Semoga artikelnya bisa membantu ya...

Salam,


----- Original Message ----- 
From: Aris Sujarwo 
To: milis-nakita List Member 
Sent: Tuesday, May 22, 2007 11:23 AM
Subject: [milis-nakita] TBC {03}


CEGAH TBC SEJAK DINI
Efektivitas vaksin penangkal TBC tidak mencapai 100%, tapi mengapa wajib untuk 
bayi? 

      TBC atau TB saat ini telah berkembang menjadi penyakit infeksi global dan 
pembunuh nomor satu di dunia. Tidak kurang dari 8 juta orang terjangkit tiap 
tahunnya, 2 juta di antaranya meninggal dunia. Jumlah pasien TB (tuberkulosis) 
di Indonesia menempati posisi ketiga di dunia setelah India dan Cina. Sungguh 
sangat menyedihkan.
      Itulah alasan mengapa pencegahan sedini mungkin harus dilakukan. Caranya 
dengan memberikan suntikan vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) di usia bayi. 
Vaksin yang ditemukan oleh Dr. Albert Calmette dan peneliti bernama Camille 
Guerin pada 24 April 1927 ini, mengandung kuman TB yang masih hidup tapi sudah 
dilemahkan. 

      Namun sebagaimana lazimnya usaha manusia, tidak ada pencegahan yang 
sempurna. Demikian pula dengan vaksin BCG yang tidak memiliki efektivitas 100% 
untuk mencegah penyakit TB. Karenanya, pemberian vaksin ini hanya merupakan 
tindakan memperkecil risiko tertular.

      Jadi tetap saja, seorang anak yang telah mendapatkan vaksin BCG masih 
bisa tertulari. Misal, bila daya tahan tubuh anak sedang menurun dan 
berlangsung kontak terus-menerus dengan penderita TB. Otomatis si anak selalu 
mendapat semprotan kuman Mycobacterium tuberculosis, agen utama penyebab 
penyakit TB. Atau, bisa jadi kuman yang ditularkan sangat ganas dan sangat 
banyak sehingga memengaruhi benteng pertahanan anak. 

      Fakta tersebut tentu saja memancing pertanyaan, kalau begitu untuk apa 
dilakukan vaksinasi BCG? Toh, kemungkinan tertular TB tetap ada. Eit, nanti 
dulu, vaksinasi jelas berguna! Kalaupun anak-anak penerima vaksin BCG tertular 
bakteri TB, kondisinya tidak separah pada penderita tanpa vaksin BCG.

      Jelas, imunisasi BCG tetap bermanfaat untuk memperkecil kemungkinan 
tertular sekaligus memperingan gejala bila terjangkit TB. 

      Hal penting lain untuk mencegah penularan TBC adalah menghindari anak 
melakukan kontak langsung dengan penderita TB dewasa. Kuman penyebab TB mudah 
sekali menular melalui droplet (butir-butiran air di udara) yang terbawa keluar 
saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. 

      Konsultan ahli: 

      Dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K),

      ahli Respirologi Anak dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

      VAKSIN BCG BERAPA KALI? 

      * Jumlah Pemberian
      Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang 
terbentuk akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara alami. 
Oleh karena itu, antibodi yang dihasilkan melalui vaksinasi sudah tinggi. 
Berbeda dari vaksin yang berisi kuman mati, umumnya memerlukan booster atau 
pengulangan. 

      * Usia Pemberian 

      Kelompok umur yang rentan terserang TB adalah usia balita, terutama usia 
kurang dari 1 tahun. Hal ini disebabkan anak umumnya punya hubungan erat dengan 
penderita TB dewasa, seperti dengan ibu, bapak, nenek, kakek, dan orang lain 
yang serumah. Karena itulah, vaksin BCG sudah diberikan kepada anak sejak 
berusia kurang dari 1 tahun, yaitu usia 2 bulan. Di usia ini sistem imun tubuh 
anak sudah cukup matang untuk mendapat vaksin BCG. Namun, bila ada anggota 
keluarga yang tinggal serumah atau kerabat yang sering berkunjung ke rumah 
menderita TB, maka ada baiknya bayi segera diimunisasi BCG setelah lahir. 

      Bila umur bayi sudah terlewat dari 2 bulan, sebelum dilakukan vaksinasi 
hendaknya jalani dulu tes Mantoux (tuberkulin). Gunanya untuk mengetahui, 
apakah tubuh si anak sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau 
belum. Vaksinasi BCG dilakukan apabila tes Mantoux negatif. 

      * Lokasi Penyuntikan 

      Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas. Cara 
menyuntikkannya pun membutuhkan keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke 
dalam kulit. Bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena 
lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal. Para orangtua juga tak 
perlu khawatir dengan luka parut yang bakal timbul di lengan, karena umumnya 
luka parut tersebut tidaklah besar. Jadi tidak akan merusak estetika keindahan 
lengan anak Anda kelak. 

      * Berikan Vaksin Saat Anak Sehat 

      Tak perlu ragu melakukan vaksinasi bila anak hanya sekadar batuk pilek. 
Vaksinasi sebaiknya ditunda dulu apabila anak demam tinggi atau sedang 
menderita penyakit yang berat (misalnya sampai perlu perawatan di rumah sakit). 
Alangkah baiknya bila melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada yang lebih 
ahli sebelum melakukan vaksinasi. 

      * Tanda Keberhasilan Vaksinasi 

      Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada 
daerah bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu. Benjolan atau bisul 
setelah vaksinasi BCG memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dari bisul 
pada umumnya. Bisul tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri, bahkan bila disentuh 
pun tidak terasa sakit. Tak hanya itu, munculnya bisul juga tak diiringi panas. 
Selanjutnya, bisul tersebut akan mengempis dan membentuk luka parut. 

      * Bila Ada Reaksi Berlebih 

      Tingkatkan kewaspadaan bila ternyata muncul reaksi berlebih 
pascavaksinasi BCG. Misal, benjolan atau bisul itu lama tidak sembuh-sembuh dan 
menjadi koreng. Atau, malah ada pembengkakan pada kelenjar di ketiak (sekelan). 
Ini dapat merupakan pertanda si anak pernah terinfeksi TB sehingga menimbulkan 
reaksi berlebih setelah divaksin. Sebaiknya segera periksakan kembali ke 
dokter. 

      Penting diketahui, setiap infeksi selalu diikuti oleh pembesaran kelenjar 
limfe setempat (regional) sehingga bisa diraba. Jadi infeksi ringan akibat 
vaksinasi di lengan atas akan menyebabkan pembesaran kelenjar limfe ketiak. 
Jika infeksi terjadi pada pangkal paha, akan terjadi pembesaran kelenjar limfe 
di lipatan paha. Namun efek samping ini tidak terjadi pada semua bayi. Yang 
berisiko apabila bayi tersebut sudah terinfeksi TB sebelum vaksinasi. 

      * Bila Tak Timbul Benjolan 

      Orangtua tak perlu khawatir bila ternyata tidak muncul bisul/benjolan di 
daerah suntik. Jangan langsung beranggapan bahwa vaksinasinya gagal. Bisa saja 
itu terjadi karena kadar antibodinya terlalu rendah, dosis terlalu rendah, daya 
tahan anak sedang menurun (misalnya anak dengan gizi buruk) atau kualitas 
vaksinnya kurang baik akibat cara penyimpanan yang salah. 

      Meski begitu, antibodi tetap terbentuk tetapi dalam kadar yang rendah. 
Jangan khawatir, di daerah endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang 
tahun) seperti Indonesia, infeksi alamiah akan selalu ada. Booster-nya (ulangan 
vaksinasi) bisa didapat dari alam, asalkan anak pernah divaksinasi sebelumnya. 

      Konsultan ahli:

      Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S Hadinegoro, Sp.A(K),

      Staf pengajar pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI 
dan

      Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia

      Utami Sri Rahayu

       

      SAAT TEPAT TES MANTOUX
      Ada sejumlah pemeriksaan untuk memastikan TBC, tapi yang paling 
menentukan adalah tes Mantoux. 

            TBC merupakan penyakit yang disebabkan kuman Mycrobacterium 
tuberculosis. Kuman ini ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Bisa juga 
disebabkan oleh kuman Mycobacterium bovis yang terdapat pada susu sapi yang 
tidak dipasteurisasi. Sayangnya, menegakkan diagnosis TBC secara pasti pada 
anak sangat sulit. Saking sulitnya sering terjadi overdiagnosis, dimana dokter 
terlalu cepat memvonis padahal data yang dimilikinya masih minim. 

            Hal ini kemudian sering kali diikuti overtreatment alias pengobatan 
yang berlebihan. Akibatnya, konsekuensi yang diterima anak tidak ringan. 
Pasalnya, anak harus mengonsumsi 2-3 jenis obat sekaligus minimal selama 6 
bulan atau bahkan lebih. Pengobatan yang tidak tepat ini tentu saja amat 
berisiko mengganggu fungsi hati, saraf pendengaran dan organ-organ tubuhnya 
yang lain. 

            Di lain pihak ditemukan juga underdiagnosis alias diagnosis yang 
terlambat hingga berbuntut menjadi undertreatment. Hal ini sama-sama bisa 
membahayakan anak. Soalnya, anak penderita TBC perlu mendapat penanganan segera 
secara tepat. Bila tidak, jiwa anak pun menjadi taruhannya.

            Untuk mendapatkan diagnosis tepat, tes Mantoux dilakukan jika anak 
menujukkan gejala-gejala berikut: 

            1. MMBB (Masalah Makan dan Berat Badan) 

            Bila anak sulit makan dan memiliki berat badan yang kurang dari 
rata-rata anak seusianya, orangtua patut waspada. Atau, ada peningkatan berat 
badan tapi tak sesuai alias masih di bawah jumlah yang semestinya (tidak sesuai 
dengan yang tertera pada KMS/Kartu Menuju Sehat). 

            2. Mudah sakit 

            Anak sakit batuk pilek wajar saja. Bedanya, anak yang terinfeksi TB 
akan lebih mudah tertulari penyakit. Jika orang di lingkungan sekitarnya batuk 
pilek, anak mudah tertulari atau sebulan sekali mesti sakit. Kondisi ini patut 
mendapat perhatian. 

            3. Lemah, letih, lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan 
aktivitas 

            Anak-anak dengan TB, umumnya terlihat berbeda dari anak kebanyakan 
yang sehat dalam beraktivitas. Ia tampak lemah, lesu dan tidak bersemangat.

            4. Reaksi cepat BCG 

            Pada lokasi suntik vaksin BCG akan timbul tanda menyerupai bisul. 
Jika reaksi ini muncul lebih cepat, misalnya seminggu setelah pemberian, 
berarti tubuh anak sudah terinfeksi TB. Padahal normalnya, tanda itu paling 
cepat muncul pada 2 minggu setelah anak divaksinasi BCG. Namun rata-rata, 
benjolan pada kulit muncul setelah 4­6 minggu.

            4. Batuk berulang 

            Batuk berkepanjangan merupakan gejala yang paling dikenal di 
kalangan masyarakat sebagai pertanda TBC. Batuk yang awalnya berupa batuk 
kering kemudian lama-kelamaan berlendir dan berlangsung selama 2 minggu lebih, 
merupakan salah satu tanda TBC. Gejala ini akan muncul bila sudah terdapat 
gangguan di paru-paru. Hanya saja, bedakan dari batuk alergi dan asma. 

            5. Benjolan di leher 

            Pembesaran kelenjar getah bening di leher samping dan di atas 
tulang selangkangan bisa saja merupakan tanda TBC. Soalnya, kelenjar getah 
bening merupakan salah satu benteng pertahanan terhadap serangan kuman. 
Kelenjar ini akan membesar bila diserang kuman. Namun, meski merupakan salah 
satu gejala TB, tidak semua pembengkakan kelenjar getah bening adalah gejala 
penyakit TB. Bisa jadi pembengkakan itu karena adanya infeksi atau radang di 
tenggorokan. 

            6. Demam dan berkeringat di malam hari 

            Gejala awal TBC biasanya muncul demam pada sore dan malam hari, 
disertai keluarnya keringat. Gejala ini dapat berulang beberapa waktu kemudian. 
Namun hal ini tetap belum dapat memastikan kalau anak menderita TBC. Tidak 
selalu anak-anak yang berkeringat di malam hari menderita TB. Keringat tidur 
justru merupakan pertanda sistem metabolisme yang sedang aktif bekerja. Tak 
heran, pada saat tidurlah anak-anak mengalami metabolisme yang pesat. 

            7. Diare persisten 

            Diare akibat TBC biasanya tidak kunjung sembuh dengan pengobatan 
biasa. 

            Sebagai orangtua, kita bisa membantu dokter untuk menjelaskan 
apakah gejala-gejala di atas memang muncul pada anak atau tidak; berapa lama 
berlangsungnya, dan seberapa sering gejala-gejala tersebut muncul. Nah, dari 
pengamatan kita sehari-hari ini dokter akan sangat terbantu untuk mendiagnosis 
penyakit anak serta memutuskan apakah perlu dijalani tes Mantoux atau tidak.

            PROSES TES 

            Tes Mantoux dilakukan dengan cara menyuntikkan protein dari kuman 
Mycobacterium tuberculosis pada lengan bawah anak. Agar hasilnya akurat, 
penyuntikannya harus benar-benar teliti. Bahan yang dimasukkan harus dengan 
dosis tepat dan masuk sepenuhnya ke dalam kulit, bukan di bawah kulit. 
Kemudian, reaksi yang dihasilkan harus dibaca tepat waktu. 

            Untuk memastikan anak terinfeksi kuman TBC atau tidak, akan dilihat 
indurasinya setelah 48-72 jam. Indurasi ini ditandai dengan bentuk kemerahan 
dan benjolan yang muncul di area sekitar suntikan. Bila nilai indurasinya 0-4 
mm, maka dinyatakan negatif. Bila 5-9 mm dinilai meragukan, sedangkan di atas 
10 mm dinyatakan positif. 

            Setelah hasil Mantoux dinyatakan positif, anak sebaiknya diikutkan 
pada serangkaian pemeriksaan lainnya. Salah satunya adalah rontgen yang 
bertujuan mendeteksi TBC lebih detail lewat kondisi paru yang tergambar dalam 
foto rontgen dan dan tes darah. Tes mantoux dilakukan lebih dulu karena hasil 
rontgen tidak dapat diandalkan untuk menentukan adanya infeksi kuman TB. Bercak 
putih yang mungkin terlihat pada hasil foto bisa memiliki banyak penyebab. Anak 
yang sedang menderita batuk pilek pun kemungkinan memiliki bercak putih di 
paru. Jadi, tes Mantoux sangat perlu, tak cukup hanya rontgen paru. 

            Namun dokter juga harus mencermati adanya tanda negatif palsu. 
Mungkin saja hasil tes menunjukkan negatif, tapi sebenarnya anak menderita TBC. 
Hal ini bisa terjadi pada anak-anak yang kondisi tubuhnya sangat buruk, seperti 
anak yang mengalami kekurangan gizi atau sedang menderita sakit berat. 
Disamping pemeriksaan di atas, ciri-ciri lain dari TBC pun harus dicermati. 
Misalnya apakah anak kurus, sering sakit, mengalami pembesaran kelenjar getah 
bening dan sebagainya. 

            TES BAYI BARU LAHIR 

            Bila saat mengandung si ibu menderita TBC bisa saja bayi akan 
terkena TBC begitu dilahirkan. Ini disebut dengan TBC kongenital dan bayi harus 
segera dites Mantoux pada usia sekitar 1 bulan. Usahakan jangan di bawah 1 
bulan karena dapat memberi reaksi negatif meski boleh jadi si bayi tersebut 
menderita TBC. Itu karena sistem imun bayi usia ini masih belum baik. Kendati 
kasusnya sangat jarang ditemui, setidaknya orangtua dapat segera mengatasinya 
bila bayinya memang positif TBC. 

            Irfan, Uut. Foto: Agus/nakita 

            Narasumber: 

            dr. Ema Nurhaema, Sp.A
            dari RSUP Persahabatan, Jakarta 


            dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K),

            Ahli Respirologi Anak 

            dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
           


       
     


  ----- Original Message ----- 
  From: Wanti 
  To: milis-nakita List Member 
  Sent: Tuesday, May 22, 2007 10:14 AM
  Subject: [milis-nakita] TBC {02}


   

   


------------------------------------------------------------------------------

  From: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On 
Behalf Of Asmawati
  Sent: Tuesday, May 22, 2007 9:37 AM
  To: milis-nakita List Member
  Subject: [milis-nakita] TBC {01}

   

  Dear nakita-ers

   

  Saya minta tolong diemailkan artikel mengenai TBC (urgnet)

   

  Thanks

 
 
 
 
=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=
 
Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
 
Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------
 
untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]
 
untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 


=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]





=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]







=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke