Dear all..

buka mata..
pasang telinga..
selingkuhkah pasangan Anda????
atau anda yang selingkuh????

Have a nice weekend.

 *****

 Selingkuh Bukan Cuma Seks!

 Rino (nama samaran), 43, terduduk lemas. Perselingkuhan istrinya
 membuat pria pekerja keras itu kaget, geram, tak percaya, kecewa,
 dan pasrah. Hancur sudah harapannya memiliki sebuah rumah tinggal.
 Luluh lantak juga upayanya menyisihkan gaji bulanan, selama sepuluh
 tahun terakhir. Semua gara-gara selingkuh, kuh, kuh!

 Lima belas tahun lalu, Rino menikahi wanita yang dicintainya, sebut
 saja Tina (38) di Yogyakarta. Dua tahun kemudian, setelah anak
 pertama lahir, mereka pindah ke Jakarta. Mereka mengontrak sebuah
 rumah di kawasan Cileduk. Karena lingkungan rumah itu dirasa kurang
 sehat, dua tahun kemudian Rino memboyong keluarganya ke Kebonjeruk.
 Rumah mungil itu penuh pepohonan, sehingga hobi Rino bercocok tanam
 agak tersalurkan.

 Malu lima tahun menjadi "kontraktor" alias pengontrak rumah, Rino
 dan Tina sepakat menyisihkan gaji bulanan untuk membeli rumah
 sendiri. Uang tabungan ini disimpan dalam rekening bank atas nama
 Tina. Rino pun minta izin pulang agak malam, untuk
 mencari "tambahan" penghasilan, membantu bisnis percetakan temannya
 di kawasan Kedoya.

 Sepuluh tahun berlalu, Rino merasa, sudah waktunya mereka memiliki
 rumah sendiri. Apalagi tabungan di bank sudah cukup, harga properti
 pun sedang miring. Makanya, dia begitu sumringah ketika seorang
 teman kantor menawarkan sebuah rumah di daerah Srengseng, Jakarta
 Barat. Harganya pas di kantung, kondisi rumah plus lingkungannya oke
 punya.

 Sore itu, dengan hati berbunga, Rino memarkir motor di teras rumah
 yang sudah dikontraknya 11 tahun. Tina yang sedang menyetrika,
 ditariknya ke dalam kamar. "Aku sudah menemukan rumah. Suasananya
 sejuk seperti di sini. Harganya pun terjangkau." Anehnya, air muka
 Tina berubah drastis. "Besok kita lihat ke sana. Aku sudah kasih
 persekot," bujuk Rino.

 Makin aneh, Tina malah menangis. "Maaf, Mas," akhirnya dia
 bicara, "Uangnya sudah kupakai membantu perawatan bapak tempo hari,
 dan membantu kuliah Dik Anto dan Dik Wanti. Sisanya tinggal Rp 20
 juta saja." Byar! Bagai tersambar petir, Rino langsung tak berdaya.
 Nyaris pingsan dia.

 Kartu kredit bengkak

 Kasus yang dijumput dari ruang praktik Dr. Sukiat, ahli psikologi
 klinis khinis yang juga konselor perkawinan ini, konon bisa
 digolongkan perselingkuhan. Lo, kok begitu?
 Ya, "Yang dimaksud berselingkuh adalah perbuatan yang dianggap
 menyimpang dari kesepakatan bersama, dan dilakukan tanpa
 sepengetahuan pihak lain," kata Sukiat meluruskan.

 Psikolog yang pernah bikin geger dengan hasil penelitiannya di suatu
 majalah, bahwa dua dan tiga wanita Jakarta memiliki PIL (pria idaman
 lain) ini menyayangkan sikap Tina yang tidak berterus terang pada
 suaminya, tentang penggunaan uang tabungan itu. Jika sejak awal
 dibicarakan, tentunya Rino bisa memahami, sehingga ia tidak
 terlanjur memiliki angan-angan muluk tentang sebuah rumah masa depan.

 Alhasil, sudah dua tahun terakhir ini pasutri yang dulu bahagia itu
 tak bertegur sapa. Susah payah Sukiat mendamaikan perang dingin itu.
 Menurut staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini,
 kasus sejenis cukup sering terjadi. Selain Rino-Tina, juga Rendy
 (nama palsu), 35, bernasib serupa. Staf pimpinan cabang sebuah bank
 yang pernah lolos likuidasi ini mempercayakan pengelolaan keuangan
 rumah tangga pada istrinya yang cantik, Meiske (bukan nama asli),
 33, jebolan sekolah sekretaris.

 Sejak pandangan pertama, Rendy memang tertarik pada kepandaian
 Meiske merawat penampilan. Walau anak mereka sudah dua orang,
 penampilan istninya itu tak beda jauh dengan saat masih gadis.
 Namun, manisnya cinta luntur perlahan oleh tagihan kartu kredit
 Meiske yang sejak setengah tahun ini grafiknya menanjak terus. Rasa
 cinta Rendy membuatnya tumpul di hadapan Meiske.

 Buntutnya, Rendy meledak juga, ketika dua bulan terakhir itu tagihan
 kartu kredit melebihi gaji bulanannya. Berarti, ia harus berutang
 untuk menutupinya. Dari hasil "interogasi" terungkap, gaya hidup
 istrinya itu amat mahal. Biaya salon, sandang dan pangan, serta
 ongkos pergaulannya, biasa diatasi dengan menggesek kartu kredit.
 Belum lagaknya yang bak
 nyonya besar saat di arisan. Suka memberi pinjaman, tapi gengsi
 menagih. Pantas saja Rendy kebobolan.

 Yang paling menyakitkan hati Rendy banyak informasi dan sumber resmi
 dan terpercaya, sejak setahun belakangan ini Meiske memiliki PIL.
 Belum sebulan lalu, Rendy memutuskan bercerai, bukan karena ia
 merasa otot-ototnya kalah besar dengan pacar Meiske yang pelatih
 kebugaran itu, tapi ia merasa dikhianati dan dibobongi. Jika
 dimaafkan, di masa depan pasti Meiske akan mengulangi lagi dengan
 derajat perselingkuhan lebih canggih.

 Kasus perselingkuhan, memang ibarat makanan basi. Walaupun dibungkus
 rapi, suatu saat akan mengeluarkan aroma tak sedap. Sumarni (63),
 misalnya. Selama 40 tahun mendampingi Broto, mantan karyawan salah
 satu maskapai penerbangan, seorang figur suami dan ayah ideal yang
 setia dan mencintai keluarga. Rumah tangga mereka membuahkan enam
 orang anak dan 11 cucu. Sayang, dua tahun lalu Broto meninggal dunia
 karena serangan jantung.

 Suatu pagi, saat menyuapi cucu, seorang pemuda mengetuk pintu pagar.
 Karena mengonfirmasi alamat Pak Broto, ia dipersilakan masuk dan
 duduk di teras. Sumarni terheran-heran mendengar kisah si pemuda
 asal Malaysia yang mengaku telab bertahun-tahun mencari ayahnya. Ia
 yakin ayahnya masih hidup, meski sejak kecil ibu dan keluarganya
 bilang, sang
 ayah sudah meninggal. Si pemuda lantas mengeluarkan sebuah foto.
 Foto seorang ayah sedang menggendong bayi. Foto itu, ternyata, foto
 Broto!

 Sumarni hampir pingsan. Tampaknya, ketika bertugas setahun di negeri
 jiran, suaminya yang baik hati itu berselingkuh, hingga punya anak.
 Untunglah, nenek bijak itu cepat menguasai diri. Ia bahkan
 mengantarkan anak tirinya itu berziarah ke makam Broto. Ketabahan
 hati yang dipuji oleh Sukiat. Meski ceritanya mungkin akan berbeda,
 jika Broto masih hidup.

 Banyak jalan selingkuh

 Tak dipungkiri oleh Sukiat, ketika tahu pasangannya selingkuh,
 umumnya reaksi suami atau istri pasti frustasi atau kecewa berat.
 Sebab, harapan agar pasangan selalu komit terhadap kesepakatan
 bersama, ternyata dilanggar.
 Rata-rata mereka yang tersakiti akan bertingkah laku agresif.
 Artinya, menyatakan kekecewaan dengan menyerang dan menyakiti fisik
 atau perasaan orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.

 Tingkah laku agresif verbal misalnya mengucapkan kata-kata yang
 langsung menyakiti atau lewat sindiran-sindiran pedas. Sementara
 tingkah laku nonverbal antara lain berbentuk penyerangan fisik,
 ngambek, mogok bicara, mogok berfungsi sebagai istri atan suami, dan
 sejenisnya.

 Selain itu, orang yang frustasi bisa menampilkan tingkah laku
 blocking dalam bentuk depresi atau murung, sedih yang
 berkepanjangan. Yang jarang terjadi, "Si pasangan bertingkah laku
 adaptif rasional, yaitu tanpa emosi negatif yang berlebihan seperti
 marah, murung, jengkel, dan
 lain-lain. Ia berusaha memahami mengapa pasangannya melakukan
 perselingkuhan. Lalu mencari alternatif pemecahannya," terang
 Sukiat, sembari mencontohkan reaksi positif Sumarni.
 Sedangkan pihak yang berselingkuh, setelah perbuatannya diketahui
 pasangan, biasanya langsung bereaksi defensif. Pertama-tama ia akan
 dengan keras tidak mengakui perbuatannya. Dengan berbagai dalih
 mempertahankan diri, tak mungkin dirinya berselingkuh. Namun,
 setelah disajikan bukti-bukti nyata, ia akan menyerang balik dengan
 menyalahkan pasangannya sebagai penyebab perselingkuhan. Misalnya,
 menyalahkan sikap dan perbuatan pasangannya yang begini dan begitu.

 Bila suami yang berselingkuh, menurut Sukiat, ia akan kebingungan
 dan stres berkepanjangan. Hal ini karena rasa tanggungjawabnya. "Ia
 tak bisa meninggalkan istri dan anak-anaknya, juga sulit melepas WIL-
 nya. Kecuali salah satu dari mereka, istrinya atau WIL-nya, ngotot
 untuk berpisah." Sebaliknya, bila istri yang berselingkuh, ada yang
 sampai tega meninggalkan keluarganya.

 "Hal ini dapat dipahami, karena dalam hal bercinta, perempuan
 menganut penyerahan total," kata Sukiat. Meski dia juga mengakui,
 ada pula pihak istri peselingkuh yang kembali pada suami dan anak-
 anaknya.

 Omong-omong, bagaimana sebenarnya perselingkuhan bisa terjadi?

 Berdasarkan pengalaman praktik Dr. Sukiat, umumnya suami
 berselingkuh ketika istri mulai "tidak nyambung" lagi ketika diajak
 bicara, baik dalam topik pembicaraan maupun wawasannya. Dengan kata
 lain, tidak dialogis lagi. Bisa juga lantaran si istri hilang respek
 terhadap suami, sehingga cenderung menyalahkan, menuntut, bahkan
 merendahkan suami.

 Selingkuh bisa pula terpacu oleh keinginan advonturir seks, atau ada
 masalah dalam kehidupan seksualnya dengan istri, yang tidak
 diungkapkan. Sebaliknya, tandas Sukiat, istri berselingkuh umumnya
 bukan karena seks sebagai faktor utama, melainkan karena kesepian
 secara batiniah. Maksudnya, "Suami kurang peduli, kurang perhatian,
 kurang mengasihi yang ditunjukkan secara nyata, kurang mengayomi,
 dan tidak ada lagi hal-hal yang perlu dikagumi pada diri suami."

 Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

 Pertama-tama, masing-masing pihak harus mengelola emosinya. Dalam
 keadaan emosi tinggi, bukannya penyelesaian yang akan terjadi,
 melainkan pertengkaran yang tambah meruncing. "Bila emosi dalam
 keadaan rendah, masing-masing pihak akan sabar dan mau mendengar
 secara utuh serta memahami pihak lain. Masing-masing juga mau
 mengungkapkan pendapat serta perasaannya tanpa menyakiti hati pihak
 lain," jelas Sukiat.

 Setelah memahami pihak lain, selanjutnya ditinjau ulang pemahaman
 tentang tujuan berkeluarga. Apabila tujuannya sama, misalnya
 membesarkan dan mendidik anak untuk menjadi manusia dewasa yang
 berguna, barulah didiskusikan berbagai alternatif jalan keluar dari
 permasalahan itu. "Satu hal yang perlu diperhatikan, jagalah
 kesabaran. Perubahan tidak akan terjadi seperti membalikkan telapak
 tangan. Bisa terjadi sebulan, berbulan-bulan, bahkan mungkin
 bertahun atau berpuluh tahun."

 Berdasarkan pengalaman, setelah jalan keluar ditemukan, pihak yang
 diselingkuhi biasanya menuntut terjadi perubahan dengan cepat dan
 segera. Padahal, sikap itu akan membuat masalah kembali ke titik
 nol. Jadi, "Sikap sabar akan sangat, sangat membantu," tutup Dr.
 Sukiat. (Dharnoto/Intisari)

 Sumber: Selingkuh Bukan Cuma Seks








Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
     using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
           accept no liability for any loss or damage arising
               from the use of this E-Mail or attachments.



=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nova
milis-nova@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nova@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke