dikatakan terlambat bila si kecil belum bisa melakukan apa yang
dilakukan anak 1 tahun 4 bulan tadi, plus belum bisa corat-coret. "Bila
ini sampai terjadi, salah satu penyebabnya berkaitan dengan kurangnya
stimulasi. Mungkin anak sering dibiarkan saja atau terlalu sering
digendong hingga ia tidak terampil. Atau bisa juga karena ada salah satu
organnya yang tak berfungsi baik."
* Usia 1 Tahun 6 Bulan
Keterampilannya hampir sama dengan anak 1 tahun 5 bulan. Patut
diperhatikan, bila anak belum bisa membuang kismis dari jari jemarinya
dan membenturkan 2 kubus.
* Usia 1 Tahun 7 Bulan
Harus sudah bisa membenturkan 2 kubus, menaruh kubus di dalam cangkir,
dan mencorat-coret. Jika belum bisa, dianggap terlambat. Hati-hati, bila
ia belum bisa membuang kismis dan membangun menara 2 kubus. Beberapa
anak usia ini sudah bisa membangun menara dari 4 kubus. "Untuk membangun
menara ini tak tergantung latihan, kok. Kalau sudah sesuai dengan
usianya, anak akan bisa dengan sendirinya dan akan senang melakukannya."
Bila Ibu-Bapak ingin menguji si kecil, bilang saja, "Yuk, kita buat
menara Monas. Nih, seperti begini!" Setelah diberi contoh, kita rubuhkan
kembali, lalu minta ia untuk membuatnya sendiri.
* Usia 1 Tahun 10 Bulan
Hingga usia ini, perkembangan motorik halusnya tak berbeda jauh dengan
sebelumnya. "Ketika menginjak usia 1 tahun 11 bulan, beberapa anak sudah
dapat membuat menara 6 kubus sampai 8 kubus. Bahkan, ada yang bisa
meniru membuat garis vertikal. Bila kita contohkan menarik garis, maka
anak akan meniru membuatnya, tapi kalau belum bisa pun masih dianggap
normal."
* Usia 2 Tahun 3 Bulan
Jangan lupa, mulai usia 2 tahun, perkembangan anak dilihat setiap 3
bulan sekali. Ketika usia 2 tahun hingga 2 tahun 3 bulan, perkembangan
motorik halusnya dianggap terlambat bila ia belum dapat membuang kismis
dan menyusun menara dari 4 buah kubus.
* Usia 2 Tahun 6 Bulan
Beberapa anak usia 2 tahun 6 bulan sudah dapat menggoyang ibu jari.
Biasanya anak tak mau langsung melakukan bila hanya diminta begitu saja.
'Ayo, Dek, goyangkan ibu jarinya.' Jadi bisa dicoba dengan memintanya
untuk menirukan, 'Ayo, Dek, bilang oke, seperi begini!' sambil kita
mengacungkan jempol lalu digerak-gerakkan. Bisa juga dengan lagu yang
berkaitan dengan ibu jari.
* Usia 2 Tahun 9 Bulan
Anak sudah harus bisa membuat menara sampai 6 kubus. Bahkan, rata-rata
anak sudah bisa 8 kubus.
* Usia 3 Tahun
Ketika usia 3 tahun perlu diperhatikan bila anak belum bisa membuat
garis vertikal. Beberapa anak sudah bisa menunjuk garis vertikal yang
lebih panjang bila kita gambarkan.
Hani
Normalnya, Usia 1 Tahun 2 Bulan Sudah Bisa Berjalan
Perkembangan motorik kasar si kecil bisa diamati dengan melihat
keterampilannya sehari-hari. Misal, usia 1 tahun si kecil harus sudah
bisa berdiri selama 2 detik, bangkit untuk duduk dan bangkit untuk
berdiri. Pada usia 1 tahun 2 bulan, kemampuan tadi harus sudah ditambah
dengan mampu berdiri sendiri.
Normalnya, jelas Ika, di usia 1 tahun 2 bulan, anak harusnya sudah bisa
berjalan. "Jika belum bisa, sebetulnya lebih disebabkan ada kecemasan.
Misal, anak ketakutan karena ada trauma pernah jatuh atau karena ibunya
yang takut melepaskan hingga anak tak terlatih." Sarannya, ketika anak
berjalan, cukup berikan ujung jari kita padanya. Dengan demikian, anak
lebih percaya diri, begitu pun orang tua.
Jadi, bila di usia 1 tahun 3 bulan dan 1 tahun 4 bulan, si kecil belum
bisa berjalan dengan baik, maka perkembangan motorik kasarnya dianggap
terlambat. Begitu pun bila ia belum bisa berdiri kembali dari posisi
membungkuk. Beberapa anak usia ini malah bisa berjalan mundur, berlari
dan naik tangga.
Bahkan, yang terampil bisa menendang bola di usia 15 bulan, lo.
Kemampuan ini, bilang Ika, bisa saja menunjukan bakat atau keterampilan
anak yang lebih advance dari anak lainnya. "Bukankah anak ada yang
terampil dan ada yang clumsy? Jadi, apa yang dikerjakan anak clumsy
selalu saja ada yang salah, misal, jatuh kalau berjalan atau berlari.
Anak seperti ini biasanya sedari kecil perkembangan motoriknya mengalami
keterlambatan sedikit. Intinya, mereka sebenarnya bisa tapi tidak
terampil. Di sinilah peran orang tua untuk memberi stimulasi."
BERJALAN MUNDUR
Berikutnya, perkembangan anak usia 1 tahun 5 bulan hampir sama dengan
anak usia 1 tahun 6 bulan, yaitu anak harus sudah bisa berjalan dengan
baik dan berjalan mundur. Yang patut diwaspadai berbeda, di usia 1 tahun
5 bulan, bila si kecil belum dapat berlari masih dianggap normal. Namun
ketika menginjak 1 tahun 6 bulan masih juga belum bisa berlari, maka
perkembangannya dinyatakan terlambat. Soalnya, 75-90 persen anak usia
itu sudah bisa berlari. Lain hal bila belum bisa berjalan naik tangga
atau menendang bola overhead, masih dianggap normal
Kemampuan anak 1 tahun 7 bulan masih mirip dengan usia 1 tahun 6 bulan.
Anak harus sudah berjalan mundur, berjalan dengan baik, dan dapat
berdiri kembali dari posisi membungkuk. Bila semua itu belum bisa, maka
perkembangannya terlambat. Juga hati-hati kalau anak belum bisa berlari
dan berjalan menaiki tangga di usia 1 tahun 8 bulan karena 95 persen
anak sudah bisa.
Menurut Ika, ketidakmampuan ini sering berkaitan dengan pola asuh yang
terlalu overprotective dari orang tua. Misal, karena bentuk tangga yang
curam membuat orang tua melarang si kecil naik-turun tangga. Belum lagi
kerapnya orang tua melarang dengan cara menakut-nakuti, "Awas, lo, Dek,
kalau naik tangga, Adek nanti bisa jatuh !" Akhirnya anak tak punya
keberanian hingga ia pun tak punya pengalaman dan keterampilan untuk
berjalan menaiki tangga. "Sebaiknya beri kesempatan pada anak. Tentu
dengan cara mendampinginya. Kalau tidak, kapan anak terampil?"
Selanjutnya, di usia 1 tahun 9 bulan, perkembangan anak dinyatakan
terlambat bila belum dapat lari, berjalan dengan baik dan berjalan
mundur. "Biasanya orang tua jarang menyuruh anak untuk berjalan mundur.
Tapi untuk mengetahui perkembangannya, coba lakukan tes itu sekarang
juga," bilang Ika.
Perkembangan anak hingga usia 1 tahun 10 bulan dan 2 tahun belum berbeda
jauh dengan sebelumnya. Hanya di usia ini, bila anak belum bisa berjalan
menaiki tangga, sudah dianggap telat. Jadi ketika di mal, bilang Ika,
anak 1 tahun 10 bulan sebenarnya sudah bisa naik tangga sendiri. "Tapi
yang dimaksud bukan tangga berjalan, lo."
Yang patut diwaspadai, bila anak usia ini, terutama anak laki-laki,
belum bisa menendang bola. Tapi jangan khawatir bila ia belum bisa
melompat atau melempar bola overhead karena masih dianggap normal.
NAIK TANGGA
Setelah menginjak usia 2 tahun, Denver melihat perkembangan anak tiap 3
bulan sekali. Dari usia 2 tahun, 2 tahun 3 bulan hingga usia 2 tahun 6
bulan, anak mestinya sudah bisa menendang bola ke depan, naik tangga dan
berlari. Orang tua perlu waspada bila anak belum bisa melompat ke atas
dan melempar bola overhead. Beberapa anak malah bisa melompat lebar dan
berdiri di atas satu kaki selama satu detik.
Itu sebab, jika di usia 2 tahun 9 bulan, si kecil belum bisa berjalan
naik tangga, melompat ke atas dan belum bisa melempar bola overhead,
maka perkembangan motorik kasarnya dikatakan terlambat. Tak demikian
halnya bila ia belum bisa melompat lebar dan berdiri di kaki satu selama
3 detik, masih dalam batas normal, kok! Beberapa anak akan bisa
melakukan, bila diminta berdiri di atas satu kaki selama 3 detik. Bilang
saja, "Ayo, Dek, berdiri kayak bangau!"
Nah, perkembangan anak ini hampir sama saja dengan anak usia 3 tahun.
Hanya hati-hati kalau ia belum bisa berdiri di atas satu kaki selama 1
detik.
Hani
=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------
untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]
untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]