Dear nakita-ers,

Semoga membantu

Salam,
Uttiek


 
Cara Cepat Turunkan KOLESTEROL
Jangan salah, wanita muda dan kurus juga bisa kelebihan kolesterol.
National Cholesterol Education Programme adalah program kampanye peduli kolesterol yang dijalankan oleh National Heart, Lung and Blood Institute di Amerika Serikat sejak 1985. Program ini memberikan tip menjalani pola hidup sehat yang diyakini dapat menurunkan kolesterol;
* Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol. Kalau Anda penyuka gorengan dan jeroan, mulai saat ini kurangi. Makanan berlemak tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol karena gumpalan lemaknya (fatty streak ).
* Mengurangi berat badan. Wanita dengan berat badan berlebih memiliki kandungan trigliserida (semacam lemak) tinggi, sementara kadar HDL (kolesterol baik) cenderung rendah.
* Meningkatkan aktivitas fisik. Penelitian menunjukkan aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur mampu mengurangi risiko terkena penyakit jantung sebanyak 50%, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) yang membantu menyingkirkan LDL (kolesterol jahat) dari arteri Anda.
* Menjaga tekanan darah . Idealnya 120/80. Tekanan darah yang tinggi menandakan terjadinya kolesterol yang bertumpuk di lapisan dalam arteri.
* Berhenti merokok . Rokok dapat mendorong pembentukan penumpukan lemak pada dinding arteri (atherosclerosis) dan mempersempit arteri serta menyumbat aliran darah.
* Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dengan mengonsumsi fitosterol (dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan gandum). Fitosterol juga dapat diperoleh dari suplemen berupasusu bubuk yang diperkaya dengan Acticol. Fitosterol dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan cara menghambat penyerapan kolesterol di usus sehingga membantu menurunkan jumlah kolesterol yang memasuki aliran darah.
Santi
Sumber:
DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc.,
dalam media gathering Nesvita ProHeart Cholesterol Control.
JENIS KOLESTEROL
Kolesterol adalah sejenis molekul lemak yang ditemukan dalam aliran darah dan sel tubuh. Kolesterol diproduksi oleh hati dan dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh, seperti membantu pembentukan sel baru dan hormon. Namun, kelebihan kolesterol dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam darah yang akihirnya menyumbat pembuluh darah. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah disebut hiperkolesterolemia. Akibatnya jantung dan otak akan kekurangan pasokan darah, risiko serangan jantung dan stroke pun muncullah.
Kolesterol ada yang baik dan ada yang jahat. Kolesterol baik disebut Highdensity lipoproteins (HDL). Namun bila orang awam hanya menyebut kolesterol, itu artinya kolesterol dengan kadar total tinggi. Mari kita mengenal jenis-jenis kolesterol;
* Low-density lipoproteins (LDL), dikenal sebagai kolesterol jahat. LDL mengandung 75% kolesterol dan hanya sedikit protein. LDL berperan untuk mengalirkan kolesterol ke seluruh tubuh. Kelebihan LDL dapat menyebabkan penumpukan lemak di dinding arteri.
* High-density lipoproteins (HDL), dikenal sebagai kolesterol baik. HDL mengandung banyak protein dan mengalirkan 20% hingga 30% kolesterol ke seluruh tubuh. HDL berperan untuk membuang kelebihan kolesterol dari sel dan dinding arteri serta membawa kolesterol kembali ke hati untuk dibuang.
* Tryglicerides , berperan dalam penyimpanan lemak dan berpengaruh dalam pembentukan lipoprotein kaya kolesterol yang menyebabkan kolesterol tinggi serta meningkatkan pembentukan gumpalan darah.
KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH
  Normal Ambang Normal Tinggi
LDL Kolesterol (mg/dL)
HDL Kolesterol (mg/dL)
Trigliserida (mg/dL)
Total Kolesterol (mg/dL)
< 130
> 45
< 200
< 200
130-159
35-45
200-399
200-239
≥160
< 35
≥400
≥240
Sumber: PERKENI (Persatuan Endokrinologi Indonesia), 1995
FAKTA (MENGEJUTKAN) TENTANG KOLESTEROL
Menurut perkiraan World Health Report 2001, 29% kematian di Asia Tenggara disebabkan penyakit kardiovaskular ( cardiovascular disease/CVD). Indonesia termasuk negara yang diteliti, menunjukkan 200 dari 100.000 penduduknya meninggal karena CVD. Salah satu penyebab CVD adalah kolesterol tinggi.
Kolesterol tinggi juga disebut sebagai pembunuh yang datang secara diamdiam (silent killer ) karena penumpukan kolesterol terjadi secara tidak kasat mata. Hal ini mengakibatkan orang tidak langsung punya keluhan akibat kolesterol tinggi.
Persepsi bahwa “kolesterol tinggi tidak akan menyerang orang seperti saya” membuat kebanyakan orang merasa bahwa masalah kolesterol bukan hal yang mendesak. Berikut beberapa mitos tentang kolesterol yang perlu diluruskan:
Mitos: Orang kurus tidak perlu khawatir akan terkena kolesterol tinggi.
Fakta: Orang bertubuh kurus pun berisiko terkena kolesterol tinggi. Banyak orang yang tidak gampang gemuk, walau mengonsumsi banyak makanan. Hal tersebut membuat mereka tidak menyadari kandungan lemak yang terdapat dalam makanan yang mereka konsumsi. Sehingga mereka memakan apa pun tanpa memerhatikan kandungan lemaknya.
Mitos: Kolesterol tinggi hanya menyerang orang tua.
Fakta: Pola makan yang tidak seimbang, kurang berolahraga, dan merokok adalah gaya hidup kaum muda sekarang. Hal tersebut memicu tingginya kadar kolesterol dalam darah. Bahkan anak-anak memiliki risiko kolesterol tinggi, terutama mereka yang tumbuh dalam pola makan yang tidak sehat dan berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kolesterol tinggi. National Cholesterol Education Programme menganjurkan semua orang yang berusia di atas 20 untuk mengecek kadar kolesterol secara rutin.
Mitos: “Saya wanita jadi saya tidak perlu khawatir. Kolesterol hanya masalah kaum pria.”
Fakta: Sebelum menopause, wanita terlindungi dari LDL atau kolesterol jahat karena hormon estrogen pada wanita cenderung meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik. Tetapi ketika memasuki masa menopause, kadar estrogen dalam tubuh mulai menurun dengan drastis dan menyebabkan kadar LDL meningkat sementara HDL menurun. Namun, gaya hidup dengan asupan lemak tinggi, kurang berolahraga, dan merokok juga membuat wanita berusia muda berisiko terkena kolesterol.
Mitos: “Saya tidak merasa sakit, jadi saya baik-baik saja.”
Fakta: Kolesterol tinggi dikenal juga dengan silent killer karena tidak memiliki gejala tertentu dan hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan ke dokter. Oleh karena itu, banyak orang tidak menyadari jika dirinya sudah terkena kolesterol tinggi sampai ia mengalami serangan jantung atau stroke.
Mitos: Kolesterol tinggi adalah penyakit orang kaya.
Fakta: Kolesterol tinggi menyerang siapa saja, tidak peduli status ekonominya. Pada dasarnya semua orang memiliki kolesterol dalam tubuhnya. Orang miskin pun dapat terkena kolesterol tinggi jika asupan makannya tidak sehat, seperti mengonsumsi banyak gorengan dimana minyak yang digunakan mengandung lemak jenuh tinggi.
 
 
 
 
MAKANAN SEDAP MINUS KOLESTEROL
Sup buntut, iga bakar, babat gongso, hmm...siapa yang tidak ngiler mendengar bermacam jenis makanan itu. Tapi kalau ingat umur, wah, sudah tak berani menyentuhnya. "Kolesterol," begitu mungkin komentar Anda. Benarkah makanan-makanan sedap di atas harus dijauhi? "Dibatasi konsumsinya iya, tapi ada kok cara masak dan bumbu-bumbu tertentu yang bisa menghambat perubahan lemak tak jenuh menjadi lemak jenuh," kata Wied Harry, Konsultan Gizi dan Masak Sehat Alami.
MENYIASATI LEMAK
* Lemak tak jenuh bila dipanaskan pada suhu tertentu dapat berubah menjadi lemak jenuh. Tumpukan lemak jenuh ini bila dibiarkan terlalu pekat dalam tubuh dapat membentuk plak. Plak ini lama-kelamaan dapat membentuk sumbatan-sumbatan sehingga mengakibatkan gangguan seperti hipertensi, jantung, stroke dan yang terparah bisa berakibat kematian.
* Kunci mengolah masakan supaya menjadi makanan sehat sangat sederhana. Jangan takut menggunakan banyak bumbu. Namun yang dimaksud tentu saja bumbu-bumbu alami, minus penyedap, penguat rasa, bumbu instan dan sebagainya. Hampir semua bumbu alami mengandung zat-zat yang bisa saling melengkapi atau "menangkal" efek negatif dari bahan-bahan lainnya.
* Khusus untuk kolesterol, yang terpenting bukan menghilangkan lemak sama sekali dari menu sehari-hari, sebab bagaimanapun lemak tetap dibutuhkan tubuh.
BUMBU & BAHAN ANTI LEMAK JENUH
* Bumbu kari
Rempah-rempah yang terdapat dalam bumbu kari sangat bermanfaat untuk menghambat pembentukan lemak jenuh. Sejak zaman dulu ketumbar, jahe, jintan yang dicampurkan dipercaya bermanfaat untuk kesehatan.
* Bawang
Di dalam bawang terdapat senyawa yang dapat menghambat penggumpalan darah yaitu zat yang disebut ajone. Penelitian yang ada menyebutkan bahwa bawang dapat menurunkan kolesterol hingga 14% dan meningkatkan HDL (high density lipoprotein) sebanyak 40% bila dikonsumsi teratur minimal selama 6 bulan.
* Cabai
Makanan pedas yang mengandung cabai dipercaya bisa menyembuhkan beragam penyakit, misalnya flu ringan. Di dalam cabai terdapat zat yang disebut capcaisin yang dapat membantu membuka pembuluh darah sehingga menghambat penyumbatan, termasuk yang disebabkan oleh lemak jenuh.
* Santan
Selama ini santan ikut dituding sebagai penyebab kolesterol. Padahal di dalam santan sebenarnya terdapat lemak baik yang dibutuhkan oleh tubuh. Cara pengolahan yang salahlah yang menyebabkannya menjadi lemak jenuh.
* Minyak goreng
Tak semua minyak goreng jahat. Minyak kelapa alami atau yang sering disebut VCO (virgin coconut oil) hanya butuh suhu sekitar 600C saat dipanaskan. Dengan suhu tersebut, dalam VCO masih lebih dominan lemak baiknya. Bandingkan dengan minyak goreng biasa yang butuh suhu sampai 1200C untuk pemanasan. Sebagai catatan, makin tinggi suhu yang dibutuhkan suatu jenis minyak untuk menjadi panas, maka makin potensial perubahannya menjadi lemak jenuh.
CARA MEMASAK SEHAT
Selain bumbu/bahan masakan yang bisa menghambat pembentukan lemak menjadi lemak jenuh, cara masak pun sama pentingnya. Dengan cara masak yang benar, makanan yang disajikan akan lebih sehat. Berikut tip-tip cara mengolah makanan sehat yang disarankan Melinasari, M. Kes., dari Akademi Gizi Jakarta:
Merebus
Rebus daging hingga empuk, diamkan beberapa saat kalau perlu masukkan kulkas. Tujuannya supaya lemak-lemaknya terangkat ke permukaan. Bisanya akan terlihat langit-langit yang menutup permukaan, segera angkat dan buang. Setelah rebusan daging terbebas dari lemak yang mengambang, olah sesuai keinginan.
Memanggang
Meski ada kelebihan dan kekurangan masing-masing, prinsipnya memanggang lebih baik dari pada menggoreng. Gunakan wajan pemanggang yang tebal sehingga masakan tidak cepat gosong. Bedanya dengan membakar, memanggang masih menggunakan alat yang menghindarkan masakan bersentuhan langsung dengan api. Seperti diketahui makanan yang dibakar potensial karsinogenik (menyebabkan kanker).
Menggunakan santan
Santan masih tetap bisa digunakan dalam masakan selama mengolahnya benar, berikut cara mengolah santan yang disarankan Wied Harry:
- Didihkan air, setelah mendidih gunakan untuk memeras santan dan langsung dicampurkan dalam masakan. Cara ini bisa digunakan untuk membuat kolak/cendol misalnya.
- Gunakan santan encer yang diolah langsung dengan bahan makanan lainnya. Setelah matang, peras santan kental dengan menggunakan air matang. Cara ini bisa digunakan untuk membuat sayur lodeh, gulai dan sebagainya.
KIAT ORANG DULU
Kesadaran akan kolesterol sebenarnya baru muncul belakangan. Lantas bagaimana orang-orang zaman dahulu menyiasati hal ini? Dihubungi pada kesempatan terpisah, Bondan Winarno, pemerhati masakan tradisional, memberikan pendapatnya. Menurutnya, orang-orang zaman dahulu membatasi jumlah makanan yang dikonsumsinya. Umumnya mereka tidak makan dalam jumlah berlebihan dan aktivitas mereka lebih banyak karena terbatasnya sarana dan prasarana.
Kalaupun makan makanan yang potensial mengundang kolesterol jumlahnya sangat terbatas dan tidak setiap hari. Mereka lebih banyak menyantap makanan sehat seperti sayur dan buah. Pola makan seperti ini sudah sulit ditemui zaman sekarang. Selain makanan berlemak, junk food atau makanan siap saji menambah risiko menumpuknya kolesterol dalam tubuh.
Marfuah Panji Astuti.

Kirim email ke