kira2 roti apa ya yg aman?
  ----- Original Message ----- 
  From: susie 
  To: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com 
  Sent: Monday, August 11, 2008 3:09 PM
  Subject: [milis-nakita] Roti Bread Talk tahan lama.. INFO PENGAWET {01}


  Pak,  Sari Roti itu pakai pengawet..
  bapak bisa perhatikan (khususnya utk roti tawarnya) di bagian bawah kemasan..
  ini berlaku utk roti tawar kupas/gandum/dan yg premium itu..
  klo gak salah kalsium propionat..klo salah maaf ya :)

  berikut saya kopikan artikel tentang pengawet ini:

  MEMINIMALKAN BAHAYA ZAT-ZAT ADITIF PADA MAKANAN
  Andrie S. Praputranto 
  Tue, 13 Sep 2005 02:22:48 -0700

  *Meski tidak semua bahan pengawet berbahaya, orang tua hendaknya tetap 
  berhati-hati. Bahan pengawet yang dikatakan aman, jika dikonsumsi melebihi 
  dosis maksimum pun tetap berbahaya. * 

    Adakah makanan dalam kemasan yang tanpa bahan pengawet? Rasanya pertanyaan 
  tersebut terdengar aneh di zaman sekarang ini. Betapa tidak, nyaris setiap 
  hari perut kita tak pernah absen menerima pasokan makanan berbahan pengawet. 
  Jajanan bocah di warung-warung, juga aneka camilan dan minuman di 
  supermarket semuanya diduga kuat mengandung bahan makanan berpengawet. 
  Bahkan, aneka saus dan selai pun mengandung bahan pengawet. Terlebih sumber 
  makanan hewani dan nabati yang dikemas dalam kaleng. Dokter kandungan 
  biasanya tidak menganjurkan ibu hamil mengonsumsi makanan dalam kemasan 
  kaleng ini. 

  Menurut *Dr. Sri Durjati Boedihardjo*, ada beberapa alasan mengapa para 
  pembuat makanan mengawetkan produk mereka. Salah satunya karena daya tahan 
  kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak ( *perishable*). 
  Dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan 
  dan ini jelas-jelas sangat menguntungkan pedagang. 

  Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik 
  makanan itu sendiri. Seperti penambahan kalium nitrit agar olahan daging 
  tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya membuat konsumen 
  jatuh hati untuk membelinya. 
  Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro, Banten, secara garis besar 
  zat pengawet dibedakan menjadi tiga. Ada GRAS (*Generally Recognized as Safe 
  *) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama 
  sekali. Jenis berikut adalah ADI (*Acceptable Daily Intake*), yang
  selalu ditetapkan
  batas penggunaan hariannya (*daily intake* ) guna melindungi kesehatan 
  konsumen. Terakhir adalah zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi, 
  alias berbahaya seperti boraks, formalin dan rhodamin B. Formalin, misalnya, 
  bisa menyebabkan kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan 
  jantung. Sedangkan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat 
  menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit. 

  *PENGAWETAN ALAMI*

  * *DENGAN GARAM *

  Salah satu metode pengawetan alami yang sudah dilakukan masyarakat luas 
  selama bertahun-tahun adalah penggunaan garam atau NaCl. Larutan garam yang 
  masuk ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas 
  bakteri penyebab pembusukan, sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. 
  Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama 
  dibanding dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan beberapa hari atau 
  jam saja. Contohnya ikan yang hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan bisa 
  disimpan selama berminggu-minggu. Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu 
  mendapat perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan bisa memicu 
  penyakit darah tinggi. Apalagi jika keluarga si anak memiliki riwayat 
  hipertensi. 

  * *DENGAN SUHU RENDAH* 

  Metode lain yang dianggap aman adalah pengawetan dengan menyimpan bahan 
  pangan tersebut pada suhu rendah. Suhu di bawah nol derajat Celcius mampu 
  memperlambat reaksi metabolisme, disamping mencegah perkembangbiakan 
  mikroorganisme yang bisa merusak makanan. 

  Prosedur pengawetan melalui pembekuan ini bisa membuat makanan awet disimpan 
  selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Meski begitu, kualitas makanan 
  yang dibekukan tetap saja berkurang sedikit dibandingkan makanan segarnya. 
  Selain itu, pembekuan juga berpengaruh terhadap rasa, tekstur dan warna 
  maupun sifat-sifat lain dari makanan tersebut. 

  * *DENGAN PENGERINGAN* 
  Cara lain yang juga kerap dilakukan untuk mengawetkan makanan adalah 
  pengeringan karena air bebas merupakan faktor utama penyebab kerusakan 
  makanan. Semakin tinggi kadar air dalam makanan tertentu, maka semakin cepat 
  proses kerusakannya. Melalui proses ini, air yang terkandung dalam bahan 
  makanan akan diminimalkan. Dengan begitu, mikroorganisme perusak makanan 
  tidak bisa berkembang biak. 

  Seperti halnya makhluk hidup yang kita jumpai sehari-hari, baik jamur, 
  kuman, maupun bakteri memerlukan air untuk bisa bertahan hidup. Namun agar 
  hasilnya bisa maksimal, proses pengeringan harus berjalan sempurna. Jika 
  tidak, jamur dan mikroba tetap bisa tumbuh pada makanan yang berarti tidak 
  aman lagi dikonsumsi. 

  Lebih lanjut, ahli gizi yang kerap disapa Ndung ini menuturkan, berdasarkan 
  Permenkes No.722/88 terdapat 25 jenis pengawet yang diizinkan untuk 
  digunakan dalam makanan. Meski termasuk kategori aman, hendaknya bahan 
  pengawet tersebut harus digunakan dengan dosis di bawah ambang batas yang 
  telah ditentukan. 

  *BAHAN-BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN:*

  1. asam benzoat, 

  2. asam propionat, 

  3. asam sorbat, 

  4. sulfur dioksida, 

  5. etil p-hidroksi benzoat, 

  6. kalium benzoat, 

  7. kalium sulfit, 

  8. kalium bisulfit, 

  9. kalium nitrat, 

  10. kalium nitrit, 

  11. kalium propionat, 

  12. kalium sorbat, 

  13. kalsium propionat, 

  14. kalsium sorbat, 

  15. kalsium benzoat, 

  16. natrium benzoat, 

  17. metil-p-hidroksi benzoat, 

  18. natrium sulfit, 

  19. natrium bisulfit, 

  20. natirum metabisulfit, 

  21. natrium nitrat, 

  22. natrium nitrit, 

  23. natrium propionat, 

  24. nisin, dan 

  25. propil-p-hidroksi benzoat. 

   *BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN NAMUN KURANG AMAN*

  B eberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif jika 
  dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan secara 
  berlebihan. 

  * *Kalsium Benzoat* 
  Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin 
  (racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat 
  mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat 
  memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat 
  digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, 
  sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada 
  penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat 
  bisa memicu terjadinya serangan asma. 

  * *Sulfur Dioksida (SO2)* 

  Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, 
  kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet 
  tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, 
  mutasi genetik, kanker dan alergi. 

  * *Kalium nitrit* 

  Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. 
  Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam 
  waktu yang singkat. Sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk 
  mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. 

  Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang 
  diawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah 
  tersebut bisa menyebabkan keracunan, selain dapat mempengaruhi kemampuan sel 
  darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, menyebabkan kesulitan 
  bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah. 

  * *Kalsium Propionat/Natrium Propionat* 

  Keduanya yang termasuk dalam golongan asam propionat sering digunakan untuk 
  mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan 
  untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang 
  disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan. Sedangkan untuk makanan 
  berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3% atau 3 gram/kg bahan. 
  Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, 
  kelelahan, dan kesulitan tidur. 

  * *Natrium Metasulfat* 

  Sama dengan Kalsium dan Natrium Propionat, Natrium Metasulfat juga sering 
  digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa 
  menyebabkan alergi pada kulit. 

  ** **Asam Sorbat* 
  Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah dan produk 
  minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi 
  tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. Batas maksimum penggunaan 
  asam sorbat (mg/l) dalam makanan berturut-turut adalah sari buah 400; sari 
  buah pekat 2100; squash 800; sirup 800; minuman bersoda 400. 

  *BAHAN PENGAWET YANG TIDAK AMAN*

  * *Natamysin *

  Bahan yang kerap digunakan pada produk daging dan keju ini, bisa menyebabkan 
  mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit. 

  * *Kalium Asetat* 

  Makanan yang asam umumnya ditambahi bahan pengawet ini. Padahal bahan 
  pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal. 

  * *Butil Hidroksi Anisol (BHA)* 
  Biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, *shortening*, 
  keripik kentang, pizza, dan teh instan. Bahan pengawet jenis ini diduga bisa 
  menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker. 

  *PERHATIKAN JUGA BAHAYA LAIN*

  *N**dung* mengingatkan, orang tua sebaiknya menganggap zat pewarna, zat 
  pengawet, dan penyedap rasa saja yang membahayakan. Soalnya, tindakan yang 
  dilakukan terhadap makanan juga bisa membahayakan. "Orang yang membakar 
  makanan sampai gosong, misalnya, menganggap tidak ada masalah. Padahal, 
  makanan yang gosong tersebut bisa memicu kanker," ungkapnya. 

  Botol plastik minuman air dalam kemasan yang dipakai ulang secara 
  terus-menerus juga tidaklah aman. Sebab bahan plastik botol yang
  terbuat *polyethylene
  terephthalate *tersebut mengandung zat-zat karsinogen yang memicu timbulnya 
  kanker. Kebiasaan memakai ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat 
  karsinogennya melarut dalam air minum. Akibatnya, risiko terkena kanker pun 
  semakin besar. Itulah sebabnya, konsumen hendaknya betul-betul mematuhi 
  instruksi yang tertera pada botol tersebut. "Jika memang botol tersebut 
  untuk sekali pakai, ya jangan dipakai berulang-ulang dong," katanya. 

  Selain itu zat pemicu kanker juga ditemukan pada makanan-makanan dengan 
  pengolahan yang tidak tepat. Contohnya, pemanasan dengan suhu tinggi dalam 
  jangka waktu lama bisa menghasilkan senyawa yang disebut *trans-fatty
  acid*(TFA). "Cara menggoreng dengan menggunakan minyak goreng yang
  sama secara
  berulang kali pun," tutur Ndung, "bisa menimbulkan radikal bebas dalam 
  tubuh." 
  Jangan abaikan pula penggunaan pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin. 
  Walaupun pemakaiannya diizinkan, FDA (*Food and Drug Association*) tetap 
  memberikan batasan-batasan. Untuk siklamat, penggunaan maksimalnya adalah 
  11mg/kg berat badan/hari, sedangkan sakarin 5 mg/kg berat badan/hari. Jika 
  dikonsumsi secara berlebihan, kedua senyawa ini bisa memicu kanker kandung 
  kemih. 

  *TIPS AMAN MEMILIH MAKANAN:* 

  *Apakah* makanan yang dikonsumsi aman? Ndung memberikan sejumlah tip untuk 
  menjadi acuan buat orang tua: 

  * Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari 
  warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok 
  ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga 
  dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan 
  daging segarnya. 

  * Jangan lupa cicipi juga rasanya. Biasanya lidah kita juga cukup jeli 
  membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak 
  aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar. 

  * Perhatikan juga kualitas makanan tersebut, apakah masih segar, atau malah 
  sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur 
  menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan tersebut 
  sudah kedaluwarsa. 

  * Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah 
  rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme. 

  * Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan 
  makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan. 

  * Ingat juga, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu 
  aman buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini 
  menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja reaksi semacam ini tidak akan muncul 
  jika konsumennya tidak memiliki riwayat alergi. 

  Ndung menyontohkan pengawet Kalsium Benzoat pada produk minuman ringan yang 
  amat digandrungi anak-anak. "Bagi anak-anak yang sehat mungkin tidak 
  berdampak apa-apa, tapi bagi anak-anak yang mengidap asma, kandungan bahan 
  pengawet ini bisa membuat asmanya kambuh." 

  * Kalaupun hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar 
  di Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) yang bisa dicermati dalam label 
  yang tertera di kemasannya. 
  *Sumber : Tabloid Nakita*

  regards,
  susie
    ----- Original Message ----- 
    From: M. Marzuki Suseno 
    To: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com 
    Sent: Monday, August 11, 2008 2:35 PM
    Subject: [milis-nakita] Roti Bread Talk tahan lama...sampai 2 MINGGU??? {03}


    Memang kalo Roti itu kalau tanpa ditambahi zat pengawet normalnya tahan 
berapa lama ?

    Sari Roti juga bertahan 3 - 4  hari kalau dilihat dari kemasannya. Apakah 
juga pakai pengawet ?

    Apakah karena mahal jadi bisa bertahan lama ? [Buat beli pengawet yang 
alami kali ya sehingga harganya jadi mahal.] J.

     

     


----------------------------------------------------------------------------

    From: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On 
Behalf Of Boni
    Sent: Tuesday, August 12, 2008 5:08 AM
    To: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
    Subject: [milis-nakita] Roti Bread Talk tahan lama...sampai 2 MINGGU??? {02}

     

    Iya mbak..saya pernah membuktikan sendiri koq..tapi gak sampe seminggu

    Cuma sampe tiga hari..roti yang ada abonnya diatasnya itu.emang tuh 
favorite 

    Heran lho tekstur bau ma rasanya masih sama lho

     

Kirim email ke